Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Merawat Hati Merawat Tanaman Jiwa

30 April 2021   15:22 Diperbarui: 30 April 2021   15:35 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
beberapa tanaman baru (dokumen pribadi)

Ketika senja mulai membayang dan matahari tidak lagi ganas dan sering bersembunyi di sebalik awan, ada kegiatan baru yang membuat hati berbunga- bunga. Ya dedaunan hijau dan dari tanaman di halaman rumahlah penyebabnya. Tangan bergerak, memegang cangkul, membolak- balik tanah sejengkal dan mencoba menggemburkan tanah untuk nanti ditanam rumput sebagai permadani hijau di lahan sempit depan rumah.

Kegiatan menyenangkan ketika bepergian terlalu banyak persyaratannya. Di rumah, berbagai kegiatanan untuk mengatasi kebosanan, merawat jiwa agar tetap nyaman, damai dengan segala hambatan dan batasan-batasan karena suasana masih dalam masa pandemi.

Ini adalah salah satu hobi dari berderet hobi yang bisa memberi spirit dan menggerakkan tubuh agar sehat badan dan sehat jiwa. Mata memandang di kejauhan antara deretan pepohonan dari bukit sebelah timur. Sesekali terdengar suara- suara berisik dari alat berupa tali, tong, bambu, pengusir burung. Saat senja mulai terdengar serangga berbunyi bersahutan. Dan dari desiran angin ini mereka membelai daun mawar, aglonema lipstick, Jeruk Tabulampot dan mangga yang tengah berkembang daun - daunnya ( semoga terus bertumbuh besar). Dari situ sepertinya muncul ide untuk menternakkan kata- kata dalam baris - baris puisi. 

Dari jauh berbaris makluk hidup yang tidak pernah malu telanjang. Kepolosan tubuhnya tampak, kulitnya yang putih tertutup bulu - bulu yang cukup tebal. Hanya mereka sering berisik, memekakkan telinga ketika bergerombol, bicara sahut sahutan dan kadang malah dengan agresif mulai memainkan gairahnya ketika melihat lawan jenisnya memancing geloranya.

Walau tidak seberisik TOA namun mendengar teriak - teriak tidak berhenti, cukup membuat emosi jiwa juga. Begitu sepasang makhluk itu kawin, suara itu mendadak diam, mata melotot dan hanya lenguhan yang sesekali terdengar. Kambing jantan dan kambing betina kemudian saling pandang setelah menumpahkan nafsu purbanya. Kemudian tidak seberapa lama terdengar suara nyaring dari mereka segerombolan makhluk hidup yang sering dijadikan makanan favorit para raja sate kambing, atau sate domba muda.

Begitulah saya mesti waspada terhadap segerombolan makhluk itu sebab sesaat lengah maka tanaman yang dipelihara dengan penuh kasih sayang akan berantakan, rusak dan sekarat. Ini akan menjadi pemicu kesedihan dan perasaan riang gembira surut, rasa duka menyeruak, dunia sejenak berhenti.

"Kata orang Jawa, Wedhuss!"

"Kata Orang betawi, Dasar Bandot!"

Di manakah taman hati yang damai ketika muram durja datang akibat domba dan kambing yang telah menginjak - injak tanaman yang dengan susah payah dirawat. Tapi berduka lama tidak akan menyelesaikan masalah, bersedih terlalu berlarut - larut hanya akan  meningkatkan resistensi tubuh dan menurunkan imunitas.

Lebih baik melatih mereka untuk memadupadankan suara sehingga kita bisa berhalu suara -- suara mereka bagai suara Il Divo. Dilatarbelakangi oleh paduan suara dari para biarawati lembah Karmel yang selalu mendaraskan doa sambil bernyanyi.

beberapa tanaman yang baru ditanam untuk kesibukan kala senja (dokumen pribadi)
beberapa tanaman yang baru ditanam untuk kesibukan kala senja (dokumen pribadi)
Ah, mereka juga makhluk ciptaan Tuhan yang perlu makan. Mungkin mereka tidak tahu bahwa tanaman yang terinjak dan dimakannya adalah cucuran keringat manusia yang berusaha mencintai alam semesta. Kambing atau domba tidak pernah berpikir sebab otak mereka hanya bisa menggerakkan naluri, pertahanan, dan suara- suara sumbang mereka. Mereka tidak merasakan bagaimana rasanya berempati kepada manusia atas usaha, keringat dan waktu untuk merawat tanaman di taman secuil mereka. Bunga rumpun dedaunan adalah rangkaian jiwa yang kadang kesepian oleh rutinitas yang terenggut. Manusia ingin merasakan suasana  kembali semua, tapi ancaman masih hadir di mana - mana.

Semoga pandemi cepat berlalu dan setiap makhluk saling merasakan dinamika kehidupan yang sebenar- benarnya. Tetapi merawat tanaman tetap wajib dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun