Apasih Kayu Gaharu itu?
Gaharu merupakan sejenis kayu dengan berbagai bentuk dan warna yang khas, memiliki kandungan aromatik, yang berasal dari bagian pohon yang mengalami proses infeksi baik secara alami maupun buatan (Susilo,2003).Â
Kayu Gaharu ini merupakan salah satu komoditi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang memiliki nilai jual sangat tinggi bahkan harganya lebih tinggi dibandingkan HHBK lainnya lho.Â
Kayu gaharu dapat digunakan sebagai bahan dasar dalam industri parfum, dupa, kosmetik, dan obat-obatan sehingga gaharu bisa dikatakan sebagai salah satu jenis komoditi HHBK yang memiliki nilai multiguna (Sumarna, 2002).
Aquilaria malaccensis Lamk. merupakan salah satu spesies penghasil gaharu di Indonesia. Taksonomi atau klasifikasi gaharu (Aquilaria) adalah sebagai berikut:
- Kingdom: Plantae
- Divisi: Spermatophyta
- Class: Dicotyledonae
- Ordo: Myrtales
- Family: Thymeleccae
- Genus: Aquilalria
- Spesies: Aquilaria malaccensis Lamk.
(Sumarna,2014)
Di Indonesia, daerah penyebaran tanaman penghasil gaharu dapat dijumpai pada berbagai ekosistem hutan. Mulai dari hutan dataran rendah, pegunungan, dan hutan rawa gambut.Â
Pohon gaharu (Aquilaria malaccensis), yang banyak ditemukan di hutan cemara Asia Tenggara, mulai dikenal masyarakat Indonesia pada sekitar tahun 1200 melalui sejarah perdagangan dalam bentuk tukar menukar (barter ) antara masyarakat Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat, dengan para pedagang dari daratan China.
Menurut Herliani (2018), Gaharu merupakan tanaman yang mempunyai nilai ekonomi yang sangat tinggi yang sudah diperdagangkan oleh Bangsa Indonesia sejak jaman pemerintahan Belanda pada tahun 1918-1925 dengan volume 11ton/tahun.Â
Setelah era kemerdekaan ekspor gaharu semakin meningkat tercatat pada tahun 1983-1987 volumenya 103 ton/tahun, tahun 1990- 1998 mencapai 165 ton /tahun, dan hingga akhir tahun 2002 mencapai 446 ton/tahun.
Indonesia dikenal sebagai penghasil gaharu di dunia karena mempunyai lebih dari 25 jenis pohon gaharu. Kalimatan timur merupakan daerah penghasil gaharu terpenting di Indonesia khususnya jenis Aqualaria spp yang dikenal menghasilkan gaharu dengan kualitas paling baik. Selain di Kalimantan pohon gaharu  tersebar di beberapa daerah antara lain Sumatera, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.
Salah satu manfaat kayu gaharu yang sangat digemari masyarakat adalah minyak esensial alami yang memiliki aroma menenangkan!
Minyak esensial merupakan minyak yang dihasilkan dari ekstrak bagian tumbuhan. Minyak ini sedang digemari oleh masyarakat karena manfaatnya yang dapat menyegarkan udara dan memberikan aroma menenangkan. Â Kayu gaharu memiliki kandungan resin yang dihasilkan dari bagian gubal pohon bermarga Aquilaria dan Gyrinops.Â
Resin ini memiliki ciri khas yakni memiliki aroma yang wangi. Gaharu yang terbentuk merupakan resin hasil dari metabolit sekunder (Santoso et al. 2007).Â
Suatu batang atau cabang yang mengalami kerusakan berupa luka terbuka akan menyebabkan mikroba masuk Selanjutnya, tanaman tersebut akan melakukan mekanisme pertahanan kimiawi dengan mengeluarka senyawa fitoaleksin berupa resin berwarna coklat dan beraroma harum yang menumpuk pada jaringan pengangkut (xilem dan floem) agar tersebar lebih luas pada jaringan lainnya.
Cara pengolahan kayu Gaharu menjadi minyak atsiri disebut dengan cara menyuling atau destilasi. Metode destilasi minyak atsiri dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti :
1. Water Distillation
Metode ini diseut juga dengan metode penyulingan dengan sistem rebus. Metode ini dilakukan dengan cara memasukkan bahan baku yang sudah dikeringkan ke dalam ketel penyuling dan telah berisikan air kemudian direbus. Uap yang dihasilkan dari proses perebusan dialirkan melalui pipa kondensor.Â
Uap yang dihasilkan mengandung air dan minyak yang nantinya kan terkondensasi menjadi cair. Cairan kondensasi tersebut kemudian dipisahkan antara minya dan airnya dengan alat separator. Minyak yang dihasilkan sudah dapat digunakan secara langsung.
2. Water and Steam Destillation
Kayu gaharu yang akan disuling direndam di dalam air kemudian potongan gaharu yang dimasukkan ke dalam alat distilasi uap. Tenaga uap yang dihasilakn dari proses tersebut dapat membuka sel-sel tanaman sehingga minyak dan senyawa aromatik yang terkandung di dalamnya akan keluar.Â
Uap air yang dihasilkan mengandung senyawa aromatik yang akan mengalami kondensasi kembali menjadi cairan. Cairan yang mengandung minyak dan air dipisahkan hingga membentuk lapisan atas berupa minyak dan lapisan bawah berupa air.Â
Salah satu bahan cair yang dapat digunakan yaitusuperkritikal CO2 atau CO2 cair yang dihasilkan karena tekanan tinggi. CO2 berfungsi sebagai pelarut minyak yang dapat dengan mudah diuapkan saat berbenutk gas pada suhu dan tekanan normal.
3. Direct Steam Distillation
Metode ini berbeda dengan 2 metode sebelumnya. Direct Steam Distillation merupakan proses penyulingan dimana bahan baku yang digunakan tidak bertemu langsung dengan air dan api. Proses penyulingan dilakukan hanya dengan uap yang dihasilkan dari tekanan tinggi.Â
Boiler dengan tekanan tinggi akan menghasilakn uap yang kemudian dialirkan melalui pipa menuju katel yang berisikan bahan baku. Uap yang dihasilkan akan dihubungkan dengan kondensor dan menghasilkan cairan yang mengandung air dan minyak. Proses pemisahan minyak dan air dengan menggunakan separator yang disesuaikan dengan berat jenis minyak.
Minyak hasil penyulingan dari kayu gaharu memiliki segudang manfaat bagi kehidupan kita. Apa saja sih manfaatnya?

Dunia pengobatan tradisional telah mengenal minyak gaharu sebagai obat untuk menghilangkan nyeri rematik, mengurangi muntah, asma, sembelit, kembung, diare hingga gejala hipertensi. Selain itu, senyawa aromatik yang terkandung dalam minyak gaharu sering dimanfaatkan sebagai bahan campuran parfum dan minyak essential untuk pengharum ruangan.
Nah, ternyata dari satu buah pohon saja sudah memiliki banyak manfaat apalagi kalau kita bisa mengolahnya dengan baik pasti akan semakin memajukan nilai ekonomisnya!
Daftar Pustaka
- Aqmarina, A. (2018). KANDUNGAN KIMIA GAHARU DAN EKSPRESI GEN Sesquiterpene synthase 1 (SesTPS1) PADA Aquilaria malaccensis Lamk DAN Gyrinops versteegii Domke.
- Bhuiyan NI, Begum J, Bhuiyan NH. 2009. Analysis of essential oil of eaglewood tree
- (Aquilaria agalocha Roxb) by Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia. Bandung
- (ID): Penerbit ITB.
- Santoso E, Agustini L, Sitepu I. R., Turjaman M. 2007. Efektivitas Pembentukan Gaharu Dan Komposisi Senyawa Resin Gaharu Pada Aquilaria spp. (Effectiveness of Agarwoo Formation and the Resin Composition of Aquilaria spp.). JPHKA. 4(6):543-551.
- Susilo, K. Atomojo.(2003). Sudah Gaharu Super Pula. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
- Sumarna, Y.(2002).Budi Daya Gaharu. Jakarta: Penebar Swadaya.
- Sumarna, Y.(2014). Budi Daya dan Bisnis Gaharu. Jakarta: Penebar Swadaya.
- Yagura T, Shibayama N, Ito M, Kiuchi F, Honda G. 2003. Three Novel Diepoxy Tetrahydrochomones from Agarwood Artificially Produced by Intentional Wounding. Tetrahedron Letters 46:4395-4398
- Zubair MI. 2008. Extraction of Gaharu Essential Oil Using Ultrasonic Assisted Hydrodistillation. Faculty of Chemical Engineering and Natural Resources. Universiti Malaysia Pahang.
by Dwi Ria Rizkiana, Nadia dan Diana
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI