Mohon tunggu...
Dwi Fatimah NS
Dwi Fatimah NS Mohon Tunggu... Manusia Berisik

kesedihan selalu dateng bersama dengan kebahagiaan, maka jika senang jangan terlalu, jika sedih jangan terlalu.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Hilirisasi Bikin Indonesia Mandiri, Kenapa LSM Resah?

9 Juni 2025   17:40 Diperbarui: 9 Juni 2025   17:40 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Prabowo Subianto, yang kita ketahui bersama dengan delapan misi menuju Indonesia Emas 2045, yaitu Astacita. Salah satunya, hilirisasi dan industrialisasi yang bertujuan untuk meningkatkan nilai ekonomi nasional. Hilirisasi adalah langkah nyata yang sangat strategis untuk mengubah nasib bangsa, karena Indonesia bukan lagi sekedar menjual bahan mentah dan menjual murah kepada negara lain, tapi kini Indonesia sudah mampu mengolah bahan mentah menjadi produk siap jual bahkan berpotensi menjadi pemasok pasar global.

Baru-baru ini sedang ramai diperbincangkan saat Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) menyuarakan tentang kepedulian lingkungan di Raja Ampat. LSM berteriak paling depan tentang kerusakan alam yang diduga dampak dari pertambangan nikel yang dikelola PT Gag Nikel yang jelas milik negara sendiri, proyek ini juga sudah berjalan sejak 2018. Namun ironisnya, ketika perusahaan besar semacam freeport yang sebelumnya mayoritas sahamnya dipegang asing menguras isi pegunungan dan hutan di Papua selama puluhan tahun, LSM ini bungkam seribu bahasa. Bukankah ini janggal? Kenapa LSM ini baru ribut sekarang? Ini yang harus kita pikirkan bersama.

Saat Presiden Prabowo berpidato pada peringatan Harlah Pancasila, beliau menyinggung tentang LSM yang dibiayai asing. Ini membuktikan bahwa apa yang presiden katakan bukan sekedar celotehan biasa, bahwa dengan sentilan ini mereka merasa terusik. Dengan adanya hilirisasi besar-besaran, Indonesia akan mampu berdiri sendiri dan tidak lagi tunduk terhadap peta aliran dagangan rancangan asing yang hanya menguntungkan mereka.

Inilah cara kita naik kelas dalam rantai industri dunia. Namun upaya ini kerap digembosi oleh LSM yang seolah-olah netral, padahal dana operasional mereka banyak bersumber dari luar negeri. Mereka menolak tambang nikel dibangun, menolak smelter, menolak pembangunan industri hilir, seolah Indonesia harus selamanya jadi buruh dunia yang hanya menjual bahan mentah murah.

Lucunya, ketika negara-negara maju bisa sukses karena industrialisasi dan eksploitasi sumber daya mereka sendiri, LSM-LSM ini justru menuntut Indonesia untuk "menjaga alam" tanpa boleh mengolah hasil buminya sendiri. Siapa yang diuntungkan jika kita tetap menjual bijih mentah dan tidak pernah punya industri sendiri? Bukan rakyat, bukan negara, tapi para pembeli asing yang selama ini menikmati bahan baku murah dari negeri ini.

Maka dari itu mari kita renungkan bersama,  kita tidak pernah menolak soal kepedulian lingkungan dan Indonesia sangat bisa menambang dengan etika dan konservasi.  Sudah saatnya rakyat Indonesia bersatu dan mendukung penuh langkah hilirisasi yang digaungkan oleh Presiden Prabowo Subianto. Karena dengan hilirisasi, Indonesia akan mampu mewujudkan kedaulatan ekonomi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun