Mohon tunggu...
Dwi Nur Haliza
Dwi Nur Haliza Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengertian, Jenis Derivatif dan Potensi Permasalahan pada Kontrak Derivatif

24 Maret 2024   16:42 Diperbarui: 24 Maret 2024   16:45 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pengertian

Derivatif merupakan kontrak antara dua pihak atau lebih yang digunakan dalam transaksi keuangan atau bisnis, di mana nilainya berasal (derived) dari aset yang mendasarinya. Instrumen keuangan ini nilainya tergantung pada nilai aset dasar seperti komoditas, mata uang asing, saham, dan tingkat suku bunga (Loader, 2005). Terdapat beberapa jenis kontrak derivatif, seperti kontrak berjangka, kontrak berjangka, opsi, dan swap. Kontrak derivatif seperti kontrak berjangka (futures), kontrak serah (forward), opsi, dan swap berbeda dari pasar tunai karena penyerahan barang dan pembayaran tunai terjadi pada saat kontrak dibuat.

Jenis Kontrak Derivatif

Terdapat empat jenis kontrak derivatif yang umum digunakan, yaitu pasar berjangka (futures), pasar berjangka (forwards), opsi, dan swap. Perbedaan utama antara kontrak derivatif dan pasar tunai adalah bahwa dalam pasar tunai, pembayaran dan penyerahan barang dilakukan saat kontrak dibuat (Bacha, 2012). Selain itu, terdapat sedikit perbedaan antara pasar berjangka dan pasar berjangka, di mana semua syarat kontrak tidak sama dan tergantung pada persetujuan antara pembeli dan penjual dalam pasar berjangka. Sedangkan dalam pasar berjangka, syarat kontrak tetap sama untuk semua dan transaksi dilakukan antara pembeli atau penjual (pihak yang terlibat) dengan bursa berjangka (futures exchange) dan bukan secara langsung antara mereka sendiri. Jenis-jenis kontrak derivatif antara lain:

  • Kontrak Berjangka (Futures), melibatkan pembelian dan penyerahan barang pada masa mendatang dengan harga, jumlah, waktu, dan lokasi yang telah ditetapkan sebelumnya dalam kontrak. Bedanya dengan pasar berjangka adalah waktu penyerahan, di mana dalam kontrak pasar berjangka, penyerahan barang terjadi dalam satu hingga enam bulan, sementara pada pasar berjangka, penyerahan bisa lebih dari enam bulan.
  • Kontrak Serah (Forward) adalah perjanjian di antara dua pihak di mana mereka sepakat untuk menyerahkan atau menerima aset tertentu pada tanggal yang telah ditetapkan di masa yang akan datang. Harga aset tersebut ditentukan pada saat pembuatan kontrak
  • Kontrak Opsi, yang terdiri dari call option (hak untuk membeli) dan put option (hak untuk menjual), memberikan pemegangnya hak untuk melakukan transaksi pada harga yang telah ditentukan di masa yang akan datang.
  • Kontrak swap adalah perjanjian antara dua pihak untuk menukar aliran kas pada waktu tertentu, yang dapat membantu mengurangi risiko fluktuasi harga komoditas dengan menetapkan harga bagi pihak yang terlibat. Transaksi swap dilakukan di atas meja yang dapat meningkatkan risiko kredit bagi pihak yang terlibat.

Potensi permasalahan pada kontrak derivatif

Dalam analisis penggunaan kontrak derivatif dalam konteks pasar keuangan, kita perlu menyadari bahwa terdapat sejumlah potensi permasalahan yang mungkin timbul. Hal ini penting untuk dipahami dan diperhatikan oleh para pelaku pasar, karena kompleksitas instrumen tersebut dan dinamika lingkungan pasar keuangan yang selalu berubah dapat memberikan tantangan yang signifikan dalam manajemen risiko dan pengambilan keputusan investasi yang efektif.

  • Potensi Risiko Kredit

Risiko kredit merupakan potensi risiko yang muncul dalam penggunaan instrumen derivatif, di mana terjadi kontrak antara pihak-pihak yang saling berkomitmen untuk melakukan transaksi di masa mendatang. Risiko kredit timbul ketika salah satu pihak gagal memenuhi kewajiban pembayaran sesuai dengan isi kontrak. Oleh karena itu, para pelaku pasar perlu melakukan evaluasi kredit yang teliti terhadap semua pihak yang terlibat dalam transaksi derivatif.

  • Potensi Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan pembelian atau penjualan instrumen derivatif tanpa menyebabkan perubahan signifikan pada harga pasar. Dalam kondisi pasar yang tidak likuid, pelaku pasar mungkin mengalami kesulitan dalam mengeksekusi transaksi dengan harga yang diinginkan. Untuk mengelola risiko ini, disarankan untuk memilih instrumen derivatif yang aktif diperdagangkan dan memiliki volume perdagangan yang memadai. 

  • Potensi Risiko Operasional

Risiko operasional muncul ketika peserta tidak melakukan pemantauan dan pengawasan yang memadai terhadap kegiatan transaksi derivatifnya, seperti kekurangan dalam teknologi pengendalian, kesalahan manusia, atau kegagalan manajemen.

  •  Potensi Risiko Hukum

Risiko hukum mencakup kemungkinan ketidakpenuhan kontrak, dan karena derivatif merupakan instrumen yang masih baru dan rumit, risiko hukum yang terkait dengannya cenderung lebih tinggi.

  • Potensi Volatilitas Pasar

Derivatif rentan terhadap fluktuasi harga aset yang mendasarinya. Perubahan harga yang signifikan bisa terjadi karena volatilitas pasar, yang dapat menyebabkan kerugian yang substansial. Pelaku pasar perlu memperhatikan faktor-faktor yang memengaruhi volatilitas pasar, termasuk berita ekonomi, peristiwa politik, dan sentimen pasar.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun