Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Tingginya Khayalan Sinetron dan Bangkitnya Film Pendek Berkat "Tilik"

29 Agustus 2020   13:12 Diperbarui: 29 Agustus 2020   13:43 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suryamalang.tribunnews.com

Ketika menonton sinetron jangan tanyakan tentang logika dan alur. Bisa jadi alurnya akan berubah tiba- tiba tergantung situasi dan kondisi. Yang disuguhnya adalah tentang tajamnya konflik, melownya suasana, peran antagonis yang akan selalu menang dan bebas memaki peran protagonis yang seakan-akan selalu digambarkan sebagai orang yang menderita, sering dibully, sering dibuat kesal.

Di era mobile saat ini rasanya semakin anak muda yang kurang gaul dengan "televisi", mereka lebih memilih YouTube, Podcast, livestreaming, instagram, facebook, Line, aplikasi game daripada mengikuti ruwet dan njelimetnya cerita sinetron.

Senjakala Televisikah ketika Youtube media Digital Melambung?

Era televisi tampaknya segera akan mengikuti senjakala seperti halnya koran, majalah, yang satu persatu tumbang karena era internet benar- benar telah membuat masing- masing individu mempunyai paling tidak smartphone yang bisa mengakses Youtube, mengakses, game. Eranya televisi mobile yang bisa ditenteng jalan - jalan, didengar dengan headphone.

Bukan berarti penonton televisi berkurang, pasti masih banyak penonton sih tapi peminat televisi semakin surut. RCTI dan I News contohnya mereka baru saja mengajukan gugatan terhadap penayangan livestreaming yang merebak akhir - akhir ini. Tentu saja membuat acara- acara di talkshow di televisi lesu darah. 

Para artispun kini banyak yang membuat acara sendiri lewat tv digital yang ditayangkan di You tube, semisal Rafi Ahmad, Ari Laso, Sule, Atta Hallilintar, Andre Taulani. Di Youtube dengan viever jutaan mampu mendatangkan dolar bagi pesohor hingga satu dalam satu bulan saja bisa menghasilkan pemasukan hingga milyaran rupiah dari hasil monetisasi karyanya.

Ketika Film Pendek Naik Pamor berkat "Tilik"

Era televisi semakin suram dan sinetron pun "mungkin" lama - lama akan ditinggalkan. Era film pendek yang tampaknya mulai bangkit. Yang terbaru adalah film pendek berjudul Tilik yang digagas dan disutradarai oleh Wahyu Agung Prasetyo. Yang menjadi tentu saja sosok Bu Tedjo. 

Dalam tayangan film itu Bu Tedjo menjadi magnet oleh sosoknya yang tampaknya senang bergosip, senang membuat isu - isu yang rasanya tampak logis, dengan melibatkan media sosial sebagai bukti sahih bahwa Dian yang diisukan adalah sosok perempuan yang menjadi "lenjeh", mau dibawa oleh om - om untuk keluar masuk hotel.

Artinya ketika isu itu belum tentu benar Bu Tejo benar -- benar menampilkan sosok emak - emak kita yang senang bergosip dan istilahnya penulis  Andi Setiono Mangun prasodjo Ngganyik dan nggedabrus. Analogi untuk menggambarkan sosok Bu Tejo yang nyinyir dan suka menggosip berdasarkan cerita dari media sosial dan rumor kurang bertanggung jawab.

Namun mungkin tebakan Bu Tedjo benar bahwa sosok Dian itu yang dikesankan lenjeh dan suka dibawa om - om benar. Setting dan pengadegan film Tilik itu tampak sederhara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun