Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Komunisme, Pancasila, Ekstrem Kanan, dan Agama Tanpa Agama

29 Mei 2020   17:37 Diperbarui: 29 Mei 2020   19:14 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: wartakota.co

Di Rusia sendiri agama - agama sekarang berkembang baik, masjid gereja sudah banyak dan tidak ada ancaman berarti dari orang yang diberi label berpaham sosialisme, komunis. Mereka malah kadang - kadang lebih toleran daripada mereka yang terdoktrin sebagai pemeluk agama fanatik yang tega membunuh demi keyakinan

Di sini sekarang sedikit - sedikit mengumbar kata komunisme untuk mengkambinghitamkan orang - orang yang tidak suka pada pemeluk agama fanatik. Fanatisme agama malah membuat masifnya berita- berita yang menyebabkan masyarakat orang - orang kecil dan masyarakat merasa terdoktrin dan terkotakkan hingga relasi antar agama retak.

Kecurigaan pada ideologi komunisme harus ditanggapi dengan bijaksana. Masyarakat harus berpandangan luas agar tidak terjebak dalam isu -- isu yang memperparah hubungan masyarakat yang sebetulnya sudah diikat dalam pandangan hidup bangsa yaitu Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang mampu mempersatukan perbedaan- perbedaan, termasuk perbedaan keyakinan.

Pancasila menjadi satu -- satunya senjata untuk melindungi masyarakat dari perpecahan akibat perbedaan suku, ras, agama, keyakinan,  bahasa. Untuk meredam berita simpang siur itu dibutuhkan bekal yang cukup dalam hal literasi, butuh kecerdasan masyarakat untuk membedakan mana berita hoax yang sekedar menulis atau membuat sensasi namun tanpa bukti. Era Post truth di mana kesalahan - kesalahan yang diwartakan berulang- ulang akhirnya menjadi kebenaran.

Kalau setiap saat muncul perang di media sosial, perang informasi akibat wartawan, penulis yang hanya mengetahui sedikit kebenaran tetapi akhirnya menyimpulkan sendiri berita yang belum tervalidasi maka lama- lama berita yang sebetulnya benar dan akurat akan menjadi salah dan semacam gosip karena banyak orang lebih suka membaca berita - berita yang viral dan heboh. Padahal berita viralnya itu belum tentu benar.

Isu - isu komunisme saat ini harus ditanggapi dengan tenang, tidak emosional. Harus dilihat dari berbagai sisi sehingga tidak berujung fitnah dan berujung berita sampah. Jangan - jangan isu komunisme itu hanya jebakan agar negara ini hancur selanjutnya negara - negara termasuk Amerika, China bisa mengobok - obok negara kita dan menghancurkannya dari dalam hingga akhirnya lebur berkeping- keping. Jangan mudah percaya dengan isu munculnya isu komunisme. Lebih baik beragama yang benar, berdoa yang rajin saling mendoakan untuk kerukunan antar agama. Sebab mereka yang fanatik, berpaham radikal bisa memicu hancurnya sebuah negara. Lihat saja yang terjadi di Suriah dan di negara negara rawan konflik karena agama seperti Pakistan, Afganistan. Perang  terus tidak pernah berhenti. Padahal mereka beragama sama. Hanya politik yang akhirnya menyeret agama untuk melakukan agitasi, teror dan datangnya ujaran kebencian karena fanatisme sempit.

Agama seharusnya bisa mempersatukan masyarakat. Apalagi setiap agama mengajarkan keadilan, kejujuran dan perdamaian. Namun pada kenyataannya agama kerap justru menjadi unsur pemecah bangsa. Ada kecenderungan setiap pemeluk agama beranggapan hanya agamanya sendiri yang paling benar dan kemudian mulai melakukan eskpansi dan penetrasi...Dalil agama dijadikan doktrin dan alat legitimasi dari tindakan yang sebenarnya ditentang oleh agama tersebut. (Kekerasan Agama tanpa Agama;Thomas Santoso, Pustaka Utan Kayu).

Isu tentang komunisme lebih sering dihembuskan aktifis agama , pemegang kepercayaan pada dalil agama bukan inti ajaran agama sendiri yang mengajarkan tentang kasih sayang, hidup saling menghargai, jujur dan toleran. Masyarakat harus cerdas menghadapi isu yang beredar dalam masyarakat. Yang menjadi ancaman baru sekarang adalah kekerasan dan media digital. Jangan sampai muncul agama tanpa agama. Sebab yang tidak beragama itu bukan berarti komunisme. Justru orang yang menjungkirbalikkan agama dengan melakukan kekerasan itulah ancaman terbesar bangsa ini.

Sudah Pas Pancasila sebagai dasar dan pemersatu bangsa tidak perlu diubah-ubah lagi. Salam damai selalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun