Opini publik sering kita dengar sebagai "suara masyarakat" terhadap suatu isu. Tapi, sebenarnya opini itu tidak muncul begitu saja. Ada pihak-pihak yang berperan penting dalam menyebarkan informasi, membentuk pandangan, hingga menggiring arah pikir kita semua.
Di Indonesia, ada tiga kekuatan utama yang berperan dalam membentuk opini publik yaitu Pers/ media massa, organisasi politik, dan organisasi non-politik seperti LSM atau komunitas masyarakat sipil.
1. Media Massa : Membuat Orang Tahu dan Peduli
Media seperti koran, televisi, dan portal berita punya peran besar dalam menyampaikan informasi ke masyarakat. Berita yang mereka tampilkan bisa membangkitkan perhatian, kepedulian, bahkan reaksi besar dari publik.
Contohnya waktu muncul kasus tambang nikel yang merusak alam di Raja Ampat. Media seperti Kompas dan Tempo terus memberitakan kondisi tersebut. Akhirnya, masyarakat ikut bereaksi, menyuarakan protes lewat media sosial dengan tagar #SaveRajaAmpat. Karena tekanan publik yang kuat, pemerintah mencabut sebagian izin tambangnya.
2. Organisasi Politik : Ikut Mengarahkan Pandangan Publik
Partai politik dan tokoh-tokohnya juga punya peran besar dalam menggiring opini masyarakat. Biasanya mereka menyampaikan kritik atau dukungan terhadap isu-isu tertentu, baik lewat media, forum DPR, atau media sosial.
Misalnya, ketika muncul rencana pemindahan empat pulau dari Aceh ke Sumatra Utara, salah satu anggota DPR dari PDI-P langsung memberi tanggapan keras. Sikap tersebut menyita perhatian publik dan membuat banyak orang ikut mempertanyakan kebijakan pemerintah tersebut.
3. Organisasi Non-Politik : Aksi dari Masyarakat Sipil
Selain media dan politik, organisasi masyarakat sipil seperti LSM, komunitas lingkungan, dan aktivis juga punya peran penting. Mereka sering mengangkat isu yang tidak diliput media besar dan menyuarakan kepentingan masyarakat biasa.
Contohnya Greenpeace Indonesia, yang aktif mengkampanyekan isu-isu lingkungan lewat media sosial dan laporan publik. Kampanye mereka mendorong banyak orang untuk ikut peduli, bahkan mendesak pemerintah agar membuat kebijakan yang lebih berpihak pada lingkungan.
Kesimpulan:
Opini publik tidak terbentuk begitu saja. Ia lahir dari informasi yang disebarkan, narasi yang dibentuk, dan tekanan dari berbagai pihak. Media membuat kita tahu dan peduli, politik mengarahkan diskusi, dan organisasi sipil menjadi penggerak di lapangan. Kita sebagai masyarakat pun perlu cermat: tidak asal ikut arus, tapi memahami siapa yang membentuk opini itu, dan untuk kepentingan apa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI