Ketika senja mulai membayang dan matahari tidak lagi ganas dan sering bersembunyi di sebalik awan, ada kegiatan baru yang membuat hati berbunga- bunga. Ya dedaunan hijau dan dari tanaman di halaman rumahlah penyebabnya. Tangan bergerak, memegang cangkul, membolak- balik tanah sejengkal dan mencoba menggemburkan tanah untuk nanti ditanam rumput sebagai permadani hijau di lahan sempit depan rumah.
Kegiatan menyenangkan ketika bepergian terlalu banyak persyaratannya. Di rumah, berbagai kegiatanan untuk mengatasi kebosanan, merawat jiwa agar tetap nyaman, damai dengan segala hambatan dan batasan-batasan karena suasana masih dalam masa pandemi.
Ini adalah salah satu hobi dari berderet hobi yang bisa memberi spirit dan menggerakkan tubuh agar sehat badan dan sehat jiwa. Mata memandang di kejauhan antara deretan pepohonan dari bukit sebelah timur. Sesekali terdengar suara- suara berisik dari alat berupa tali, tong, bambu, pengusir burung. Saat senja mulai terdengar serangga berbunyi bersahutan. Dan dari desiran angin ini mereka membelai daun mawar, aglonema lipstick, Jeruk Tabulampot dan mangga yang tengah berkembang daun - daunnya ( semoga terus bertumbuh besar). Dari situ sepertinya muncul ide untuk menternakkan kata- kata dalam baris - baris puisi.Â
Dari jauh berbaris makluk hidup yang tidak pernah malu telanjang. Kepolosan tubuhnya tampak, kulitnya yang putih tertutup bulu - bulu yang cukup tebal. Hanya mereka sering berisik, memekakkan telinga ketika bergerombol, bicara sahut sahutan dan kadang malah dengan agresif mulai memainkan gairahnya ketika melihat lawan jenisnya memancing geloranya.
Walau tidak seberisik TOA namun mendengar teriak - teriak tidak berhenti, cukup membuat emosi jiwa juga. Begitu sepasang makhluk itu kawin, suara itu mendadak diam, mata melotot dan hanya lenguhan yang sesekali terdengar. Kambing jantan dan kambing betina kemudian saling pandang setelah menumpahkan nafsu purbanya. Kemudian tidak seberapa lama terdengar suara nyaring dari mereka segerombolan makhluk hidup yang sering dijadikan makanan favorit para raja sate kambing, atau sate domba muda.
Begitulah saya mesti waspada terhadap segerombolan makhluk itu sebab sesaat lengah maka tanaman yang dipelihara dengan penuh kasih sayang akan berantakan, rusak dan sekarat. Ini akan menjadi pemicu kesedihan dan perasaan riang gembira surut, rasa duka menyeruak, dunia sejenak berhenti.
"Kata orang Jawa, Wedhuss!"
"Kata Orang betawi, Dasar Bandot!"
Di manakah taman hati yang damai ketika muram durja datang akibat domba dan kambing yang telah menginjak - injak tanaman yang dengan susah payah dirawat. Tapi berduka lama tidak akan menyelesaikan masalah, bersedih terlalu berlarut - larut hanya akan  meningkatkan resistensi tubuh dan menurunkan imunitas.
Lebih baik melatih mereka untuk memadupadankan suara sehingga kita bisa berhalu suara -- suara mereka bagai suara Il Divo. Dilatarbelakangi oleh paduan suara dari para biarawati lembah Karmel yang selalu mendaraskan doa sambil bernyanyi.