Mohon tunggu...
Dwi Agus Susanto
Dwi Agus Susanto Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru SD

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Guru, Tolak Angin, Terima Tantangan, Jemput Rezeki

6 Agustus 2018   02:28 Diperbarui: 6 Agustus 2018   02:42 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Guru, adalah sosok yang patut digugu dan ditiru. Tindak tanduk laku lampah guru menjadi cerminan pribadi guru tersebut. Peran guru dalam kehidupan bermasyarakat cukup sentral. Di beberapa kesempatan, sering kita lihat, peran-peran di masyarakat "diserahkan" kepada guru. Guru dianggap sebagai orang serba bisa dan serba tahu. Masyarakat terkadang tidak mau tahu, guru harus lebih tahu.

Sebagai seorang guru, saya merasa bangga, tapi juga takut. Bangga atas predikat yang disematkan atas profesi saya. Takut tidak bisa amanah atas profesi saya. Karena sejatinya guru pun adalah manusia biasa yang juga mempunyai titik lemah.

Atas nama pengabdian, atas nama profesionalisme, mau tidak mau, suka tidak suka, siap tidak siap, profesi sebagai guru harus tetap saya laksanakan. Demi menjawab tantangan, di masyarakat, di pergaulan, di dunia.

Guru zaman sekarang, bukan hanya guru yang hanya mengajar di dalam kelas, lebih dari itu. Setumpuk administrasi kelas, persiapan pembelajaran dan tugas-tugas lain yang mengiringinya. Perkembangan zaman pun mewajibkan guru terus meng-upgrade diri, terus menimba ilmu, terus mengembangkan profesi.

Guru adalah orang tua bagi siswa di rumah kedua mereka yang bernama sekolah, dan kamar kedua mereka yang bernama kelas. Sebagai orang tua, guru harus senantiasa mendampingi putra-putrinya (siswa-siswinya) untuk terus belajar, mengasah keterampilan, mengembangkan potensi, menguatkan karakter dan mengantar mereka meraih cita-cita. Disinilah, guru harus kuat, harus sehat, tidak boleh sakit, agar bisa bersama mereka, mendampingi mereka.

Dengan tugas seperti itu, maka menjadi guru adalah tantangan bagi saya. Tantangan melawan dingin ketika harus berangkat pagi menuju sekolah. Tantangan membimbing siswa dengan berbagai karakteristiknya. Tantangan mengerjakan setumpuk administrasi. Tantangan menambah ilmu agar lebih tahu, agar bisa meluruskan miskonsepsi siswa. Dan tantangan menjawab "peran" yang dibebankan masyarakat di pundak guru. Maka dari itu, guru harus kuat, harus selalu sehat.

Ketika berangkat ke sekolah, dingin udara menusuk tulang. Seporsi nasi sarapan tak cukup membendung serbuan angin pagi. Maka, TolakAnginSidoMuncul adalah benteng pertahanan. Ia adalah rompi anti angin alami. TolakAnginBerkhasiatLebih bukan hanya menghadang angin, tapi juga menghangatkan badan.

Sesampainya di sekolah, masuk kelas, mulai mendidik, membimbing siswa dalam belajar. Dengan kelas yang tergolong kelas gemuk, karena saya mengajar kelas VI dengan 40 siswa, sudah barang tentu membutuhkan energi ekstra. Walau tak harus menjelaskan setiap saat, tetapi mengkondisikan siswa dengan berbagai karakteristiknya untuk siap belajar adalah kegiatan yang cukup menguras energi. Suara? Lantang pastinya. Lalu, serak dan tenggorokan kering dan gatal kadang melanda. Saat-saat seperti inilah TolakAnginSidoMuncul menjadi penawar. Tenggorokan jadi hangat, TolakAnginBerkhasiatLebih, suara kembali lantang, kelas tetap terkondisikan, belajar kembali menyenangkan.

Di rumah, di lingkungan, guru adalah tokoh masyarakat. Paradigma guru adalah orang yang serba bisa dan serba tahu masih melekat. Kegiatan-kegiatan kemasyarakatan mengharuskan saya turut serta ikut terlibat di dalamnya. Rapat RT, rapat RW dan tugas ronda adalah kewajiban guru dalam bermasyarakat. Kegiatan kemasyarakatan biasanya dilaksanakan malam hari selepas Isya. Jaket tebal dan api unggun di sisi balai RW kadangkala belum mampu mengusir hawa dingin yang menyelimuti malam. Sebagai langkah pencegahan, agar tetap fit, agar tetap kuat, agar tetap hangat, pilihan kembali jatuh pada TolakAnginSidoMuncul. Dengan kandungan yang ada padanya, TolakAnginBerkhasiatLebih menyatukan warga dalam kebersamaan menjaga keamanan lingkungan.

Sebagai guru, dengan segala tantangan, maka TolakAnginSidoMuncul adalah salah satu teman sejati. Dengan bantuan TolakAnginSidoMuncul, saya bisa menghadapi tantangan-tantangan. Dan pada akhirnya, rezeki pun dapat dijemput. Rezeki bukan hanya tentang materi. Rezeki adalah nikmat diberikan kesehatan agar tetap bisa beribadah dengan khusyu' agar tetap bisa melakukan aktivitas. 

Rezeki bukan hanya tentang besaran gaji. Rezeki adalah senyum dari bibir mungil siswa menyambut kedatangan kita dan keikhlasan mereka belajar bersama kita. Rezeki bukan hanya tentang apa yang kita terima. Rezeki adalah besarnya kebermanfaatan yang kita berikan bagi masyarakat.

Guru pintar minum TolakAnginSidoMuncul.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun