Mohon tunggu...
Dyah Sekararum
Dyah Sekararum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Mandoa di Sumatera Barat

6 Mei 2021   14:18 Diperbarui: 6 Mei 2021   14:31 1555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tradisi mandoa merupakan bentuk akulturasi kebudayaan islam dengan kebiasaan yang ada pada dahulunya atau tradisi sebelum masuknya islam di Minangkabau. Disini dilihat dari kepercayaan masyarakat Minangkabau melakukan ritual mandoa pada hari-hari tertentu yaitu pada hari ketiga, ketujuh, empat belas, empat puluh dan seratus hari yang mirip dengan ajaran agama Hindu. Walaupun banyak perdebatan ulama tentang ritual pada hari-hari tersebut, dalam kenyataan tradisi ini masih bertahan dan ada juga di beberapa tempat telah berubah dan hilang karena masuknya pemikiran-pemikiran baru.

Pada daerah Solok, Sumatera Barat, para warga menggelar tradisi mandoa selepas Shalat Idul Fitri sebagai bentuk ucapan rasa syukur setelah sebulan penuh berpuasa dan untuk mendoakan para arwah leluhur, serta keselamatan keluarga di rantau yang tidak mudik. Ketua Bidang Adat dan Budaya Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Solok Selatan, Sudirman Datuk Pagaruyung di Padang Aro, Rabu, menyebutkan tradisi mandoa lestari hingga kini. Ia menjelaskan, mandoa mirip dengan kendur yang merupakan bentuk rasa syukur masyarakat setelah selama sebulan menjalankan ibadah puasa.

Pelaksanaan mandoa dilaksanakan sesudah Shalat Idul Fitri. Biasanya tuan rumah menyiapkan makanan lengkap, seperti nasi, lauk pauk, kue lebaran, rendang atau opor ayam sebagai menu wajib. Yang turut mengikuti tradisi mandoa adalah tetangga rumah, mereka melaksanakan tradisi mandoa secara bergantian dari rumah ke rumah. Tradisi mandoa ini biasanya diawali oleh para kaum laki-laki, dan dilanjutkan oleh kaum perempuan.

Selain sebagai bentuk rasa syukur, tradisi mandoa juga difungsikan sebagai sarana demi memperkuat silaturahim antar tetangga dan saling maaf memaafkan (Ketua Bidang Adat dan Budaya Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Solok Selatan, Sudirman Datuk Pagaruyung di Padang).

Bagi warga sendiri, akan menjadi suatu kebanggan apabila menjadi orang pertama yang menggelar mandoa seusai Shalat Id. Selain ketika Idul Fitri, mandoa juga dilaksanakan pada hari besar islam lainnya, seperti Idul Adha, Maulid Nabi Muhammad SAW, dan penyambutan bulan Ramadhan.

Menurut salah satu warga Nagari Pasir Talang yaitu bapak Yursal (50), kampung tempat ia berada melaksanakan mandoa Idul Fitri setiap tahun, dan dalam tradisi mandoa ini mereka melibatkan anak-anak agar tradisi mandoa ini tidak hilang oleh perkembangan zaman. Berdasarkan pengalaman beliau di daerahnya, tradisi mandoa biasanya diikuti oleh enam hingga tujuh kepala keluarga dan penggelaran mandoa ini dilakukan secara bergantian dari satu rumah ke rumah lainnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun