Ketika manusia lahir apa yang kemudian menjadi prioritas dalam hidupnya, belajar, bekerja, menghitung detik atau merenungi waktu demi waktu yang berlalu. Apakah lantas manusia selalu berhitung atas waktu yang demikian cepat berlalu sehingga tidak terasa manusia bisa merangkak, berjalan, berlari, melenting, melompat tinggi sehingga ia bisa merengkuh yang sebelumnya cuma menjadi angan.
Ketika pertama kali manusia bisa berpikir apa yang kemudian dilakukan untuk mengembangkan pikiran sehingga muncul ide - ide baru yang berkembang, melewati masalah demi masalah. Melewati pergumulan demi pergumulan.
Setiap orang yang terlihat bahagia dan sukses tetaplah orang yang telah melewati ratap dan tangisan. Mereka pasti sudah berkeringat dan merasakan betapa kerasnya ujian kehidupan. Dari detik  ke detik, menit ke menit, tidak terlewat selalu ada peristiwa yang membuat kadang manusia cemas, kecewa, marah, frustasi dan menyesal.
Manusia dan KetidaksempurnaannyaÂ
Ada saja dosa - dosa yang hadir entah dengan kebohongan yang tidak disengaja maupun kebohongan yang ditutup - tutupi. Nabi saja pernah mengalami pergumulan kehidupan, melalui pengalaman kelam untuk bisa memberi nasihat kehidupan bagi pengikutnya.
Pasang surut kehidupan, kecemasan dan ketakutan selalu akan menjadi teman setia manusia melewati dan menyusur waktu. Tiap orang akan selalu berharap dalam lajunya waktu bisa meraih sebuah pengalaman indah, seperti yang dikhayalkan atau dibayangkan waktu sebelumnya.Â
Ada sebuah harapan yang bisa saja tercapai bisa saja terlewat atau sama sekali belum pernah dirasakan padahal ada pengharapan bahwa ia ( manusia bisa meraihnya). Tidak semua cita - cita dan harapannya tercapai. Orang sukses sekalipun selalu merasa kekurangan, selalu menginginkan sesempurnaan hidup sesuai yang diangankan. Terkadang banyak orang sukses belum merasa cukup bersyukur meskipun di mata orang lain karirnya termasuk sempurna, muda, pintar, kaya dan mempunyai pasangan jelita.
Tetap ada ketidakpuasan, tetap ada perasaan kekurangan karena di sisi lain ia merasa tidak sempurna. Detik dan waktu yang dilalui manusia menjadi sebuah tantangan bagi manusia untuk berkata apakah ia selalu tidak puas akan capaian hidupnya.
Kalau menuruti kemauan dan harapan selalu tidak ada puas- puasnya manusia. Mereka menginginkan hal yang lebih tinggi dari capaian hari ini, ia menginginkan kesempurnaan seutuhnya yang membuat ia bisa melakukan apa saja.
Kalau berharap setiap manusia pasti akan selalu ingin bahagia, mempunyai fasilitas berlimpah, mempunyai kemudahan dalam setiap perjalanan, tidak pernah gagal dalam belajar, mendapat kedudukan tinggi dalam karier, terluput dari bencana, lepas dari ancaman virus, tetap bugar dan berbagai harapan lain.
Tapi mana mungkin manusia bisa meraih semuanya. Yang kaya raya bisa saja mempunyai masalah dengan relasi kehidupannya. Ia merasa selalu terancam dan merasa ada yang tidak suka, ada yang mengganggu atau ada orang yang berusaha menipunya, memanfaatkan situasi sehingga meskipun kaya tapi hidupnya tidak pernah tenang penuh ancaman.
Ada manusia yang bersahaja, mempunyai rumah kecil, jarang memegang peralatan komunikasi canggih, jarang terhubung dengan dunia luar tapi ia nyaman dan bahagia karena selalu bersyukur atas hidupnya. Ia selalu mensyukuri detik yang berlalu, menghargai alam yang memberinya kehidupan dan waktu  yang memberinya kesempatan untuk tetap bertahan hidup.