Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kedunguan Saya Memahami Kecerdasan Rocky Gerung

22 Februari 2019   09:22 Diperbarui: 22 Februari 2019   09:58 2011
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rasanya saya akan gemetar jika ketemu Rocky Gerung. Bayangkan presiden yang terpilih dan pasti cerdas dan tangguh saja dikatakan dungu dengan entengnya oleh Mas Bro Rocky Gerung. Memang tidak heran jika orang yang mendalami filsafat itu agak- agak bagaimana begitu. 

Mungkin dia kelewat nyentrik sehingga dia pikir tidak ada yang lebih pintar selain dia. Kedunguan saya bertambah jika saya menonton debat di televisi dan ada Mas Bro Rocky... Sudah jelas karena untuk menghapal  buku Karl Gustav Jung bahkan Narasi Nietzhe saja saya sudah hampir gila apalagi harus membolak- balik filsafat- filsafat yang lebih rumit, yang mempertanyakan apa saja tentang apakah tuhan itu ada,  apakah benar proses penciptaan itu, sampai ke pertanyaan njelimet yang mungkin hanya bisa dijawab oleh orang gila sesukanya.

Woallah...Kenapa harus membahas filsafat makanannya para frater dan Pastur. Jika sampai tuntas mempelajarinya mungkin saya malah tidak percaya lagi pada agama, tidak lagi percaya pada kebenaran yang hakiki, sebab semuanya terasa nisbi, tidak  tentu tergantung masing- masing orang, filsafat menurut sepengetahuan saya yang adalah sumber dari segala ilmu. 

Orang yang menguasai filsafat tentu lebih bijak dalam memandang segala sesuatu. Tidak grusa -- grusu menuduh tentang kristenisasi, islamisasi dan fanatik dalam agama. Ia tahu esensi hidup beragama. 

Menjadi filsuf  cenderung kritis dan tidak mudah percaya, ia akan menelisik apa saja sampai ke akar- akarnya. Tentu saja saya yang dungu semakin gemetar di tanya ini itu takut tidak mampu mengimbangi kecerdasan cara berpikir filsuf termasuk Rocky Gerung.

Kepedean Rocky Gerung yang sempat membuat  saya bertanya,  sudahkah ia pernah berdialog imajiner dengan Socrates, atau Aristoteles. Bahkan Sigmund Freud. Ia yakin bahwa pemimpin Indonesia jarang memegang buku tebal filsafat maka dengan arogan Rocky Gerung dengan entengnya mendungu- ndungukan orang.

Saya sedang membayangkan jika suatu saat saya ikut diskusi di ILC, padahal apakah Rocky seorang lawyer/ pengacara, mengapa acara ini dinamakan ILC tapi pembicaranya filsuf, praktisi politik,  rohaniwan, dalang.  Saya bertanya dalam kapasitas saya sebagai blogger yang kebetulan kuliahnya di seni rupa dan hanya belajar sebentar berapa SKS tentang filsafat Pancasila, tentu saja Rocky Gerung akan terbahak- bahak jika saya sedikit kritis membahas tentang kapasitas Rocky sebagai seorang filsuf. 

Bahkan yang sudah pakar dan mendalam dalam filsafat semacam Romo Magnis Soeseno, atau Mudji Sutrisno saja amat bijaksana memandang kehidupan (maaf bukan memuji lho hanya membandingkan) Semua Romo, Pastur harus lulus dalam ilmu filsafat. 

Karena dengan menguasai filsafat bisa melihat fenomena kehidupan dengan pemikiran terbuka. Filsafat itu tentang bagaimana memandang kehidupan, bukan terbawa arus oleh kegaduhan politik seperti yang saat ini terjadi.

Filsafat itu sebuah frasa, disamping cabang ilmu juga sumber dasar untuk memahami ilmu pengetahuan yang lain. Orang Jawa meskipun tidak membaca filsafat barat penuh dengan falsafah hidup. Dengan menjalani laku, entah puasa Senin Kemis, duduk merenung menikmati matahari yang turun dari peraduan, berdoa dan bersatu dengan alam semesta, melakukan tapa brata, mengolah rohani, mencari sangkan paraning dumadi. 

Orang Jawa menghayati hidup dengan menjalani laku dengan banyak cara, ngrowot (mengurangi sayur- sayuran), Patigeni (mengurangi melihat api), Ngebleng (mengurangi garam). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun