Benar, nyaman benar jika suatu saat anda ngobrol dengan para penulis. Mereka itu datang dari beragam latar belakang profesi. Bertujuan satu menulis.Â
Saya sedang tidak membahas aturan, sedang ingin bebas menulis, sedang tertantang untuk memberi masukan dan kritikan tentang orang- orang yang memandang penulis itu adalah orang yang tertutup dan hidup dalam dunianya sendiri.
Rasanya bicara sekeras apapun tetap akan ditanggapi tenang oleh penulis, dan saya menemukan keunikan- keunikan muncul saat kopi darat. Yang biasa meliput dan menulis tentang agama ternyata tidak PD jika harus dipaksa memimpin doa dalam sebuah forum, yang pendiam dan tidak banyak omong ternyata PD saja bicara tentang apa saja dengan keterbukaan pemikiran yang luar biasa.Â
Yang terkenal dan menjadi favorit setiap kali menulis ternyata orangnya asyik saat diajak bicara dan akhirnya tidak perlu minder jika berbicara dengan mereka.
Saya kaget meskipun tulisan tulisan saya tidak favorit amat bahkan Headlinepun jarang, cukup dikenali admin, dan sosok- sosok yang semula abstrak karena tulisan- tulisannya yang selalu merangsek di tangga pilihan dan populer ternyata pribadinya nyablak dan penuh kelakar.
Nyaman jika mempunyai komunitas menulis, mempunyai waktu untuk bisa kumpul rutin berdiskusi apa saja, tentang berbagai masalah. Dengan banyaknya pertemuan dan seringnya sharing sesama penulis, tidak terasa mampu membangun jaringan atau network yang menguntungkan.Â
Suatu saat kesenangan menulis bisa terbayarkan dengan banyaknya permintaan untuk menulis, banyaknya kesempatan untuk mengulas apa saja yang hanya bisa dilakukan oleh penulis yang terbiasa membahas hal- hal kecil,biasa menyusun cerita dan menampilkan di media sosial.
Lihat saja jenis tulisan yang masuk di Kompasiana misalnya. Berbagai topik cerita pilihan itu seperti lembaran -- lembaran pengalaman manusia yang disajikan dengan gaya berbeda antara satu penulis dengan penulis lainnya.
Ada yang menampilkan tulisan dengan gaya satire, sarkas,tetapi tidak kurang yang akademis, pun tidak kurang yang bergaya urakan. Di Kompasiana jika pembaca mencermati tulisan- tulisan kompasianer tulisan motivasi, berisi pengalaman hidup sehari- hari dan berbagai cerita ringan tetapi ditulis dengan sepenuh hati dengan sesuai dengan ketrampilan dan jam terbang penulis memberikan banyak pembelajaran. Malah di sekolah formal tidak akan pernah menemukannya.
Para penulis itu membawa jejak pemikiran khas, unik. Hampir mirip tetapi tidak akan pernah mirip, sepemikiran tetapi tidak akan pernah sama dalam merangkai bahasa, sevisi tetapi akan selalu menemukan perbedaan.Â
Jadi, penulis bagus dan berpengalaman akan selalu bisa belajar dengan penulis pemula, sebaliknya penulis pemula banyak belajar pengalaman dari pemain lama yang mempunyai jejak kedalaman pandangan, ini tentu tidak akan dimiliki orang muda karena kalah dan  karena matangnya usia dan jejak pergulatan hidupnya yang lebih kaya.
Sebagai penulis yang bisa dibilang senior dilihat dari masa gabungnya bisa jadi saya kalah jauh dengan Yon Bayu, Neno Anderias Salukh, dan penulis lain yang biasa nangkring ditangga populer, dan menjadi langganan Headline, tetapi bagaimanapun tulisan yang telah terpublikasi menjadi tanda bahwa setiap penulis mempunyai jalan nasibnya sendiri.Â
Ada yang cepat melesat seperti anak panah, ada yang stabil menapak pelan tetapi pasti ada yang bisa tiba- tiba terbang tinggi tetapi langsung redup tidak berbekas.Â
Ada Penulis yang selama bertahun tahun bisa konstan menghasilkan palng tidak satu tulisan setiap harinya. Ada yang sesekali menulis tetapi tulisannya menjadi trending topik, masuk dalam artikel feature, atau sekali menulis langsung menjaring viewer puluhan ribu. Dan alur nasibnya pun tiba tiba harus tiarab karena masalah melanggar aturan main platform blog sehingga akunnya harus diblokir.
Menjadi penulis dan bergaul dengan penulis itu sangat mengasyikkan, meskipun jangan harap akan ada banyak penulis yang mau menawarkan bantuan bagaimana nge- hit dan menguasai Headline, tapi melihat wajah- wajah penulis, yang terekam dalam benak saya adalah mereka adalah para pejuang literasi yang sedang memberikan waktu, pemikiran untuk kemajuan bangsa.Â
Sekecil apapun ide, jika sudah menjadi milik publik ya, terekam di mesin pencari, menjadi referensi bagi media sosial, viral dan sering dibicarakan maka penulis telah berhasil menghiasi khasanah pemikiran lewat tulisan- tulisan mereka yang unik.
 Sekarang penulis optimis, yang penting saya terus menulis, membaca dan menyerap banyak sekali pemikiran para penulis yang berderet di Media internet. Untuk berhasil menjadi penulis, ya jangan berpikir instan, jangan sering berharap berapa rupiah yang bisa diraup dari kegiatan menulis, tetapi dari seberapa banyak penulis menyumbang tulisan dan mampu menginspirasi pembaca.Â
Jika muncul perubahan positif karena pengaruh bacaan dari penulis maka sumbangan penulis itu menemukan titik kepuasannya yaitu menjadi inspirator bagi pembacanya untuk berubah menjadi lebih baik.
Uang, keberuntungan, dan nasib baik itu sebuah proses, jika tidak putus asa dan selalu optimis bisa hidup dari menulis maka Tuhan pasti akan memberi jalan. Sebuah usaha tidak akan pernah sia sia. Selalu senang berbagi pemikiran dengan para penulis. Nyaman ngobrol dengan mereka ternyata. Salam Damai Selalu.