Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Dalam Kerinduan Memuncak

2 Oktober 2021   11:21 Diperbarui: 2 Oktober 2021   11:35 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini entah aku sedang mengalami krisis, terutama stagnasi ide dalam membuat tulisan, ini bahaya tidak boleh dibiarkan berlarut -- larut. Banyak persilangan persoalan silih berganti dan rasanya pikiran jadi kacau balau. Kurang fokus dan kurang konsentrasi saat menulis. Aku rindu semangat menulis dan hari- hari ini adalah sebuah dunia yang hilang yang belum juga kutemukan bagaimana mengatasinya.

Setelah selama sebulan lebih mendapat tantangan menulis 40 artikel, sebetulnya saya punya pikiran untuk menghidupkan imajinasi membangkitkan semangat untuk menulis novel atau cerita bersambung. Namun lagi -- lagi ketika pagi disiapkan untuk menata pikiran dan menghidupkan imajinasi, lagi -- lagi mentok oleh persoalan, kalau menulis terus mau apa selanjutnya. Demotivasi ini harus diselamatkan.

Bagaimana caranya?

Menulis apa saja yang penting menulis, pelan- pelan memaksa diri untuk menulis apa saja. Iya, fokus ke semangat kembali menulis. Ada banyak peluang ada banyak kompetisi, ada banyak tawaran menulis tapi, dari catatan -- catatan saya selama ini tidak banyak yang terwujud, hanya satu dua yang bisa terlaksana, lainnya memble.

Kerinduan untuk bisa rutin menulis membuat aku harus meyakinkan diri sendiri, ayo kamu bisa, jangan terpaku pada idealisme, menulis dan menulis saja. Kerahkah seluruh tenaga untuk menjaga kebugaran pikiran, mencari ide- ide segar yang ada di sekitar. Jangan biarkan kamu didikte mood.jangan terjebak pada kemalasan.

Semakin memanjakan kemalasan semakin hilang gairah menulis. Padahal dengan menulis kamu bisa mengungkapkan perasaan, bisa meredamkan kemarahan dan juga mengendapkan kesedihan. Beberapa hari ini persoalan yang membuat pikiran sedikit kacau, sebuah persoalan kehidupan yang mesti dihadapi dan dijadikan sebuah tantangan untuk bisa mengatasinya.

Setiap manusia mempunyai banyak persoalan dan masalah. Ada pengalaman sedih dan senang, ada misteri kehidupan yang bisa tiba- tiba muncul dan puncaknya bisa membuat shock, terkaget- kaget dan tidak percaya. Tapi rasanya Tuhan memang akan selalu menguji manusia.

Masalah semakin dihindari akan semakin menimbulkan persoalan, dan akan menjadi masalah besar jika tidak segera dipecahkan dan diurai pangkal masalahnya. Tetap dekat dengan Maha Pencipta walau tengah dalam euforia kegembiraan dan juga tidak pupus berharap bila ditimpa masalah berharap. Itu nasihat untuk diri sendiri.

Setiap masalah akan selalu bisa dipecahkan dengan pikiran tenang dan sabar. Bila terjebak emosi dan akhirnya hanya menimbulkan kekecewaan dan besar kemungkinan berpengaruh terhadap kestabilan emosi dan kejiwaan.

Kalau perempuan mungkin bisa melepaskan emosi dengan menangis, namun kalau laki -- laki apakah harus menangis. Rasanya aneh, laki - laki lebih mengungkapkan emosi dengan berteriak dan olah raga.Dengan berteriak rasanya endapan yang ada dipikiran dan dijiwa bisa keluar. Terkadang persoalan itu membuat linglung, bingung dan frustasi. Namun semua titik didih emosional itu bisa teredam dengan cara melakukan meditasi, introspeksi, dan berdoa.

Tidak mungkin manusia hidup tanpa masalah, akan selalu ada meskipun manusia sudah bergelimang dengan kekayaan. Manusia kaya raya dan semuanya bisa terbelipun akan tetap mempunyai persoalan, bahkan bisa jadi persoalannya jauh lebih berat dari yang miskin dalam arti sebenarnya, tidak punya harta, berpenghasilan kecil hidup dari mengontrak atau hanya menumpang. Yang miskin kadang merasa susah karena terlalu mendongak ke atas, sedangkan yang mempunyai segala- galanya masalah yang ia dapat karena kesepian , tidak punya teman dan beban kehilangan harta dan benda serta nilai pajak pada setiap barang yang dimilikinya.

Kerinduanku hanyalah sederhana. Bisa menulis dengan riang, berbagi beban dan sharing pengalaman. Menebarkan cinta dengan berbagi berita dan informasi. Tidak membuat pembaca menjadi bertanya - tanya bahkan malah menggiring menyebarkan berita bohong yang tidak berkualias terhadap relasi kehidupan sosial.

Keluar Dari Belitan Persoalan Dengan Berpikir Bijak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun