Mohon tunggu...
Dedi Dwitagama
Dedi Dwitagama Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Pendidik yang bermimpi makin banyak anak negeri yang percaya diri dan berani berkompetisi. Mengajar Matematika di SMKN 50 Jakarta - Blogger sejak 2005: http://dedidwitagama.wordpress.com, http://fotodedi.wordpress.com dan http://trainerkita.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Merokok Sejak Bayi

24 September 2017   22:17 Diperbarui: 24 September 2017   22:30 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sejak bayi melihat orang tuanya merokok, menghirup asap dari semburan sap rokok orang tua dan keluarga yang lain membuat bayi yang baru dilahirkan hafal dengan aroma asap rokok, hal ini membuatnya jadi terbiasa dan dengan amat sangat mudah memulai merokok saat masih anak-anak dan kecanduan rokok saat remaja.

Saat berkumpul dengan teman sepergaulan ketika remaja, dorongan aktualisasi diri dan mengeksplorasi pengalaman jadi berani mencoba menghisap asap jenis lain seperti ganja hingga shabu dan kecanduan yang dulu mungkin hanya pada rokok kini meningkat jadi kecanduan ganja, shabu atau narkoba yang lainnya.

Untuk pribadi yang kuat, berhenti merokok atau menyalahgunakan narkoba bisa jadi sesuatu yang mudah, tetapi lebih banyak yang mengalami kesulitan untuk berhenti dari kecanduan terhadap rokok dan lainnya hingga penyakit akibat penyalahgunaan zat mulai menyerang organ tubuh. Peringatan dokter sering tak didengar dan tak membuat seseorang berhenti merokok atau memakai narkoba, bagaimana dengan anda?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun