Mohon tunggu...
dynahrosita
dynahrosita Mohon Tunggu... Administrasi - Suka baca komentar netizen... Untuk bahan obrolan...

Saya senang memasak yang mudah dan pasti enak (kukus sayuran/umbi2an dan bikin nasi/mie goreng). Rajin bersih-bersih toilet, karena gak suka dengan toilet yang bau dan kotor...Tapi, saya males beresin tempat tidur, hahaha... Saya suka berinteraksi dengan alam, seperti hiking, camping dan bersepeda.

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Rasakan Pedulinya, Rasakan Dukanya

8 Juli 2021   12:25 Diperbarui: 8 Juli 2021   21:56 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi isolasi mandiri di rumah (SHUTTERSTOCK/irem01)

Sudah jatuh tertimpa tangga yang banyak, begitu nasib teman kedua saya ini. Ia yang telah menerima teguran, kemudian meminta maaf kepada tenaga kesehatan tersebut dan memohon-mohon untuk memberikannya surat rujukan ke rumah sakit, tapi malangnya ia hanya disuruh pulang dan tidak mendapatkan surat rujukan dari puskesmas setempat. 

Malam hari di tanggal 7 Juni 2021, kami bertiga pergi ke salah satu rumah sakit yang ditunjuk pemerintah untuk perawatan pasien Covid 19, karena mendapat bantuan dari teman saya yang pertama untuk mencari rujukan ke rumah sakit tersebut. 

Akhirnya kami bertiga dirawat dengan masing-masing penanganan. Bagi teman saya yang sedang hamil, ruangannya pun terpisah dari kami berdua. Lalu saya satu ruangan dengan teman saya yang kedua. 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Kami mendapatkan ruangan yang sangat layak dan pelayanan yang baik saat itu. Namun, teman saya yang kedua, tiap malam sering mengeluh terkait keadaannya ditambah dengan mimpi buruk yang ia alami. 

Malam itu, ia langsung terbangun dengan meronta-ronta sambil memegang dadanya dan bercerita kepada tenaga kesehatan yang sedang berjaga, "Suster, dokter, tolong saya. Saya sesak, saya tidak bisa tidur karena mimpi," katanya dengan suara pelan.

Seketika tenaga kesehatan yang sedang berjaga menanggapi pertanyaannya, "Ibu mimpi apa? Coba ibu pelan-pelan tarik nafas, lalu buang dan lakukan lagi ya, bu. Gimana, sudah lebih baik bu?"

Lalu saya terbangun dari tidur untuk mendengar dan melihat kejadiannya. Teman saya yang kedua terlihat sangat ketakutan dalam menghadapi semua ini. Ia bercerita takut mati karena Covid 19 kepada para tenaga kesehatan di rumah sakit. 

Setelah berhari-hari, saya dan dua teman saya yang dirawat diminta untuk isolasi mandiri hingga jadwal kontrol ditentukan. 

Saya pikir ini cepat berakhir, ternyata masa pemulihan tidaklah mudah bagi saya dan yang lain. Saya masih mengalami demam selama 2 minggu dan batuk hingga kini. Begitu pun dengan teman saya yang hamil, ia juga mengalami pusing, mual, dan muntah. 

Tak ketinggalan dengan teman ketiga saya, ia mengalami hal yang sangat membuat saya dan teman saya yang kedua ikutan panik.

Mulanya saat teman ketiga saya pulang dari rumah sakit, ia mengalami dada yang sangat panas hingga susah tidur. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun