Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Menulis itu Berkontemplasi

3 Juni 2017   14:28 Diperbarui: 3 Juni 2017   14:31 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
mengarang itu adalah pekerjaan yang membuat orang dihantui oleh kesunyian;Putu Wijaya (panajournal.com)

Penulis itu bukan hanya sekedar ingin mencari popularitas dengan menghalalkan segala cara. Yang konyol adalah jika penulis ingin secepatnya”terkenal” tetapi dengan mengorbankan harga diri melakukan plagiat, copy paste dari tulisan-tulisan entah pengarang besar atau pengarang pemula. Sebuah proses “menjadi” itu bukan hanya karena dengan secepatnya membumbung jauh ke angkasa tapi tiba-tiba jatuh nyungsep, dan hilang ditelan waktu karena melakukan hara-kiri dengan menggadaikan harga diri melakukat plagiat, melakukan kegiatan tidak jujur dengan membohongi public dengan karangan yang sebetulnya bukan miliknya, hanya menyadur, hanya menukil karya orang lain. Tentu seorang penulis akan malu telah melakukan pembunuhan karakter yang berdampak buruk bagi masa depan penulis.

Jujur dalam menulis diperlukan. Jalan hidup seorang penulis itu penuh tantangan, harus melalui sebuah perasaan sunyi, menahan diri bila dikatakan gila, sabar jika di maki sebagai autis atau berbesar hati dikatakan pengkhayal. Bahkan selama hidup harus menyandang sematan “miskin” karena ternyata tulisan yang dihasilkan baru bisa memberinya rejeki sepiring dan belum bisa dibilang mampu memberinya limpahan kekayaan. Tapi seorang penulis yang jujur akan selalu dikenang dan sepanjang sejarah akan terpatri dalam benak pembacanya.

Maka menulislah dengan jujur. Pertapaan seorang penulis akan membawa energi positif bagi orang yang membaca karya-karya penulis. Sebab tulisan yang dihasilkan dari proses merenung, kontemplasi, doa,tahajud, wirit, litani, tentu akan lebih tinggi nilainya. Tidak ada sekat agama, tidak ada pembedaan gender, tidak ada pemisahan ras, tidak ada ujaran kebencian karena sebuah tulisan yang baik itu melintas batas, menembus ruang dan waktu.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun