Mohon tunggu...
Dwi Wahyu Alfajar
Dwi Wahyu Alfajar Mohon Tunggu... Seorang Sarjana Pendidikan

Mari menulis

Selanjutnya

Tutup

Film

Kalah, Belajar, Bangkit: Dari Murid di Pedalaman ke The Winning Try Netflix

27 September 2025   18:04 Diperbarui: 27 September 2025   18:04 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perahu kayu itu melaju pelan membelah sungai Sembakung. Aku dan kedua rekan guru duduk dengan penuh semangat, sementara Iken dan Tina sudah bersiap me

Perahu kayu itu melaju pelan membelah sungai Sembakung. Aku dan kedua rekan guru duduk dengan penuh semangat, sementara Iken dan Tina sudah bersiap menunggu di pusat kecamatan meski tahu lomba karaoke yang akan mereka ikuti di Nunukan esok hari belum tentu berakhir dengan piala. Perjalanan panjang tak mereka keluhkan. Bagi anak pedalaman, bisa tampil di panggung kabupaten saja sudah jadi kemenangan.

Rasa itu kembali hadir saat saya menonton The Winning Try, serial Korea di Netflix yang mengisahkan perjuangan tim rugbi SMA Hanyang. Seperti kedua murid kami, Iken dan Tina, para tokoh di serial ini berangkat dari keterbatasan, namun berani bermimpi dan memberi "usaha terakhir" (try) untuk meraih kebanggaan.

Nunukan ke Hanyang: Perjalanan yang Sama-Sama Berat

Tahun 2020, ketika saya bertugas di sebuah SD di pedalaman Nunukan, saya dan dua rekan guru bertekad membawa Iken dan Tina ikut lomba karaoke tingkat kabupaten.

Tidak mudah. Dari desa ke pusat kecamatan, kami menempuh perjalanan dengan perahu selama hampir dua jam. Setelah itu, perjalanan dilanjutkan dengan motor selama lima jam. Turunan dan tanjakan, jalanan yang tak semuanya mulus, hingga hutan sunyi harus kami lalui. Di beberapa titik, kami terpaksa berhenti untuk sekadar beristirahat. Namun semua itu terbayar ketika kami akhirnya sampai di pelabuhan untuk menyeberang dengan perahu motor ke kabupaten sekitar satu jam.

Foto Perjalanan Kami Bersama Iken dan Tina ke Kabupaten (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Foto Perjalanan Kami Bersama Iken dan Tina ke Kabupaten (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Bayangkan, semua itu ditempuh hanya untuk sebuah lomba karaoke. Iken memang tak lolos ke babak enam besar. Sementara Tina berhasil masuk enam besar, meski tak membawa pulang piala. Namun, di balik itu semua, ada kebanggaan yang sulit dilukiskan: anak-anak pedalaman bisa menginjak panggung kabupaten, menyanyi di hadapan banyak orang, dan merasakan pengalaman yang sebelumnya mungkin tak pernah mereka bayangkan.

Itulah sebabnya ketika menonton kisah Ju Ga-ram dan anak-anak SMA Hanyang di The Winning Try, saya merasa terhubung. Mereka sama-sama menghadapi keterbatasan. Para pemain rugbi SMA Hanyang hanyalah remaja biasa, bukan atlet unggulan. Bahkan, Ga-ram yang menjadi pelatih juga menanggung masa lalu kelam sebagai atlet dengan skandal doping.

Di sebuah adegan penuh ketegangan pada Episode 1, murid-murid menatapnya dengan curiga. Lalu Ga-ram tersenyum kecut sebelum akhirnya berkata mantap, menantang mentalitas tim yang sudah terbiasa kalah:

"Kalian patah semangat? Padahal belum mencoba?"

Adegan ini sederhana tapi bermakna. Ga-ram tidak memaksa, ia mengajak. Persis seperti ketika saya dan dua guru lain dulu berkata pada Iken dan Tina: "Ayo kita berangkat, meski perjalanan berat, kita coba saja." Sama-sama ajakan untuk melangkah, meski hasil akhirnya belum tentu juara.

Belajar Kalah Tanpa Menyerah

Semakin dalam menonton The Winning Try, saya menyadari ini bukan sekadar cerita olahraga. Ada pergulatan batin, tawa, air mata, dan persahabatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun