Mohon tunggu...
Dyah Puspa Maharani
Dyah Puspa Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi Ilmu Hubungan Internasional UPN Veteran Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Presidensi G20 dan Keuntungannya bagi Indonesia

9 Oktober 2022   17:02 Diperbarui: 10 Oktober 2022   00:12 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada awal tahun 2022, nama Maudy Ayunda menjadi kontroversi lantaran perekrutannya sebagai juru bicara dalam presidensi G20 di Indonesia karena dianggap tidak memiliki pengalaman di bidang diplomatik maupun ekonomi terlebih dengan urgensinya dalam menghadapi isu yang cukup memanas terkait Rusia sebagai salah satu anggota G20. Daripada membahas pro dan kontra tersebut, yuk, kita bahas mengenai apa sih G20 dan keuntungan apa yang bisa didapatkan oleh Indonesia dalam Presidensi G20 periode 2021-2022 ini?

Apa Itu G20?

Dikutip dari situs resmi Kementerian Luar Negeri Indonesia dan Sherpa G20 Indonesia, G20 merupakan singkatan dari Group of Twenty yang artinya kelompok dari/milik 20 (negara) yang dibentuk pada tahun 1999 sebagai respon dari krisis ekonomi global pada tahun 1997-1998 yang bertujuan untuk memastikan bahwa dunia muncul dari krisis serta untuk menciptakan ketahanan dan penguatan pertumbuhan ekonomi global. Mulanya, G20 ini merupakan pertemuan antara menteri-menteri keuangan negara serta Kepala-kepala Bank Sentral negara dalam upaya memperluas diskusi kebijakan yang menguntungkan demi mengatasi krisis finansial dan krisis ekonomi global. Sebagai suatu forum ekonomi, G20 beranggotakan 19 negara yaitu Argentina, Australia, Brazil, Kanada, China, Perancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Kurea Selatan, Turki, Inggris, Amerika Serikat, serta satu lagi Uni Eropa yang diwakili oleh Bank Sentral Eropa (European Central Bank) dan Komisi Eropa (European Commisision). Negara-negara yang tergabung dalam G20 ini secara kumulatif terhitung menguasai 75% perdagangan dunia, 80% investasi global, 85% PDB dunia, serta 66% populasi dunia. 

Pertemuan yang diselenggarakan G20 ini dibagi ke dalam dua jalur, yaitu Sherpa Track yang membahas mengenai isu-isu ekonomi nonkeuangan mencakup energi, pembangunan, pendidikan, pariwisata, tenaga kerja, perdagagangan, pertanian, ekonomi digital, industri, kesehatan, investasi, perubahan iklim, lingkungan, dan antikorupsi, serta Finance Track yang berfokus pada isu-isu di bidang moneter, fiskal, keuangan, dan ekonomi.

Presidensi G20

G20 ini tidak memiliki sistem sekretariat yang permanen, sehingga secara berkala atau sekitar setahun sekali, secara konsensus akan dipilih presidensi G20 atau tuan rumah secara konsensus dalam KTT berdasarkan sistem rotasi kawasan. Pada KTT G20 ke 15 di Riyadh, Arab Saudi yang diselenggarakan pada 22 November 2020, Indonesia ditetapkan sebagai Presidensi G20 periode 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022 dengan serah terima Presidensi dari Italia sebagai Presidensi sebelumnya kepada Indonesia yang dilaksanakan di Roma, Italia pada 29 Oktober 2021.

Pertemuan Pertama Sherpa G20 Presidensi Indonesia. Sumber: kemlu.go.id
Pertemuan Pertama Sherpa G20 Presidensi Indonesia. Sumber: kemlu.go.id

Presidensi G20 di Indonesia

Dunia saat ini tengah menghadapi krisis multidimensi sehubungan dengan terjadinya Pandemi Covid-19. Sebagai sekelompok negara yang menguasai sebagian besar ekonomi dunia dan politik, G20 diharapkan mampu berperan dalam mengatasi krisis yang terjadi di seluruh dunia ini. Sehubungan dengan hal tersebut, Presidensi G20 Indonesia kali ini membawa semangat dari pemulihan bersama dengan tema "Recover Together, Recover Stronger" yang artinya "Pulih Bersama, Pulih Lebih Kuat". Tema ini dipilih Indonesia sebagai upaya melakukan usaha bersama memulihkan dunia pasca pandemi.

Dengan target tujuan yang demikian, Presidensi G20 Indonesia ini berfokus pada tiga sektor sebagai kunci dari pemulihan berkelanjutan, yaitu:

  • Penguatan Arsitektur Kesehatan Global ->Pandemi yang terjadi saat ini merupakan bukti bahwa sistem kesehatan global saat ini perlu ditingkatkan dan diperkuat lagi. Hal ini bukan hanya dimaksudkan untuk menghadapi pandemi yang tengah berlangsung tetapi juga untuk mempersiapkan dunia untuk menanggapi lebih baik dan memiliki kapasitas untuk menangani krisis kesehatan di masa mendatang.
  • Transformasi Digital -> Transformasi digital merupakan salah satu kunci utama dari solusi pergerakan ekonomi selama pandemi dan telah menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru.
  • Perubahan Energi ->Presidensi Indonesia berkomitmen mempromosikan perpindahan energi menuju energi baru dan berkelanjutan memprioritaskan keamanan energi, aksesibilitas, yang terjangkau. Hal tersebut akan meningkatkan efektifitas pengelolaan dalam menghadapi isu perubahan iklim dan menjadikan dunia lebih hijau dan ramah lingkungan yang berkelanjutan.

Selain fokus tersebut, presidensi Indonesia juga mengundang tamu negara serta organisasi internasional untuk berpartisipasi dalam acara-acara G20. Dalam berbagai kesempatan, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa prinsip inklusivitas merupakan prioritas kepemimpinan Indonesia dalam G20 dengan motto "Tidak meninggalkan siapapun." Maka dari intu, Indonesia memberi perhatian lebih terhadap negara kepulauan kecil di Asia, Afrika, dan Amerika Selatan, termasuk negara-negara kepulauan kecil di Pasifik dan Karibia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun