Mohon tunggu...
Dwi Rahayu
Dwi Rahayu Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lagi, BBM Naik Diam-diam

25 Februari 2018   20:52 Diperbarui: 26 Februari 2018   06:34 1306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemaren, tepatnya hari Sabtu 24 Februari saya pampir ke POM bensin untuk mengisi bahan bakar motor kesayangan saya. Namun saat saya hendak membayar, petugas POM berkata jika harga pertamax naik lagi. Saya sempat bertanya, kok tidak ada pemberitahuan pak? "Ya, kan selama ini juga kalau BBM naik gak ada info dulu mbak. Khawatir di demo mungkin." Kata petugas. 

Hem...saya berfikir sejenak. Lalu berangkat melanjutkan perjalanan menuju tempat kerja. Selama perjalanan saya terus berfikir, kenapa mudah sekali pemerintah menaikkan BBM tanpa berfikir dampak yang ditimbulkannya? Dulu, rakyat di himbau untuk beralih ke pertamax. Setelah beralih, harga berangsur-angsur naik. 

Dalam waktu 2 bulan saja di tahun 2018, harga BbM sudah naik 3 kali. Dan yang mengejutkan untuk kenaikan kali ini 'diam-diam.' Tanpa ada pemberitahuan sebelumnya, Tiba-tiba naik. Sungguh, strategi yang amat cerdas. Pasalnya, jika kenaikan harga diumumkan sebelumnya sudah pasti rakyat akan demountuk menolak kenaikannya. Untuk itu, pemerintah mengambil posisi aman saja. 

Pernah gak sih terfikir, jika selama ini apapun kebijakan yang diberlakukan pemerintah selalu tidak bisa dirubah? Di demopun sama saja. Tidak akan dibatalkan. Jadi sebenarnya, untuk siapa mereka berada di atas sana? Kenapa suara rakyat hanya dipakai saat dibutuhkan saja? Katanya Demokrasi itu dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Pertanyaanya "rakyat yang mana?" Konon katanya, alasan kenaikan BBM kali ini adalah karena harga minyak mentah dunia naik. Maka mau tidak mau harga BBM ikutan naik. 

Alasan klasik sebenarnya. Selalu saja itu yang menjadi alasan. Padahal Indonesia termasuk negara penghasil minyak yang cukup melimpah. Harusnya kebutuhan minyak rakyat Indonesia bisa tercukupi tanpa harus membeli dengan harga yang cukup mahal. 

Memang yang dinaikkan adalah harga BBM non sybsidi jenis pertamax cs. Untuk premium dan solar tidak naik. Jadi rakyat kecil masih tetap bisa menjangkau harganya. Nah masalahnya, premium meski harga tidak naik namun keberadaannya sudah sangat sulit ditemui. Seolah raib dari muka bumi ini. Jadi, selama ini rakyat kecilpun juga terpaksa membeli BBM non subsidi. Sehingga dampak kenaikannya juga sangat dirasakan. 

Akibat dari sistem kapitalisme semua dinilai dengan materi. Kapitalisme adalah sistem yang menjadikan para kapital (pemilik modal.red) bisa memiliki apapun. Akibatnya, BBM yang merupakan milik umum bisa dikuasai oleh para kapitalis. 

Dan jika rakyat hendak menikmatinya maka harus membayar. Tidak gratis. Jadi hubungan antara pemerintah dengan rakyat seperti penjual dan pembeli. Padahal yang kita ketahui bahwa "bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikelola oleh negara dan digunakan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat". 

Namun nampaknya bunyi pasal tersebut sudah tidak lagi diberlakukan. Karena faktanya pengelolaan minyak yg termasuk kekayaan alam yang terkandung  dalam bumi, diserahkan pada swasta bahkan asing. Sementara rakyat harus membeli dengan harga sesuai pasar dunia. Bagaimana mungkin demokrasi masih tetap dipertahankan eksistensinya jika keberpihakannya hanya kepada para kapitali? Jadi yang dimaksud denga ,'rakyat' dalam sistem demokrasi adalah rakyat swasta atau asing. 

Dengan demikian, sudah seharusnya rakyat sadar. Jika selama ini rakyat sering dibohongi. Pada saat Pilda, Pilek, maupun Pilpres suaranya sangat dibutuhkan. Namun saat sudah jadi pejabat suara rakyat dianggap musik pengantar tidur. 

Maka tidak ada jalan lain untuk keluar dari kondisi yang menyesakkan ini kecuali dengan menerapkan Islam kaffah. Dengan Sistem Islam seluruh urusan umat akan di diatur. Pengelolaan kekayaan alam menjadi wewenang negara yang hasilnya akan diperuntukkan bagi rakyatnya. Bahkan rakyat akan menikmatinya dengan gratis. Tanpa harus membeli. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun