Mohon tunggu...
Dwi Klarasari
Dwi Klarasari Mohon Tunggu... Administrasi - Write from the heart, edit from the head ~ Stuart Aken

IG: @dwiklara_project | twitter: @dwiklarasari

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Rujak Cingur dan Kenangan akan Ibu

4 Desember 2013   11:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:20 875
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu menu favorit saya adalah Rujak Cingur! Beberapa teman saya yang keluarganya bukan berasal dari Jawa Timur atau tidak pernah tinggal cukup lama di sisi timur pulau Jawa, biasanya akan terheran-heran bahkan cenderung jijik saat pertama kali disuguhi sepiring rujak cingur. Warna bumbu yang mengarah hitam pekat dengan aroma yang super khas ini cenderung membuat beberapa orang bergidik. Namun beberapa kawan yang berani mencoba langsung saja jatuh cinta... ah, tepatnya jatuh suka dan ketagihan!

Seperti namanya makanan tradisional daerah Jawa Timur ini berbahan utama CINGUR. Cingur adalah istilah dalam bahasa Jawa untuk area mulut/moncong hingga hidung sapi. Dalam menu tersebut juga akan kita temukan irisan aneka buah—bengkuang, mangga, mentimun, nanas, kedondong, dll.—seperti halnya RUJAK. Begitulah maka konon makanan itu dinamai RUJAK CINGUR. Namun, rasa rujak cingur sungguh sangat berbeda dari rujak buah biasa. Di dalam adonan saos/bumbu rujak cingur terdapat bahan utama yang menguarkan aroma dan rasa yang super khas yaitu PETIS UDANG.

Omong-omong tentang cingur, seorang teman dari Hungaria merasa penasaran dengan cerita saya tentang menu berjuluk “rujak cingur” ini. Karena sangat hobi memasak, dia pun ingin bisa mempraktikkan resep rujak cingur. Lalu dia bertanya di mana posisi cingur dalam “peta daging sapi”. Setelah saya kirimkan peta daging sapi dan saya tunjukkan posisi cingur, dia pun mengeluh kecewa, “Di negara kami, bagian itu tidak dikonsumsi. Biasanya dibuang alias tidak dijual di pasar. Jadi kalau saya ingin mempraktikkan resep rujak cingur dari kamu, saya harus pergi ke pemotongan hewan untuk mendapatkan cingur.” Olala… saya pun diam seribu bahasa!

[caption id="attachment_296353" align="aligncenter" width="400" caption="Peta daging sapi dan posisi cingur (sumber: resepmasakanindonesia.info)"][/caption]

Jika sedang menikmati makanan favorit ini, sontak saya pun akan langsung teringat pada Alm. Ibu tercinta. Almarhumah Ibu saya memasukkan RUJAK CINGUR sebagai menu favorit keluarga kami, selain bakso. Dahulu, setidaknya sekali dalam sebulan Ibu akan menyajikan menu ini. Jangan ditanya, kalau jadwal ngerujak cingur diumumkan, tak ayal lagi hati kami akan bersuka cita seperti mendapat undangan makan ke istana negara. Tak ada satu pun dari kami yang akan pergi keluar rumah. Malahan, jika perlu kami akan mengajak kawan kami main ke rumah, karena Ibu pun tak akan keberatan menyiapkan beberapa piring lagi untuk “tamu undangan”.

Dalam acara ngerujak cingur satu hal yang paling saya ingat—karena sangat unik dan menarik—adalah Ibu saya selalu menyiapkan semua bahan dan peralatan untuk membuat rujak cingur di atas sebuah tampah lebar. Ya, layaknya seorang pedagang yang hendak berjualan keliling. Lalu, kami semua akan duduk mengelilinginya. Dan dimulai dari Ayah, kami pun satu per satu mulai memesan seporsi rujak cingur sesuai selera masing-masing—jumlah cabai, sayuran, dan buah apa yang dipilih, dll. Tetapi sayang, ketentuan banyaknya cingur menjadi “hak prerogatif sang pedagang" dan sudah pasti Ayah saya akan mendapatkan bagian paling banyak. Hehehe… . Kembali pada adegan Alm. Ibu saya yang menjadi tukang rujak cingur, Beliau akan menguleg satu per satu bumbu sesuai selera pemesan dan menyajikan pesanan rujak cingur pada sebuah piring beralas daun pisang. Alamak sedapnyaaa!!!

[caption id="attachment_296354" align="aligncenter" width="300" caption="Seporsi rujak cingur lengkap dengan kerupuk (sumber: www.lintangbuanatours.com)"]

13861314931027873255
13861314931027873255
[/caption]

Oya, ada dua istilah saat memesan rujak cingur, yaitu biasa atau mentahan dan matengan. Kalau biasa/mentahan, biasanya semua materi sayur dan buah mentah yang ada akan disajikan. Sementara jika memesan matengan (mateng = masak/matang dalam bhs Jawa) maka kita hanya akan diberi sayuran dan buah yang telah direbus—biasanya kerahi. Kalau saya sih suka matengan, karena rasanya sangat seru…  .

Sayang sekali saya tidak memiliki dokumentasi untuk melengkapi tulisan ini. Foto-foto terlampir saya pinjam dari lapak tetangga. Saya yakin mereka tidak keberatan, sebab tulisan ini juga akan menjadi promosi tak langsung agar RUJAK CINGUR semakin populer dan digemari khalayak ramai. Maaf, sedikit berlebihan…. J Tetapi jangan sedih, meski tak ada fotonya, resep rujak cingur ala Alm. Ibu saya sudah tersimpan rapi dalam file saya. Jika berkenan, berikut saya bagikan dengan percuma.

Bahan-bahan

  • Lontong (bisa dibeli atau dibuat sendiri)
  • Cingur sapi yang direbus hingga empuk (jika tidak ada/suka bisa diganti dengan kikil)
  • Tempe dan tahu yang telah digoreng
  • Beberapa jenis sayuran (kangkung, kacang panjang, taoge/kecambah) yang direbus sedang
  • Kerahi yang direbus (krai, bhs. Jawa, sejenis mentimun berkulit hijau tua bergaris-garis putih)
  • Aneka buah segar (mentimun, bengkuang, nanas, kedondong, mangga, dll. sesuai selera).

Bumbu/Saos

  • Cabai rawit/merah, bawang putih segar dan sedikit bawang goreng, dan kencur
  • Kacang tanah yang telah disangrai
  • Irisan pisang batu muda (gedhhang kluthuk, bhs. Jawa)
  • Gula merah dan garam secukupnya
  • Air matang yang dicampur dengan asam jawa untuk mengencerkan
  • PETIS UDANG secukupnya

Semua bumbu dalam jumlah sesuai selera diuleg di atas cobek batu.

Saran penyajian

  1. Dalam bumbu/saos yang telah diuleg dalam cobek, potonglah lontong sesuai selera, tambahkan irisan aneka buah yang disukai juga potongan tempe dan tahu goreng berbentuk dadu, tambahkan potongan CINGUR secukupnya dan sayuran rebus sesuai selera.
  2. Campur bumbu dan bahan
  3. Tuangkan dalam piring lebar yang telah alasi daun pisang
  4. Lengkapi dengan kerupuk putih atau taburi kerupuk jenis lain

Selain dengan cara mencampur, kita juga bisa menata potongan lontong dan bahan lain di ata piring, setelah itu baru dituangi dengan bumbu yang telah diuleg dan diencerkan.

Nah, apabila di antara teman-teman ada yang ingin mencoba membuat sendiri rujak cingur yang lezat ini…. sumonggo, saya persilakan! Sedikit saran—seperti Almarhum Ibu saya selalu berpesan—lengkapi setiap persiapan dan sajian masakan Anda dengan sepotong cinta dan senyuman, niscaya hasilnya dijamin nikmat. Selamat mencoba![@dwiklarasari]

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun