Boyolali, Kompas – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Semarang (UNNES) menggelar sosialisasi pemanfaatan minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi di Dukuh Kerten RT 06/02, Desa Doplang, Kecamatan Teras, Boyolali, pada Kamis (7/8/2025). Kegiatan ini menyasar ibu-ibu PKK setempat dengan tujuan emberikan edukasi tentang bagaimana mengelola limbah rumah tangga agar lebih bermanfaat sekaligus memiliki nilai ekonomis.
Sosialisasi ini menjadi salah satu program kerja KKN UNNES GIAT 12 yang fokus pada isu lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Minyak jelantah dipilih sebagai bahan utama karena penggunaannya yang hampir selalu ada dalam kegiatan rumah tangga, terutama untuk menggoreng makanan. Namun, selama ini sebagian besar minyak jelantah hanya dibuang begitu saja, bahkan ada yang digunakan kembali secara berulang, padahal berisiko terhadap kesehatan.
Di Balai Pertemuan Dukuh Kerten, mahasiswa memperlihatkan secara langsung cara mengolah minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi. Proses dimulai dari penyaringan minyak bekas, kemudian pencampuran dengan bahan tambahan seperti asam stearat, hingga tahap pencetakan. Tak hanya melihat, para peserta juga diberi kesempatan untuk praktik langsung membuat lilin aromaterapi dengan berbagai aroma dari minyak esensial.
Antusiasme peserta terlihat sejak awal kegiatan. Ibu-ibu PKK tampak aktif mengajukan pertanyaan, menulis catatan tentang langkah-langkah pembuatan, hingga mencoba langsung teknik pencetakan lilin. Sebagian besar peserta mengaku baru mengetahui bahwa minyak jelantah ternyata bisa diolah menjadi produk bernilai guna, tidak sekadar dibuang begitu saja.
Kegiatan ini tidak hanya memberi pengalaman baru, tetapi juga membuka peluang usaha kecil berbasis rumah tangga. Lilin aromaterapi yang dihasilkan dari minyak jelantah memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibanding minyak bekas yang tidak terpakai. Jika dikembangkan, produk ini bisa menjadi salah satu alternatif sumber pendapatan bagi masyarakat.
Sosialisasi kemudian ditutup dengan pembagian hasil lilin aromaterapi yang dibuat bersama peserta. Mahasiswa berharap, kegiatan ini dapat diterapkan secara berkelanjutan di masyarakat dan menjadi salah satu langkah nyata warga desa dalam menjaga kebersihan lingkungan. Selain itu, inovasi ini juga diharapkan mampu mendorong terciptanya ekonomi kreatif di tingkat lokal.