Mohon tunggu...
Dwi RatnaYulianti
Dwi RatnaYulianti Mohon Tunggu... Lainnya - seringkali aku berfikir setiap hari bekerja tiada henti, tapi setiap orang bertanya padaku tidak tahu apa pekerjaanku sebenarnya

kategori manusia biasa yang membutuhkan dana penyangga kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Secuil Surga Kecil di Desa Wisata Kecamatan Munjungan

11 November 2022   14:30 Diperbarui: 11 November 2022   14:35 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Sang Maha Pencipta dan Pemurah telah menciptakan dan memberikan pesona alam Indonesia yang cantik hanya untuk yang mau mengolah dan menggunakan yang dapat merasakan manfaatnya"

Sebelumnya tak ada bayangan untuk akan berkunjung ke Kecamatan Munjungan hanya keterpaksaan saja ajakan teman satu kosan satu kamar, sekali-kali lihat gunung saat hari minggu itu alasannya membuatku ngekor aja. Untuk menuju kesana harus melewati melewati gunung yang hijau dengan hutan pinus, nampak gunung batu besar tinggi seolah menopang langit dengan nama Manik Oro, ditambah kebun milik masyarakat sekitar menambah kekagumanku akan ciptaan Sang Maha Kuasa. Semakin mendekati Munjungan terasa tanjakan naik, turun, belokan menikung, baru kali ini kuikuti jalan berbentuk huruf s dengan sisi kanan kiri jurang menyerupai naik roll coster. Dengan berboncengan menggunakan sepedah motor menambah sensasi tegang, nyilu, namun keren. memupuk jiwa petualangku semakin subur untuk mengulanginya lagi.

Sabtu sore kami tiba di Desa Munjungan dirumah Imron. kini yang nampak hanya dataran rata dikeliligi pegunungan dengan ratusan rumah beratap genteng. Jika dari Tulungagung sekitar 2.5 jam melalui jalur Kampak. "besok balike tak jak ngetan liwat Prigi Watu limo" besok pulangnya ku ajak ketimur liwat Prigi Watu Limo". Kata Imron yang asli Munjungan

Munjungan sebuah kecamatan bagian dari Trenggalek bertetangga dengan kecamatan Kampak dan Watu limo. yang memiliki 11 desa, Kondisi geografis berbukit menghijau didukung posisi Munjungan yang berdekatan Samudra Hindia meberikan bonus lebih untuk setiap desa untuk memiliki destinasi wisata bagaikan lukisan nyata siap membingkai dipelupuk mata. Namun ada beberapa sebab yang menyebabkan destinasi wisata tersebut tidak memberikan nilai ekonomi untuk masyarakat sekitar. Dan untuk sementara ini munjungan memilki  6 desa wisata yang diresmikan bupati Trenggalek H. Mochamad Nur Arifin pada selasa 14 desember 2021. Dengan keindahan potensi alam menjadi modal dasar yang pantas untuk dijual dipasar wisata dan mampu mengankat nama desa wisata semakin familiar untuk masyarakat luas.

Terangnya sinar surya berganti dengan kerlipan bintang ditemani hitamnya malam kususuri jalan Munjungan  berboncengan menggunakan kendaraan bermotor tidak lupa kukenakan helm supaya menambah kenyamanan untuk menuju Desa Wisata Ramah Berkendara. Kami memulai wisata dari desa Masaran jaraknya hanya 1Km dari kec Munjungan. Semakin dekat deburan ombak semakin jelas terdengar. Pantai Blado menjelang malam berpuluh lampu jingga menghiasi nampak  bergantungan disela-sela pohon kelapa, penjual kopi aneka snack saya memilih duduk dikursi yang menghadap samudra Hindia. Sambil menyeruput kopi asli dan kripik mbote mataku seakan tidak berkedip memandang kearah lautan napak dikejauhan lampu-lampu kecil menerangi pelak milik nelayan menjadi bonus membeli kopi seharga Rp 10.000,00. Dengan kripik mbote Rp 5000.00. ternyata kopi dan snack yang saya nikmati hasil bumi desa Masaran. Imron membawa ikan kuwe panggang Rp 20.000,00. Gurih amis dan bikin pengen nambah lagi. Untuk tiket masuk pantai Blado gratis.

"besok kita kemana pron?".

"besok lihat penyu dan kebo, mau ndak?

"Ok.

Rasanya belum puas mata ini terpejam membuai mimpi dalam sunyi malam berharap terwujud dalam kenyataan, namun lingkingan kokok ayam dan lantunan azan subuh menyadarkanku dari mimpi. Shalat subuh dimushola samping ajak Imron padaku. "mengko teren aku nyang Banyu Nget bar subuhan" ,"nanti antarkan aku ke Banyu Nget habis subuhan" kata Imron. Ternyata tempat blusukan Imron kali ini pasar subuh Banyu Nget penuh sesak Ibu-ibu. Sebenarnya malu untuk pria sepertiku masuk pasar. Sebagian besar barang yang dijual makanan tradisional terbuat dari singkong. Aku membeli nasi thiwul lengkap lauk paukRp 3000,00, gatot Rp 2000,00, kicak Rp 1000,00 dan lonthong sumpil lengkap Rp 3000,00 sangat murah sekali. Tidak jauh dari pasar subuh ternyata terdapat destinasi wisata water park di desa wisata Karang Turi. Karena masih pagi belum dibuka aku hanya mengintip dari pintu, tiket masuk hanya Rp 10.000,00 untuk satu orang. Nampak seluncuran air menjulang tinggi dan berkelok-kelok, ember tumpah, airnya jernih menyerupai air pegunungan segar dan alami.  

"Ayo Anas, gak usah adus. Mumpung ijek isek isuk, wetenge kebek, udane durung teko, gek mangkat" "ayo Anas, tidak usah mandi. Mumpung masih pagi, perut masih kenyang, hujannya belum datang, cepat berangkat". ajak Imron dengan logat Munjungannya. Helm dan jaket segera saya pakai kali ini saya didepan, Imron yang mengarahkan, terus keselatan tujuan sekarang pantai Kemukus di desa wisata Ngulung Wetan, pantai kebo Ngulung Kulon dan kembali lagi ke desa wisata Masaran menuju pantai Gemawing tempat konservasi penyu Mutiara Laut Sumbreng.

Berhenti sejenak di POM bensin kuisi penuh tengnya. Karena jarak Munjungan-Ngulung Etan kurang lebih 20 Km hanya butuh waktu 1jam jalan yang akan kami lewati Jalan Lintas selatan jadi tidak khawatir akan ada batu-batu ditengah jalan berkendara bebas hambatan dengan tidak ugal-ugalan dan mengenakan pengaman untuk menuju Desa Wisata Ramah berkendara.

Adira.id/e/fkl/2022-blogger

Rasa lelahku hilang seketika saat mataku menemukan pemandangan yang tidak akan saya temukan dikota, batu karang dibibir pantai menjadi benteng yang kukuh menahan hantaman ombak samudra menyebabkan semburan air menjulang tinggi. Saat ombak menjauh nampak sangat jelas batu karang yang setia menemani pantai. Tidak jauh dari semburan air dapat dijumpai kolam berbentuk lingkaran  berisi air laut, sebagian batu karang ditumbuhi gang-gang laut hijau menambah cantiknya pantai kemukus desa Ngulung Wetan.

Sambil menuju jalan pulang kami melipir ke desa wisata Ngulung Kulon jarak kecamatan Munjungan menuju desa wisata Ngulung Kulon kurang lebih 14 Km. Ternyata diberi nama pantai kebo karena banyak penduduk sekitar pantai yang melepaskan hewan ternaknya dipantai. Pantai ini hampir menyerupai tanah lapang ditumbuhi rumput hijau, pantainya lebih kalem dibanding pantai sebelumnya penuh hantaman ombak. Yang menjadikan istimewa, sungai pinggir pantai seolah-olah membelah daratan hijau menambah sempurna untuk dipandang.

Saatnya pulang menuju desa Munjungan ternyata masih belum azan dhuhur kami menuju pantai gemawing desa wisata Masaran tempat wisata pendidikan di pantai ini sangat bersih dengan pasirnya yang berwarna coklat ditanami pohon pinus dan kelapa. di pantaii ini dijumpai penangkaran penyu, yang didirikan tahun 2019. Mulai dari telur penyu, tukik, hingga koleksi macam-macam penyu. namun yang membuat saya sedikit kecewa berkunjung diwaktu tidak tepat karena belum masanya tukik dilepas kelaut. Disini pengunjung bisa mengelilingi pantai dengan mobil kecil dengan biaya sewa Rp20.000,00. menurut Imron ada lagi tempat wisata di desa Masaran yang belum saya jangkau karena waktu yang tidak mengizinkan. Yaitu wisata bukit Gembes diberi nama plumpit rumah pohon diketinggian yang dapat melihat keindahan alam Kecamatan Munjungan.

Karena lelah kami memutuskan pulang. Menyiapkan tenaga untuk kembali ke kota melalui jalur timur dengan niat hati mampir desa wisata Bangun. Namun kami urungkan karena untuk semetara ini desa Bangun terisolasi sebagian jembatan oleng akibat amukan air banjir. Dalam desa bangun terdapat air terjun menjulang tinggi dengan sisi kanan kiri pepohonan hijau.

Yang membuat aku terkesan berkunjung ke Kecamatan Munjungan keramah tamahan masyarakatnya 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun