Ngabuburit, serapan kata dari bahasa Sunda ini berarti mengisi waktu menjelang saat berbuka puasa. Sebenarnya kegiatan saya di bulan puasa sebenarnya berjalan seperti biasa, hanya jam memasaknya yang bergeser. Biasanya masak pagi-pagi sekalian buat sarapan dan bekal makan siang suami, saat Ramadan acara memasak pindah ke sore hari. Jadi ngabuburit saya paling sering dihabiskan di dapur hehehe. Kelar urusan dapur, kalau nggak bertugas bagi takjil di masjid, ya rebahan sebentar sambil dzikir petang. Nggak terasa udah tiba---tiba memasuki waktu berbuka puasa.
Tapi sehari dalam sepekan saya meliburkan diri memasak. Kalau bagi orang kantoran ada hari libur kerja, boleh dong emak-emak santai sejenak saja. Menikmati hari tanpa memasak sambil nonton televisi atau pegang gawai. Nah kalau urusan pegang gawai yang diulik pasti aplikasi favorit. Buat saya, tiga aplikasi ini paling sering menemani saya di saat santai sejenak menjelang buka puasa:
- Aplikasi Al Quran Indonesia
Ada beberapa pilihan aplikasi untuk membaca Al Quran, tetapi saya dari dulu belum bisa pindah ke lain hati dari aplikasi "Al Quran Indonesia" Besar fontnya bisa diatur hingga cukup ramah bagi mata saya yang sudah waktunya mendapat bantuan kaca ajaib. Dilengkapi fitur standar seperti penunjuk waktu sholat yang secara otomatis akan menyesuaikan dengan waktu sholat setempat jika dibawa travelling. Kumandang adzan jika tiba waktu sholat juga bisa disetting. Uniknya saya menggunakan aplikasi ini bukan untuk mengaji atau tilawah melainkan untuk menikmati murottal dari qori' favorit saya yaitu Syaikh Mishary Rashid.
Bagi yang suka mengaji menggunakan aplikasi pada gawai, Al Quran Indonesia recommended deh. Kita bisa dengan mudah memilih membaca Al Quran berdasarkan urutan nama surat atau per juz. Dilengkapi bookmark sebagai penanda ayat terakhir yang dibaca. Namun saya tipe orang konvensional, lebih senang baca Al Quran dari kitab. Jadi aplikasi ini membantu saya dalam menghafalkan beberapa surat, karena murottalnya bisa diputar berulang-ulang. Juga membantu saya memperbaiki bacaan Al Quran, sebab dilengkapi penanda tajwid, dan murottalnya bisa diperdengarkan sesuai ayat yang kita pilih sehingga bisa menirukan bagaimana Syaikh Mishary Rashid membaca Al Quran dengan benar.
Di instagram bisa menemukan berbagai informasi. Mulai dari resep masakan, info lomba dan kuis hingga tausiyah dan ceramah dari ustadz-ustadz favorit. Saya senang dengar potongan ceramah singkat model One Minute Booster ala Ustadz Hanan Attaki. Atau cuplikan penjelasan fiqih Ustadz Adi Hidayat. Dan ada satu channel favorit saya di instagram, @Natgeo milik National Geographic. Senang melihat keindahan alam dan berbagai fenomena yang menakjubkan. Dari instagram National Geographic saya jadi bisa kepoin akun IG fotografer-fotografer handal kelas dunia. Salah satunya @babaktafreshi, keren banget hasil karyanya ketika mengabadikan, merekam fenomena alam yang indah semacam aurora, bulan purnama, badai gurun, matahari terbit dan lain-lain fenomena yang menakjubkan. Dengan menyaksikan keindahan alam, memuji Yang Menciptakan, tanpa kita sadari telah tafakur alam sekaligus tadabbur Quran.
Jangan diketawain yak, masih old fashioned banget. Hari gini masih facebook-an. Padahal juga nggak sering-sering berbalas komentar. Seringnya scrolling doing, baca link-link artikel berbagai portal berita mengenai kabar-kabar terkini. Karena televisi hanya nyala sekitar 2-3 jam sehari, saya seringnya tahu kabar berita terkini dari artikel portal-portal berita yang diposting di fanpage mereka. Hemat listrik karena nggak nyalain televisi tapi agak boros kuota internet yah.
Menjelang berbuka puasa, tiga aplikasi itu yang sering saya kunjungi. Masing-masing punya ciri khas dan fungsi tersendiri. Meski khusus aplikasi yang dua terakhir itu nggak bisa terlalu lama menikmati, maklum hari gini saya masih pakai paket internet yang perlu dihemat-hemat biar cukup untuk tiga puluh hari.