Gunungkidul, Desa Watugajah/Padukuhan Gunung Cilik --Kelompok Tani Ngudi Rahayu di Padukuhan Gunung Cilik, Desa Watugajah, Kecamatan Gedangsari, menjadi sasaran program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) dalam upaya pemberdayaan masyarakat berbasis AMONG E3CHO (Education, Economic, Environment, Cultures, Health, Outcomes). Program ini difokuskan pada inovasi teknologi pertanian melalui penerapan sistem irigasi modern, yakni springkel, di lahan persawahan berambang dan mentimun milik warga.
Para mahasiswa KKN UST melihat bahwa tantangan utama yang dihadapi petani setempat adalah keterbatasan air, terutama saat musim kemarau. Teknologi irigasi springkel kemudian diperkenalkan sebagai solusi untuk mengoptimalkan penggunaan air sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan.
Sistem irigasi springkel bekerja dengan menyemprotkan air melalui pipa bertekanan sehingga jatuh menyerupai hujan buatan. Cara ini tidak hanya lebih hemat air dibandingkan irigasi konvensional, tetapi juga dapat menjaga kelembapan tanah secara merata.
"Penggunaan springkel membuat air lebih terkontrol, sehingga kebutuhan tanaman dapat tercukupi tanpa harus boros karan di daerah perbukitan yang lumayan susah air Ketika kemarau datang ," ujar Yeti, seorang anggota KWT Ngudi Rahayu di Desa Watugajah, Selasa (18/8).
Selain hemat air, teknologi ini juga membantu mengurangi erosi tanah dan meningkatkan produktivitas hasil panen. Beberapa kelompok tani di Jawa Tengah bahkan melaporkan peningkatan hasil produksi padi dan hortikultura setelah menerapkan metode irigasi springkel selama dua musim tanam terakhir.
Haryadi, Ketua Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Desa Watugajah, menyambut baik inisiatif mahasiswa KKN UST. Menurutnya, penerapan teknologi irigasi modern seperti springkel perlu diperluas agar petani mampu menghadapi tantangan iklim ekstrem dan krisis air. "Dengan begitu, ketahanan pangan nasional bisa lebih terjaga," ujarnya.Dengan kombinasi inovasi teknologi dan dukungan kebijakan pemerintah, sistem irigasi springkel diyakini menjadi salah satu langkah nyata menuju pertanian yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan di Indonesia.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa KKN UST tidak hanya memberi edukasi (Education) tentang inovasi pertanian, tetapi juga mendukung peningkatan ekonomi petani (Economic), menjaga kelestarian lingkungan (Environment), memperkuat budaya gotong royong (Cultures), serta meningkatkan kesadaran kesehatan masyarakat (Health) menuju hasil nyata (Outcomes).
Dengan kombinasi inovasi teknologi, peran aktif petani, dan dukungan pemerintah, sistem irigasi springkel diyakini dapat menjadi solusi nyata menuju pertanian yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan di Desa Watugajah maupun daerah lain di Indonesia.
Penulis: Ag. Eko Susetyo, M.Sc. (Dosen Pembimbing Lapangan), mahasiswa KKN UST LP2M terdiri dari Maria Herawati Kusumaningrum (Prodi Akuntansi), Syaoky Wahidun Ramadhan (Prodi Manajemen), Shelomitha Azzahra Ade Putri (Prodi Manajemen), Dwi Cahyani Kurniasih (Prodi Manajemen), Anisah Salmaa Fauziyyah (Prodi PBSI), Januareza Awahita Dwifandi (Prodi PGSD), Wiji Pangestuti (Prodi PGSD), Patrisiana Intan Godat (Prodi Pend. Matematika), Deva Nur Ramadhanu (Prodi PVTM), Hermawan Arya Sapdhana (Prodi Agroteknologi), Ahmad Nizuan Karnaini (Prodi Teknik Industri), Umbu Bryan Jacques Ananda Retang (Prodi Teknik Sipil).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI