Mohon tunggu...
Dwinda Rizky Hadinugrah
Dwinda Rizky Hadinugrah Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Ilmu Pemerintahan FISIP UNDIP

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Judi Online Sepak Bola Efek dari Postmodernitas

21 Desember 2014   17:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:48 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judi Sepakbola Online Efek dari Postmodernitas

Dewasa ini, sepakbola bukan hanya sebuah cabang olahraga tetapi satu kesatuan yang mampu mempengaruhi berbagai hal termasuk ranah politik. Data dan fakta membuktikan bahwa sepakbola merupakan cabang olahraga nomor satu yang paling disukai oleh masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan dukungan moril ataupun material untuk mendukung suatu tim sepakbola. Contohnya seperti perhelatan World Cup, para pendukung rela menghabiskan uangnya demi menonton tim sepakbola favoritnya. Hansen (1998) menjelaskan fenomena ini dengan menyebutnya sebagai-salah satunya-deindividuisasi. Artinya, sebagian dari identitas pribadi para pendukung itu terkikis dan mereka mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari tim favoritnya.

Jika dilihat dari sudut pandang politik, sepakbola dan politik merupakan dua hal yang saling berseberangan namun pada tujuannya sama-sama ingin mencari kemenangan. Namun jika melihat fenomena di Indonesia, sepakbola dan politik memiliki hubungan yang sangat erat dan berkesinambungan. Tim lokal yang bermain di Indonesian Super League (ISL) sebagian besar masih dipegang oleh Pemerintah Daerah setempat. Segala kepengurusan semua dipegang oleh Pemerintah. Intervensi-intervensi seperti inilah yang membuat pesepakbolaan di Indonesia tidak akan pernah maju.

Sama halnya seperti intervensi politik dalam sepakbola, judi online dalam sepakbola akhir-akhir ini semakin marak bahkan telah menjadi budaya baru. Munculnya berbagai situs online judi sepakbola baik dalam negeri maupun luar negeri. Perusahaan atau bandar judi pun dapat meraup keuntungan besar secara cepat di dalam satu pertandingan sepakbola saja. Contohnya perusahaan seperti bwin.com dan 888bet sudah mampu mensponsori beberapa klub besar Eropa seperti Manchester United, Real Madrid, Aston Villa, dan lain-lain.

Sejarah mencatat sepakbola modern mulai berkembang di Inggris dan pada tahun 1904, asosiasi tertinggi sepak bola dunia (FIFA) dibentuk dan pada awal tahun 1900-an, berbagai kompetisi dimainkan diberbagai negara. Awalnya sepakbola dibuat hanya sebagai hiburan, tetapi dengan adanya judi di dalam sepakbola membuat cabang olahraga ini lebih menarik dan mempunyai suatu hal yang beda dibanding cabang olahraga lainnya. Kompetisi seperi World Cup, UEFA Champions League, dan berbagai kompeitis elite Eropa selalu diwarnai dengan perjudian mulai para milyarder sampai kaum buruh.

Sejarah judi ada dan sama panjangnya dengan sejarah peradaban manusia itu sendiri. Judi pada awalnya hanya permainan dadu dan kartu saja. Pada jaman Romawi kuno permainan dadu menjadi sangat populer. Para Raja seperti Nero dan Claudine menganggap permainan dadu sebagai bagian penting dalam acara kerajaan. Judi dadu dan kartu di Indonesia juga cukup popular di kalangan penggemar judi di Batavia. Tidak hanya itu, Indonesia juga mempunyai judi sendiri yaitu judi sabung ayam yang masih popular sampai sekarang di berbagai daerah.

Seiring berkembang pesat dan semakin menjanjikannya kehidupan industri di bidang pesepakbolaan, judi menjadi salah satu bagian dari majunya industri pesepakbolaan. Bahkan, judi sepakbola dapat mempengaruhi hasil dari pertandingan. Seperti pengaturan skor atau Calciopoli di Italia yang melibatkan tim Juventus, Fiorentina, dan tim lainnya beberapa tahun terakhir yang dapat membuktikan bahwa judi dapat mempengaruhi jalannya pertandingan.

Pada intinya, perjudian memang merupakan hal yang menarik bagi kebanyakan orang. Semua kalangan pun tergoda untuk melakukan aktifitas yang di melanggar hukum tersebut.

Namun seiring berkembang pesatnya teknologi pada tahun 2000an, judi sepakbola tidak hanya dilakukan secara langsung tetapi dapat dilakukan melalui internet atau secara online. Dengan demikian dapat bertransaksi melalui bank dan akan mendapat keuntungan yang lebih besar jika dapat memenangkan judi tersebut karena otomatis peserta yang mengikuti jauh lebih banyak dibanding perjudian secara langsung. Untuk kasus perjudian online di Semarang, prakteknya menggunakan sistem member yang semua anggotanya mendaftar pada admin dalam dua situs atau menghubungi no hp 0811XXXXXXXX dan 024-356XXXX, setiap petaruh memasang uang Rp. 100.000 hingga 20.000.000. Omset perjudian online di dua tempat ini sebulannya mencapai miliaran rupiah, perputaran uang di situs www.sc30.net berkisar Rp. 10 miliar sedangakan pada situs www.sbobet.com berkisar Rp. 15 miliar per bulannya.

Perjudian Online di sepakbola mengingatkan kepada postmodernitas. Dengan semakin canggingnya teknologi, membuat budaya baru atau kultur baru di kehidupan manusia seperti Perjudian Online. Karena Postmodernitas lebih menunjuk pada situasi dan tata sosial sosial produk teknologi informasi, globalisasi, fragmentasi gaya hidup, konsumerisme yang berlebihan, deregulasi pasar uang dan sarana publik, usangnya negara dan bangsa serta penggalian kembali inspirasi-inspirasi tradisi.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun