Mohon tunggu...
Dwi Arica Martiani
Dwi Arica Martiani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya seorang guru di SMAN 1 Batulayar Kab.Lombok Barat NTB. Hobi saya bernyanyi. Saat ini saya sedang tertarik dengan dunia tulis menulis karena selain sebagai jenis kesibukan baru juga dapat sebagai sarana healing.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita Arica

23 Februari 2023   19:22 Diperbarui: 23 Februari 2023   19:25 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Secangkir teh hangat dan kripik singkong menemani Arica menikmati senja sore hari ini. Dia benar-benar merasa sore ini begitu istimewa. Cuaca tidak panas dan hujanpun mulai mereda setelah beberapa hari belakangan  sangat suka menyirami bumi. Mengingat rentetan kejadian pada hari ini membuatnya banyak tersenyum sendiri. Dia teringat tentang percakapan dengan kawan baru yang dikenalnya disebuah pelatihan menulis. Kawan barunya ini adalah seorang pujangga yang mampu menciptakan dan merangkai puisi dengan sangat indah dalam waktu yang sangat singkat. Entah karena semesta sudah mentakdirkan, keakraban mereka terjadi begitu saja. Secara tiba-tiba muncullah sebuah chat yang cukup mengagetkannya "malam, bu puisi yang diminta sudah dilayani. hehehe....silahkan dibaca". Sontak Arica merasa sangat bahagia karena dia tidak menyangka ternyata komentar yang dia tuliskan pada postingan kawan barunya ini langsung dibayar lunas. 

Siang tadi Arica kembali teringat kawan barunya. Tanpa fikir panjang dia mengirimkan sebuah chat sebagai tanda sapaan. Dan chat itu dibalas dengan panggilan video yang membawa mereka kepada obrolan panjang dan menyenangkan. Apakah pertemanan ini akan terjalin semakin intim? entahlah...hanya waktu yang bisa menjawabnya.

Rutinitas Arica hari ini cukup padat. Pagi-pagi sebelum berangkat bertugas sebuah insiden kecil terjadi. Secara tiba-tiba remote motor miliknya tidak bisa berfungsi, dengan terpaksa dia harus menunggu orang yang bisa memperbaikinya. Alhasil Arica terlambat menuju ke tempat kerja. "Pukul 07.56 Wita...terlambat 26 menit lho"...guru piket menegur sesampainya dia di sekolah. Arica hanya bisa melemparkan senyum malu-malu seraya mengucapkan kata maaf. Tergopoh-gopoh dia memasuki ruang kelas dengan membawa administrasi mengajar. Didalam kelas siswa sudah menunggu dengan keramaiannya sendiri dan ucapan salam darinya memecah keriuhan mereka. Dengan segera mereka menuju ke tempat duduk masing-masing.

"Ananda semua, ibu mohon maaf atas keterlambatan ibu masuk kelas karena ada sedikit insiden kecil tadi. Sebelum kita memulai pembelajaran ibu minta ketua kelas memimpin do'a terlebih dahulu". Demikian Arica membuka kegiatan belajar di kelasnya. Selanjutnya dia memulai pembelajaran dengan semangat dan berusaha membuat kondisi di kelas menjadi hidup dan menyenangkan.

Disela-sela pergantian jam Arica menyempatkan diri untuk mengerjakan kelengkapan administrasi PTS, PAT, dan USBN yang akan dilaksankan diawal bulan Maret. Kebetulan dia dilibatkan dalam kepanitiaan kegiatan evaluasi tersebut. Sedikit demi sedikit Arica memulai pekerjaannya. Pembuatan jadwal ujian, jadwal mengawas, daftar hadir peserta, daftar hadir proktor dan pengawas dan kelengkapan lainnya dia susun secara perlahan. Beruntung ada tim solid yang setia membantu menyelesaikan sebagian pekerjaan agar pelaksanaan evaluasi nanti dapat berjalan dengan sukses.

Matahari berjalan menuju siang yang semakin terang. Tanpa terasa waktu telah menunjukkan pukul 12.45 wita. Suara azan berkumandang pertanda panggilan rabbi telah dilantangkan. Saatnya sebagai hamba segera mempersiapkan diri untuk bersujud dihadapan-Nya. Selesai menghadap kepada Rabbnya Arica melanjutkan rutinitasnya menjemput buah hati pulang dari sekolah. Inilah fenomena emak-emak zaman sekarang. Selain di sumur, di kasur, dan di dapur, hidup mereka banyak dihabiskan di aspal. Bagaimana tidak, emak-emak dari pagi sudah bertebaran di jalan raya untuk beraktifitas. Entah itu berangkat ke pasar, kantor, ataupun mengantar anak ke sekolah. Dan rutinitas ini akan berulang setiap harinya. Inilah mengapa ada istilah "SUPER MOM" karena emak-emak memang seseorang yang multi talenta. Mereka bisa menguasai beberapa jenis pekerjaan seperti Chef, clining service, room service, driver, etc, dan ajaibnya semua pekerjaan itu dapat mereka selesaikan dalam satu waktu. Tapi kita harus berbangga dengan kelebihan yang kita punya sebagai super mom. Maka wajarlah jika Tuhan memberikan keistimewaan kepada seorang Ibu berupa ungkapan "syurga berada dibawah telapak kakik Ibu", mengingat bagaiman perjuangan mereka mengandung, melahirkan, membesarkan, mendidik, sampai mengantar jemput kesana kemari. Dan Arica adalah salah seorang ibu yang beruntung itu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun