Mohon tunggu...
Dwi Purnawan
Dwi Purnawan Mohon Tunggu... Jurnalis - Saya adalah seorang pegiat literasi digital dan jurnalis di salah satu media online lokal di Jawa Timur

Lifetime learner | be a super dad | online jurno

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

The Dark Knight Rises: Pahlawan Itu Telah Pergi dan (akan) Kembali

31 Juli 2012   02:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:25 1046
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Setelah beberapa hari menunggu untuk menyaksikan film superhero favorit saya tayang, akhirnya beberapa waktu lalu bisa menyaksikan film yang merupakan akhir dari kisah The DarkKn ight ini. Dan mungkin ada juga beberapa pembelajaran yang bisa diambil dari film “The Dark Knight Rises” garapan Cristopher Nolan ini. Tetapi sebelum menyampaikan beberapa hikmah dan pembelajaran, terlebih dahulu ingin saya sampaikan resensi film terakhir serial Batman ini.

Kota Ghotam, setelah 8 tahun yang lalu memanas akibat ulah Joker dan harvey Dent, terlihat damai, dimana para penduduknya dapat menjalankan aktivitas masing – masing. Namun kedamaian itu masih menyisakan intrik politisasi kematian harvey Dent. Batman, dituduh pihak yang paling bertanggungjawab atas kematian Harvey Dent yang dianggap penduduk kota adalah pahlawan Gotham.

Batman mengorbankan segalanya yang menurut ia dan Komisaris Gordon untuk kebaikan. Untuk sementara, kebohongan itu bekerja dan kegiatan kriminal di Gotham City bisa ditekan oleh anti kekerasan Act Dent. Karena Batman dianggap paling bertanggungjawab atas kematian Harvey, Batman terus diburu oleh Departemen kepolisian Kota Ghotam, padahal sebenarnya kejadiannya tidak seperti ini, dan salah satu komisaris, komisaris Gordon dipaksa untuk memberikan keterangan palsu seputar kasus Harvey Dent ini. Sampai cerita ini dimulai, Batman masih dinyatakan hilang dari Gotham.

Sementara Sang Batman sendiri, yaitu Bruce Wayne, juga tengah dirundung permasalahan internal yang membuatnya bersembunyi dan mengurung dirumah pribadinya bersama Alfred, pelayan setia keluarga Wayne. Selama 8 tahun Wayne terus mengurung diri, dan bahkan cambangnya sudah tumbuh lebat dan berjalan pincang. Selain karena politisasi kasus Harvey, hal yang membuat Wayne galau adalah kematian Rachel, kekasih hatinya yang 8 tahun lalu meninggal saat Joker membuat ulah.

Sebenarnya, ada sosok yang justru terlihat senang dengan tidak munculnya Batman sebagai suerhero Gotham, dan justru lebih senang Batman adalah Bruce Wayne, sang CEO perusahaan Wayne. Namanya Alfred, pelayan setia keluarga Wayne. Ia sangat tidak ingin bruce Wayne menjadi Batman lagi dan ingin melihat Bruce sebagai orang biasa. Film ini juga menampilkan pertarungan batin dalam diri Batman. Hubungan antara Bruce Wayne dengan pelayannya yang setia, Alfred pun sangat menyentuh. Terutama ketika Alfred menyatakan ke pada Bruce dirinya akan berhenti melayani Bruce.

“Saya tidak akan mengubur anda. Saya sudah cukup mengubur anggota keluarga Wayne,” Kata Alfred dalam salah satu adegan. Sedikit informasi bahwa Alfred adalah pelayan setia keluarga Wayne sejak ayahnya Bruce ada, dan berlanjut dengan kesetiaannya merawat Bruce Wayne kecil sampai dewasa saat ini.

Inilah salah satu adegan konflik batin yang terjadi dalam diri Batman, sebab setelah kehilangan Rachel, ia harus terancam kehilangan pelayan setianya karena sikapnya yang ingin kembali mengenakan kostum Batman. Namun Bruce memilih untuk kembali beraksi di Gotham dengan baju Batmannya, dan pada akhirnya Alfred pergi dari rumah yang misterius tersebut.

Hingga pada suatu ketika, terjadi satu peristiwa yang membuat Batman keluar dari persembunyiannya. Dimana peristiwa itu adalah pencurian kalung dan sidik jari oleh perempuan bernama Selyna Kelly, si kucing malam. Tetapi pada ending ceritanya, bukan si kucing ini yang menjadi tokoh antagonis, akan tetapi Bane dan yang tak kalah mengejutkan lagi, tokoh antagonis yang saya kira semula adalah tokoh pendukung adalah Miranda Tate.

Biar bagaimanapun, yang lebih berbahaya adalah kemunculan Bane, seorang teroris bertopeng, memiliki rencana menghancurkan

kota Gotham. Memaksa Bruce harus keluar dari pengasingannya. Bahkan jika ia memakai topeng dan jubahnya lagi, Batman mungkin bukan lawan Bane. Dan film ini menyajikan dramatisnya akhir hidup Batman, sang legenda tersebut. Dan mungkin film ini paling suram dan paling putus asa dibanding film superhero yang pernah dibuat. Menggunakan penjahat yang sepenuhnya menakutkan untuk mendominasi kerentanan fisik dari pahlawan kita yang terkadang lupa, bahwa ia juga seorang manusia. Dan itu menggarisbawahi suasana hitam dan kegelapan yang selalu berkerumun di sekitar jiwa miliarder Bruce Wayne dan untuk melawan kejahatan.

Kenapa saya katakan film yang putus asa dan suram, serta akhir dramatis bagi Batman? Karena pada film ini begitu banyak konflik batin dan lahir yang menyayat seorang Bruce Wayne. Diawal cerita dia masih teringat seorang rachel, kemudian kasus Dent yang membuatnya dicap buron oleh polisi, dicurinya kalung berlian, perginya Alfred. Bertubi – tubinya kasus dan masalah yang mendera sang Pahlawan ini masih ditambah dengan kasus yang lebih feneomenal lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun