Oleh: Dwi Lestari WiyonoÂ
Dahulu kala di negeri Bahan Pangan hiduplah seorang putri cantik jelita berparas menawan, Putri Nasi namanya. Ia merupakan putri tunggal -- putri satu-satunya dari Raja Air dan Ratu Bulir Padi.
"Putriku sudah beranjak dewasa kini. Putriku sudah bukan gadis kecilku lagi. Sebagai orang tua yang baik dan menyayanginya dengan sepenuh hati, aku ingin mencarikan, memilih jodoh, pasangan hidup untuknya. Aku ingin mencari dan memberi yang terbaik teruntuk khusus putriku tercinta."Â
Negeri Bahan Pangan sontak dilanda gemuruh seketika. Dikarenakan keinginan sang Raja yang berniat untuk mengadakan sayembara secara terbuka guna mencari pasangan, pendamping terbaik bagi sang Putri. Beribu tanya bergulir bukan hanya dari dalam negeri Bahan Pangan semata. Namun, meluas hingga menembus batas wilayah antar negeri. Bila memang benar adanya kabar tersebut, kira-kira kriteria seperti apakah yang akan diperuntukan bagi calon pendamping Putri kelak? Beribu tanya semakin menguat. Apakah ia harus seseorang dengan paras menawan sama halnya dengan paras sang Putri? Atau apakah ia haruslah seseorang berhati bijak serta berpikiran terbuka sama halnya dengan karakter sang Raja? Â
Langitku putih.Â
Langitku pun menawan indah nan elok.
Adakah seseorang gadis, putri di ujung sana bersedia sudi sekiranya bersanding dan berbagi denganku ...?
Langit beri aku petunjukmu.
Seorang pria berhati mulia menatap bijak dari bola lingkaran waktu.
"Aku Pangeran Pembungkus mencari seseorang yang ditakdirkan, digariskan langit untukku. Langitku benarkah petunjuk yang kau berikan padaku? Bilamana itu benar adanya petunjuk darimu. Dimanakah gerangan sosok itu berada? Aku masih mencari dirinya langit."Â