Mohon tunggu...
dwi susilaningtyas
dwi susilaningtyas Mohon Tunggu... Universitas Muhammadiyah Malang

Prodi Informatika

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Keamanan Siber & Zero Trust Architecture

12 Oktober 2025   19:40 Diperbarui: 12 Oktober 2025   19:40 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Di era digital saat ini, model keamanan tradisional tidak lagi cukup untuk melindungi data dan sistem perusahaan dari serangan siber. Keamanan Siber telah menjadi perhatian utama bagi organisasi di seluruh dunia, terutama dalam menghadapi berbagai ancaman yang semakin kompleks dan canggih. Salah satu pendekatan yang semakin populer untuk melindungi jaringan, data, dan sistem perusahaan adalah Zero Trust Architecture (ZTA). Zero Trust Architecture adalah paradigma keamanan yang menekankan pada prinsip “jangan pernah mempercayai, selalu verifikasi.” Pendekatan ini dirancang untuk menghadapi ancaman dari luar maupun dari dalam organisasi dengan lebih efektif.

Pendekatan ini didasarkan pada pemahaman bahwa ancaman bisa datang dari mana saja baik dari luar jaringan maupun dari dalam. Oleh karena itu, Zero Trust Architecture menerapkan kontrol keamanan yang ketat pada setiap aspek dari infrastruktur TI, dengan mengedepankan prinsip “trust but verify.” Pada dasarnya, ZTA menghilangkan asumsi “kepercayaan bawaan” dan menggantikannya dengan autentikasi dan otorisasi yang ketat pada setiap akses dan “never trust, always verify” — artinya, setiap akses ke sistem atau data harus melalui verifikasi terlebih dahulu, tanpa mempercayai pengguna atau perangkat secara otomatis.

Zero Trust Architecture menawarkan sejumlah manfaat signifikan bagi organisasi dalam hal meningkatkan keamanan siber. diantaranya seperti Peningkatan Perlindungan dari Ancaman Internal, Prinsip Least Privilege (Hak Akses Minimum), Segmentasi Mikro (Micro-Segmentation), Pemantauan dan Log Berkelanjutan, Autentikasi dan Enkripsi End-to-End, dan Manajemen Risiko Berkelanjutan. Meskipun Zero Trust menawarkan banyak manfaat, implementasinya tidak tanpa tantangan. Beberapa tantangan yang umum dihadapi oleh organisasi meliputi :
- Biaya Implementasi: Menerapkan Zero Trust memerlukan investasi yang signifikan dalam perangkat lunak, perangkat keras, dan sumber daya manusia.
- Kompleksitas Teknologi: Memindahkan seluruh jaringan dan sistem ke Zero Trust dapat menjadi tantangan teknis, terutama jika infrastruktur TI yang ada sudah kompleks.
- Resistensi Internal: Karyawan mungkin menolak perubahan karena proses verifikasi tambahan dapat memperlambat alur kerja mereka.

Dalam dunia yang semakin terhubung, metode tradisional dalam keamanan siber mungkin tidak lagi cukup. Zero Trust Architecture memberikan kerangka kerja inovatif yang dapat membantu organisasi untuk melindungi aset digital mereka lebih baik. Dengan menghilangkan kepercayaan bawaan dan menerapkan verifikasi ketat di setiap titik akses, Zero Trust dapat melindungi organisasi dari berbagai ancaman, termasuk pelanggaran data dan serangan dari dalam. Meskipun implementasi ZTA memerlukan upaya dan investasi yang signifikan, manfaat jangka panjangnya dalam hal keamanan dan perlindungan data menjadikannya investasi yang sangat berharga bagi organisasi di semua sektor.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun