Mohon tunggu...
Dwi Abdul Rohim
Dwi Abdul Rohim Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang Guru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

17 Mei 2024   09:46 Diperbarui: 17 Mei 2024   10:19 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

"UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT PADA SISWA KELAS 4B SEMESTER I SDIT NURUL ISLAM TENGARAN TAHUN PELAJARAN 2023/2024"

  • Oleh    :
  • Nama   : DWI ABDUL ROHIM

Abstrak

        Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 4B Semester I SDIT Nurul Islam Tengaran Tahun Pelajaran 2023/2024 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT). Latar belakang penelitian mencerminkan kebutuhan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di sekolah tersebut, terutama mengingat sebagian besar siswa masih belum mencapai ketuntasan minimal. Model pembelajaran kooperatif dipilih karena dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, membangun keterlibatan siswa secara aktif, dan memfasilitasi pemahaman yang lebih baik. Penelitian dilakukan melalui pendekatan tindakan kelas dengan dua siklus. Siklus pertama menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar, meskipun masih terdapat kekurangan dalam penerapan model TGT. Setelah dilakukan refleksi dan perbaikan pada siklus kedua, hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan yang signifikan dengan 91% siswa mencapai ketuntasan belajar. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model TGT berhasil meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas 4B SDIT Nurul Islam Tengaran. 

     Hasil penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT efektif dalam meningkatkan hasil belajar matematika. Rekomendasi penelitian mencakup saran bagi guru untuk mengoptimalkan model pembelajaran yang bervariasi dan tepat, serta bagi sekolah untuk mengembangkan model kooperatif dalam mata pelajaran lainnya. Penelitian selanjutnya disarankan untuk memperhatikan karakteristik siswa dan pengarahan yang lebih baik dalam setiap kegiatan pembelajaran.

Kata kunci : TGT, Coorperative learning.

Pendahuluan 

    Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006) mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar. Hal ini dimaksudkan untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain. Hal senada juga disampaikan oleh Muijs & Reynolds (2008) bahwa matematika merupakan “kendaraan” utama untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis dan ketrampilan kognitif yang lebih tinggi pada anak-anak.

     Berdasarkan hasil observasi di SDIT NURUL ISLAM TENGARAN KELAS 4B, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika menunjukan bahwa 15 siswa dari 28 siswa nilainya masih dibawah KKM yang telah ditetapkan yaitu ≥ 75. dari data tersebut menunjukkan bahwa siswa kelas 4B di SDIT NURUL ISLAM TENGARAN belum menguasai materi pembelajaran Matematika yang telah diberikan oleh guru. Hal ini dikarenakan siswa sepertinya tidak bergairah mengikuti proses pembelajaran dan kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran matematika. Sebagai indikatornya, masih banyak siswa yang bicara sendiri dengan temannya ketika proses pembelajaran sedang berlangsung, ada yang mengantuk, ada yang asyik bernyanyi sendiri secara lirih, bahkan ada yang berani bergurau dengan temannya. Dalam pembelajaran pun guru masih menggunakan metode konvensional saja sehingga kelas menjadi monoton, suasana kelas juga tidak kondusif karena siswa bosan dengan pembelajaran yang diberikan, penggunaan alat peraga yang minim membuat penyampaian materi tidak tersampaikan dengan baik, aktivitas belajar yang masih pasif, karena siswa kurang terlibat dalam pembelajaran hanya guru yang aktif.

     Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah model cooperative learning. Dengan menggunakan model cooperative learning dapat menyediakan lingkungan belajar yang kondusif untuk terjadinya interaksi belajar mengajar yang lebih efektif, sehingga siswa dapat membangun sendiri pengetahuannya. Dengan demikian, pembelajaran matematika tidak lagi mengutamakan pada penyerapan melalui pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada pengembangan kemampuan dan pemrosesan informasi.

     Dalam model pembelajaran kooperatif ini, guru lebih berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung ke arah pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak hanya memberikan pengetahuan pada siswa, tetapi juga harus membangun pengetahuan dalam pikirannya. Siswa memunyai kesempatan untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam menerapkan ide-ide mereka, ini merupakan kesempatan bagi siswa untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri.


Rumusan dan Pemecahan Masala

     Berdasarkan latar belakang masalah, peneliti merumuskan masalah dengan rincian sebagai berikut :  Apakah  penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar Matematika pada siswa kelas 4B Semester I SDIT NURUL ISLAM TENGARAN Tahun Pelajaran 2023/2024?

Tujuan Penelitian

     Adapun tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa Matematika dengan menggunakan model kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) pada siswa kelas 4B Semester I SDIT NURUL ISLAM TENGARAN TAHUN AJARAN 2023/2024.

Rencana dan Prosedur Penelitian 

            Rancangan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dengan tahapan sebagai berikut:

a.  Perencanaan

Dalam tahap perencanaan ini peneliti membuat perencanaan sebagai berikut:

  • Menelaah materi pembelajaran Matematika kelas 4B semester I yang akan dilakukan tindakan penelitian dengan menelaah indikator-indikator pelajaran bersama tim kolaborasi.
  • Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai indikator yang telah ditetapkan.
  • Menyusun skenario pembelajaran TGT.
  • Menyiapkan alat peraga dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian.
  • Menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan dalam penelitian.
  • Menyiapkan alat evaluasi serta lembar kerja siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan

      Penelitian ini dilaksanakan dengan melaksanakan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya yakni melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT).

      Pelaksanaan tindakan penelitian ini direncanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Siklus pertama dilaksanakan pembelajaran dengan model kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT). Siklus kedua dilaksanakan untuk memperbaiki segala sesuatu yang belum baik dalam siklus pertama.


c. Observasi

     Kegiatan observasi dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru pengamat untuk mengamati tingkah laku siswa dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran Matematika yang menerapkan pendekatan kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT). Observasi juga dilakukan terhadap guru yang menerapkan pendekatan kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT).

d. Refleksi

     Setelah mengkaji hasil belajar Matematika siswa dan hasil pengamatan aktivitas guru, serta melihat ketercapaian indikator kinerja maka peneliti melakukan perbaikan pada siklus kedua agar pelaksanaannya lebih efektif. Peneliti juga melihat apakah indikator kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya telah tercapai. Bila belum tercapai, maka peneliti melanjutkan siklus berikut sampai mencapai indikator kinerja.


A. Siklus 1

Hasil Tindakan Siklus 1

     Setelah pertemuan 1 dan pertemuan 2 pada siklus 1 selesai dilaksanakan, diakhir pembelajaran pada pertemuan 2 dilakukan tes evaluasi untuk mengetahui hasil belajar Matematika.  Dari hasil tes evaluasi yang telah dilakukan terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa dari data nilai siswa. Hasil nilai yang diperoleh siswa sebelum dilaksanakan tindakan dari jumlah 35 siswa yang mencapai ketuntasan (KKM ≥ 75) terdapat 19 siswa, sedangkan 9 siswa masih dibawah ketuntasan. Hasil nilai yang diperoleh siswa setelah melaksanakan tindakan mengalami peningkatan pada siklus 1, dari jumlah 28 atau 100% siswa yang mencapai ketuntasan (KKM ≥ 75) terdapat 19 siswa atau 68% siswa, sedangkan 9 siswa atau 32% siswa masih dibawah ketuntasan. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dari sebelum dilakukan tindakan hingga siklus 1 dilakukan, dengan demikian dapat diketahui jumlah siswa yang tuntas lebih banyak dari pada jumlah siswa yang tidak tuntas.

     karenakan guru sudah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang sudah dirancang, namun belum mengoptimalkan model TGT dalam pembelajaran. Hasil analisis observasi siklus 1 pertemuan 2 berjumlah 19 masuk dalam kategori baik . Hal dikarenakan guru sudah mempersiapkan pembelajaran dengan lebih baik, dan mempelajari RPP sebelum mengajar. Sehingga guru bisa membuat model TGT lebih tercermin dalam pembelajaran.


Refleksi

     Berdasarkan analisis hasil tes pada akhir siklus 1 terdapat 19 siswa yang tuntas dan 9 siswa belum tuntas belajar. Hal ini dikarenakan pada pertemuan 1 siklus 1, siswa merasa antusias dengan kegiatan pembelajaran yang baru untuk siswa. Hanya dalam pembagian kelompok, siswa ramai karena harus mencari kelompoknya. Siswa masih belum terbiasa membagi kelompok dengan berhitung. Saat siswa mengerjakan soal undian terlihat siswa mengerjakan dengan senang dan semangat agar cepat menyelesaikan soal agar mendapat bonus poin. Karena mengerjakan secara cepat kadang siswa kurang teliti dalam menjawab. Meski siswa antusias mengikuti pembelajaran, namun ada salah satu siswa yang tidak mau bekerjasama dalam timnya. Siswa tersebut hanya duduk sendiri dan tidak mau bergabung dengan kelompoknya. Agar siswa tersebut ikut aktif dalam pembelajaran.

    Pada pertemuan 2 siklus 1 pembentukan kelompok dibuat secara berbeda, dimana kelompok dibuat satu deret meja atau satu team, dan soal dibuat berantai yang nantinya setiap satu soal dikerjakan dengan teman sebangkunya. Siswa yang duduk pada deret pertama mendapat soal 1, dan seterusnya. Dalam kegiatan game tournament dengan soal berantai, hampir seluruh siswa terlibat aktif dan mengerjakan soal dengan sebaik-baiknya untuk mendapatkan poin. Namun ternyata ada siswa yang berbuat curang, saat mengetahui jawaban soal teman teamnya yang ternyata salah, diganti dengan jawaban yang benar. Sehingga perlu dilakukan perbaikan pada siklus 2.

Hal-hal yang perlu dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus 2 antara lain dengan cara:

  • Dalam pembagian kelompok disesuaikan dengan kelompok belajar yang sudah dibuat oleh guru
  • Dalam kegiatan belajar menggunakan model TGT dibuat lebih menekankan kompetisi individu.
  • Membuat variasi soal agar siswa lebih tertarik.
  • Memberikan pengarahan kepada siswa dalam permainan perlu adanya sportivitas dan harus bisa menerima kekalahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun