Mohon tunggu...
Dwi Nurul Hasanah
Dwi Nurul Hasanah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Tersenyumlah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bagaimanakah Sekolah di Masa New Normal?

10 Juli 2020   22:16 Diperbarui: 10 Juli 2020   22:32 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebentar lagi liburan sekolah berakhir. Para siswa akan memulai kembali pembelajarannya dengan semester baru. Tinggal menghitung beberapa hari akan menjalani aktivitasnya sebagai siswa. 

Semester kali ini hampir akan sama seperti setengah semester yang lalu yaitu pembelajaran dilakukan tanpa tatap muka atau dikenal dengan daring. Dikarenakan pandemi covid - 19 yang belum berakhir. Namun, bagi wilayah atau daerah dengan zona hijau yang artinya kasus covid - 19 sudah tidak ada lagi. Maka pembelajaran akan dimulai melalui tatap muka. Sedangkan untuk daerah zona merah yaitu tingkat terpaparnya covid - 19 dengan jumlah yang tinggi masih akan melakukan sistem pembelajaran melalui online. Ini berlaku juga bagi wilayah dengan zona kuning. Yang paparan covid - 19 nya masih ada namun tidak setinggi zona merah. 

Berkaca dari setengah semester yang lalu dalam melakukan sistem pembelajaran melalui sistem online dirasa masih banyak yang harus dibenahi. Mengingat, pandemi covid - 19 sendiri mewabah secara tiba - tiba dengan begitu cepat dan luas. Sehingga tidak adanya persiapan untuk perencanaanya.

Bagi wilayah zona hijau yang melakukan pembelajaran melalui tatap muka. Maka sejumlah persiapan harus dilakukan oleh sekolah, seperti menjalankan protokol kesehatan serta menerapkan kebersihan yang ketat. Karena bagaimanapun juga anak - anak rentan terpapar wabah covid - 19 dan memiliki sistem imun yang lebih rendah daripada orang dewasa. Sehingga dapat memiliki dampak yang cukup besar.

Sedangkan untuk wilayah dengan zona merah dan kuning yang penerapan sistem pembelajaran online, maka persiapan diperlukan kurikulum yang baik. Tidak memberatkan anak - anak, Namun tidak terlalu meringankan anak - anak. Karena bagaimanapun jika memberatkan anak - anak dampaknya bisa menggnggu psikis anak - anak. Namun, jika terlalu meringankan anak - anak akan menggunakan waktunya kurang baik. 

Melakukan segala aktivitas di rumah memang melelahkan. Apalagi anak - anak yang lebih menyukai aktivitas di luar rumah bersama dengan teman - temannya setelah bersekolah. Dan banyak sekali aktivitas yang dilakukan oleh anak - anak. Maka pandemi covid - 19 ini akan membuat anak - anak menjadi bosan di rumah dan seringnya mengabaikan pekerjaan sekolah, karena terlalu asyik dengan kegiatannya di rumah. Sehingga peran keluarga dan orang tua penting di rumah agar menciptakan suasana rumah yang produktif nan menyenangkan

Belajar di rumah sebenarnya untuk beberapa orang memiliki dampak kurang baik. Karena beberapa anak ada yang harus memerlukan penjelasan langsung mengenai materi kepada gurunya ataupun bertanya melalui temannya. Sehingga akan menurunkan kualitas pendidikannya. 

Anak - anak ketika berada di dalam rumah akan melepaskan segala aktivitas yang berhubungan dengan sekolah. Karena minat akan bersekolah faktornya biasanya yaitu karena ada temannya. Sehingga memunculkan semangat dalam diri anak - anak untuk bersekolah. Menurutnya dengan bersekolah akan mengobrol dan bermain bersama teman - temannya.

Dengan sekolah daring kesempatan anak menggnakan gadget lebih besar dan banyak. sehingga jika tanpa pengawasan dari orang tua maka kita tidak pernah tahu apa saja yang dapat diakses oleh anak - anak. Kesan sosial sendiri akan terlihat maya. Maka selama pandemi covid - 19 ini belum benar - benar berakhir maka orang tua memiliki peran yang cukup banyak. Agar pendidikan serta kemampuan anak - anak dapat berkualitas dan juga berkuantitas.

Semoga untuk semester yang sekarang dan kedepannya pemerintah dan kemendikbud sudah memiliki perencanaan yang matang. Sehingga sistem pembelajarannya menjadi terarah dengan baik. Walaupun kita tidak pernah tahu yang akan terjadi kedepannya. Karena apapun yang terjadi jika persiapan sudah matang maka kita akan tenang.

Dwi Nurul Hasanah, mahasiswa jurnalistik uin sunan Gunung Djati Bandung 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun