Mohon tunggu...
Dwi Isnaini
Dwi Isnaini Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mompreneur yang menyukai dunia tulis menulis

Owner CV Rizki Barokah perusahaan dalam bidang makanan ringan. Penulis buku "Karakter Ayah Pebisnis untuk Sang Anak Gadis"

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

5 Tips Produk Baru agar Bisa Diserap Pasar

12 September 2021   05:58 Diperbarui: 12 September 2021   08:33 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Hanya dengan bermain pada produk yang sangat dibutuhkan pasar, sebuah start up business bisa menjual secepatnya. Semakin cepat laku, semakin cepat pula bisnis tumbuh. Setipis apapun marginnya, kalau sering terjual akan menyelamatkan keuangan bisnis." (Laksita Utama Suhud, CEO Balai Kartini).

Saya pikir betul juga kata-kata beliau diatas. Saya pernah mendengar cerita salah seorang teman yang keluar dari zona nyaman pekerjaannya sebagai karyawan di suatu bank, kemudian memulai berjualan kuliner yang katanya 'unik' belum ada di pasaran. Tapi selang beberapa bulan sudah tidak dijual lagi.

Teman saya itu mengganti jualannya dengan produk non kuliner, yang kembali diakuinya 'unik', satu-satunya di pasaran. Dan setelah 3 bulan ternyata ganti produk lain lagi. Begitu seterusnya. Apalagi alasannya kalau bukan karena tidak laku! Ingat, inti dari bisnis adalah untuk memenuhi permintaan, bukan berlomba yang paling unik.

Karena itulah saya sering menekankan kepada teman-teman yang baru memulai bisnisnya, juallah produk yang pasti dibutuhkan dan disukai pasar. Buat apa membuat produk yang menurut penjual bagus, canggih, keren tapi pembeli tidak bisa menerimanya?

Membuat produk dengan ide baru 100% sangat beresiko bagi pengusaha pemula karena akan memerlukan waktu yang lama untuk diterima pasar. Keuangan Anda juga belum tentu sanggup bertahan selama itu, jadi yuk realistis!

Hal ini juga pernah menjadi bahan diskusi dengan teman saya yaitu Bu Dewi yang sudah lama menjalani usaha memproduksi berbagai macam keripik. Bu Dewi ini juga menjalankan tehnik "melu-melu". Maksudnya apa yang sudah laku dan menjadi trend di pasar Bu Dewi juga akan memproduksinya.

Jarang sekali Bu Dewi menciptakan trend produk baru karena mengingat resikonya yang besar. Yang paling fatal ketika produk baru yang diciptakannya tidak bisa diterima oleh pasar. Sudah produksi banyak ternyata akhirnya tidak laku. Untung tidak, jelas ruginya. Selain rugi secara material, modal, waktu juga tenaga.

Seandainya Anda masih punya pemasukan rutin dari produk lain, silahkan saja bereksperimen membuat produk baru dengan ide "satu-satunya di pasar". Tapi kalau tidak punya produk lain, jangan ambil resiko.

Sekarang saya ajak Anda berpegang pada ilmu produk yang benar. Ada syarat supaya produk bisa laku secepat-cepatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun