Mohon tunggu...
Dyah Nuriiw
Dyah Nuriiw Mohon Tunggu... Universitas Negeri Semarang

Hobi saya membaca, berenang dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa KKN UNNES GIAT 12 Desa Doplang Sosialisasikan Pemanfaatan Minyak Jelantah Jadi Lilin Aromaterapi

29 Agustus 2025   23:11 Diperbarui: 29 Agustus 2025   23:11 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Setelah demosntrasi pembuatan lilin aromaterapi dari limbah minyak jelantah (Dokumentasi Pribadi)

Boyolali, Kompas – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Semarang (UNNES) menggelar sosialisasi pemanfaatan minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi di Dukuh Kerten RT 06/02, Desa Doplang, Kecamatan Teras, Boyolali, pada Kamis (7/8/2025). Kegiatan ini menyasar ibu-ibu PKK setempat dengan tujuan emberikan edukasi tentang bagaimana mengelola limbah rumah tangga agar lebih bermanfaat sekaligus memiliki nilai ekonomis. 


Sosialisasi ini menjadi salah satu program kerja KKN UNNES GIAT 12 yang fokus pada isu lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Minyak jelantah dipilih sebagai bahan utama karena penggunaannya yang hampir selalu ada dalam kegiatan rumah tangga, terutama untuk menggoreng makanan. Namun, selama ini sebagian besar minyak jelantah hanya dibuang begitu saja, bahkan ada yang digunakan kembali secara berulang, padahal berisiko terhadap kesehatan. 

Di Balai Pertemuan Dukuh Kerten, mahasiswa memperlihatkan secara langsung cara mengolah minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi. Proses dimulai dari penyaringan minyak bekas, kemudian pencampuran dengan bahan tambahan seperti asam stearat, hingga tahap pencetakan. Tak hanya melihat, para peserta juga diberi kesempatan untuk praktik langsung membuat lilin aromaterapi dengan berbagai aroma dari minyak esensial. 


Pemaparan dan demonstrasi pembuatan lilin aromaterapi (Dokumentasi Pribadi)
Pemaparan dan demonstrasi pembuatan lilin aromaterapi (Dokumentasi Pribadi)
Mahasiswa KKN UNNES GIAT 12, Putri Meliana menjelaskan bahwa program ini diinisiasi karena banyaknya penggunaan minyak goreng di rumah tangga yang menghasilkan limbah minyak jelantah. “Kalau tidak dikelola, minyak jelantah bisa mencemari lingkungan. Dengan inovasi ini, limbah dapat diubah menjadi produk bermanfaat yang juga berpotensi menambah penghasilan,” ujarnya.

Antusiasme peserta terlihat sejak awal kegiatan. Ibu-ibu PKK tampak aktif mengajukan pertanyaan, menulis catatan tentang langkah-langkah pembuatan, hingga mencoba langsung teknik pencetakan lilin. Sebagian besar peserta mengaku baru mengetahui bahwa minyak jelantah ternyata bisa diolah menjadi produk bernilai guna, tidak sekadar dibuang begitu saja.

Saat salah satu peserta mengikuti cara pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah (Dokumentasi Pribadi)
Saat salah satu peserta mengikuti cara pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah (Dokumentasi Pribadi)
Salah satu peserta, Nofi, menyampaikan kesannya. “Saya sangat senang ikut kegiatan ini. Awalnya saya kira minyak jelantah hanya bisa dibuang, ternyata bisa dibuat lilin aromaterapi yang wangi dan cantik. Ke depan, saya ingin coba praktik di rumah, mungkin bisa untuk dipakai sendiri atau dijual,” katanya. 

Foto saat salah satu peserta ikut praktik pembuatan lilin aromaterapi (Dokumentasi Pribadi)
Foto saat salah satu peserta ikut praktik pembuatan lilin aromaterapi (Dokumentasi Pribadi)

Hasil pembuatan lilin aromaterapi dengan wangi essensial oil (Dokumentasi Pribadi)
Hasil pembuatan lilin aromaterapi dengan wangi essensial oil (Dokumentasi Pribadi)

Kegiatan ini tidak hanya memberi pengalaman baru, tetapi juga membuka peluang usaha kecil berbasis rumah tangga. Lilin aromaterapi yang dihasilkan dari minyak jelantah memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibanding minyak bekas yang tidak terpakai. Jika dikembangkan, produk ini bisa menjadi salah satu alternatif sumber pendapatan bagi masyarakat.

Sosialisasi kemudian ditutup dengan pembagian hasil lilin aromaterapi yang dibuat bersama peserta. Mahasiswa berharap, kegiatan ini dapat diterapkan secara berkelanjutan di masyarakat dan menjadi salah satu langkah nyata warga desa dalam menjaga kebersihan lingkungan. Selain itu, inovasi ini juga diharapkan mampu mendorong terciptanya ekonomi kreatif di tingkat lokal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun