Mohon tunggu...
Dwi Aprilytanti Handayani
Dwi Aprilytanti Handayani Mohon Tunggu... Administrasi - Kompasianer Jawa Timur

Alumni Danone Digital Academy 2021. Ibu rumah tangga anak 2, penulis konten freelance, blogger, merintis usaha kecil-kecilan, hobi menulis dan membaca Bisa dihubungi untuk kerjasama di bidang kepenulisan di dwi.aprily@yahoo.co.id atau dwi.aprily@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Terima Kasih Pak Jokowi, Kini Saatnya Era Prabowo-Sandi

4 April 2019   08:59 Diperbarui: 4 April 2019   12:16 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berjuang bersama PADI sumber https://prabowo-sandi.com 

Bulan April tahun 2019 akan menjadi bulan istimewa bagi rakyat Indonesia. Bukan hanya ini bulan kelahiran saya, tetapi Pemilihan Umum untuk memilih presiden Republik Indonesia dan pemilihan legislatif untuk memilih wakil-wakil rakyat akan digelar pada 17 April 2019. 

Siapa calon presiden jagoan Anda? Sejujurnya saya berharap di tahun 2019 ini pasangan calon presiden - wakil presiden bisa lebih dari dua paslon. Sebab menilik pada pengalaman di tahun 2014 lalu, jika hanya dua paslon maka Indonesia bagai terbelah dua. Panasnya hawa politik melebihi hawa panas tahun politik pada periode Pemilu-pemilu sebelum 2014.

Namun takdir menentukan bahwa pada Pemilihan Umum Tahun 2019 ini tetaplah yang berhadapan adalah Bapak Joko Widodo dan Bapak Prabowo Subianto. Jadi kali ini pilih siapa?

Sebagai seseorang yang mengapresiasi Dahlan Iskan dan Anies Baswedan serta sangat menaruh hormat kepada Mahfud MD, memilih pemimpin yang bukan tokoh idolanya tentu bukan hal mudah. Tetapi saya tak boleh apatis dan gegabah. Bismillah melalui perenungan mendalam dan melihat situasi dan kondisi yang berkembang, saya tetapkan hati untuk mendukung paslon 02. Bapak Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. 

Hm jangan-jangan memilih Prabowo Sandi karena sakit hati Dahlan Iskan di era pemerintahan Jokowi "diperkarakan" meski akhirnya bebas karena tidak terbukti melanggar hukum atau dendam sebab Anies Baswedan yang sedang cemerlang diberhentikan sebagai menteri dan Mahfud MD ditelikung di detik-detik terakhir penetapan cawapres padahal banner talkshow bergambar Cawapres Jokowi-Mahfud MD sudah disiapkan sebuah tayangan televisi. 

Ah tidak juga, mengambil keputusan apalagi untuk suatu hal yang krusial jangan pernah ditentukan saat dalam kondisi emosional. Pikirkan dengan baik, pelajari kelebihan dan kekurangan dari keputusan yang akan diambil beserta konsekuensinya. Tetapi mengapa jika mendukung Prabowo-Sandi kok judul artikelnya diawali dengan "Terimakasih Pak Jokowi?" Lah jika kita mendukung paslon lain apa dilarang mengucapkan terimakasih kepada presiden terdahulu? Sejak Zaman Reformasi dan Pemilihan Umum diadakan untuk memilih presiden saya tidak pernah absen dalam Pemilu. Tetapi saya paham bahwa pembangunan adalah sebuah proses, rantai yang tak pernah putus dan berkaitan dengan hasil kepemimpinan sebelumnya. Contoh paling mudah diingat adalah proyek MRT di DKI Jakarta adalah hasil kerja keras pemerintah DKI sejak era Fauzi Bowo dan tentunya ada andil pemerintah pusat dalam proses tersebut.

Saya bukan tipe orang yang memilih karena fanatisme. Meski tokoh yang saya pilih sebagai presiden ternyata tidak terpilih, saya juga tetap hidup di Indonesia, mentaati semua peraturan pemerintah. Saya juga ogah menebarkan kebencian meskipun mungkin tidak setuju dengan kebijakan yang dikeluarkan pejabat tinggi atau tertinggi. Bagi saya siapapun yang terpilih harus dihormati dan ditaati sesuai hukum yang berlaku. Jadi teringat saya tidak pernah memilih pak SBY saat pemilu hehehe.

Jadi meskipun di zaman pemerintahan Pak Jokowi subsidi listrik dicabut, mengambil uang Jaminan Hari Tua dipersulit (padahal ini uang hak sebagai mantan karyawan, uang pribadi, bukan uang pemerintah) saya tidak pernah berkeluh kesah atau mencaci maki. Percuma saja, aura negatif hanya akan menguras emosi. Anggap semua itu adalah bagian dari perjalanan hidup, dicabutnya subsidi, JHT yang tidak bisa diambil jika masih usia produktif agar uang simpanannya tetap dikelola negara adalah pertanda bahwa kita dituntut lebih untuk membantu ibu pertiwi.

Jika sekarang saya memilih paslon 02, bukan berarti saya benci Pak Jokowi. Tidak sama sekali, saya memilih karena sesuai hati nurani yang menghendaki perubahan. Suksesi kepemimpinan adalah hal yang biasa. 

Saya belajar pada suksesi kepemimpinan di pondok pesantren tempat anak sulung saya menuntut ilmu. Setiap semester, enam bulan sekali diadakan pemilihan ketua kelas dan ketua kamar. Artinya setiap santri berhak memilih dan dipilih. Mengganti pemimpin tidak selalu berarti kinerja sosok tersebut mengecewakan, tetapi nafas perubahan itulah yang mendorong hidup lebih dinamis demi mencapai kemajuan.

Alasan khusus saya memilih pasangan 02 adalah semangat pembaruan yang secara implisit ditebarkan Pak Prabowo yang menggandeng Bang Sandi. Pak Prabowo tidak punya kekhawatiran bahwa kelak, lima tahun Bang Sandi lah yang menggantikan beliau menjadi presiden. Potensi Bang Sandi luar biasa, muda, dinamis, miliuner, pemikirannya bisa diandalkan.

 Secara implisit saya seperti melihat Pak Prabowo sedang menggali potensi-potensi anak muda yang bisa memajukan Indonesia. Beliau terlihat cukup bangga sebagai orang di belakang layar yang mampu membuka jalan bagi tokoh-tokoh muda pembaruan agar mampu memberikan sumbangsih, peran lebih besar untuk Indonesia. Seperti saat beliau mengangkat Joko Widodo-Basuki Tjahaya Purnama dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno untuk memimpin Jakarta.

Saya juga melihat barisan pemuda yang dirangkul Pak Prabowo untuk berjuang demi Indonesia. Tanpa mengesampingkan tokoh-tokoh muda di barisan pendukung 02, saya menggarisbawahi profil Faldo Maldini dan dokter Gamal Albinsaid. 

Faldo Maldini di masa-masanya menjadi mahasiswa adalah tokoh yang tak segan turun ke lapangan untuk memperjuangkan hak rakyat kecil. Dia adalah salah satu tokoh visioner yang kini sangat aktif memperjuangkan nasib UMKM. 

Satu pernyataannya yang saya catat ketika diundang dalam talk show ringan di stasiun televisi adalah: "andai kami menjadi oposisi dan tidak duduk di pemerintahan, tugas kami adalah mengingatkan jika pemerintah yang sah sedang mengambil kebijakan yang tidak tepat. Kami berjuang bukan sekadar berkuasa tetapi demi rakyat" Saya senang dengan pernyataan seperti ini, mengisyaratkan itikad baik, bukan menebar kebencian jika tidak duduk dalam lingkar kekuasaan dan bertekad memperjuangkan rakyat jika duduk di puncak pemerintahan. 

Kritik yang diajukan kepada pemerintah dipikirkan secara proporsional dengan tujuan memperbaiki hal yang dianggap melenceng dari perjuangan demi mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi rakyat Indonesia.

Dokpri, nonton debat antar anak muda pendukung 01 dan 02
Dokpri, nonton debat antar anak muda pendukung 01 dan 02

Dokter Gamal Albinsaid adalah tokoh muda yang inovatif. Bukan sekadar dokter biasa tetapi beliau juga memperjuangkan hak rakyat kecil untuk mendapatkan pengobatan yang layak. Klinik asuransi sampah adalah salah satu terobosan mulia yang ia perjuangkan. Masyarakat bisa membayar premi untuk berobat dari tabungan sampah.

 Sampah dikelola menjadi sesuatu yang berguna, rakyat kecil bisa berobat, masalah lingkungan bisa teratasi dengan berkurangnya sampah secara signifikan.

Capture dari IG https://www.instagram.com/gamalalbinsaid/ 
Capture dari IG https://www.instagram.com/gamalalbinsaid/ 

Kok jadi bicara tentang tokoh yang dirangkul paslon 02, mengapa tidak membicarakan calon presiden dan wakil presidennya? Sebab memimpin suatu negara bukan hanya tugas dua orang tersebut. Butuh tim yang solid dan berkualitas. Seperti layaknya tim sepakbola, selain manajer, kesebelas pemainnya juga harus punya skill dan kemampuan bukan? juga dukungan asisten pelatih dan pemain-pemain pengganti. 

Lagipula saya sudah sedikit menyinggung tentang alasan pribadi mendukung Bapak Prabowo, yaitu semangat perubahan dan regenerasi yang beliau hembuskan. Mungkin ada baiknya saya menyoroti Bang Sandi. 

Dari sisi pengamatan saya satu hal yang paling menarik dari Bang Sandi adalah kemampuan beliau untuk membangun perusahaan di usia muda. Meski lahir di tengah keluarga kaya tetapi beliau sudah merasakan enak tidak enaknya bekerja ikut orang dan pahitnya gulung tikar ketika sudah merintis bisnis dan bangkit kembali hingga mencapai titik sukses seorang pengusaha. 

Cara beliau menanggapi bara hawa politik juga sangat menenangkan. Tidak terpancing untuk memperkeruh suasana dengan celotehan, komentar yang membuat panas. Tetapi beliau selalu berupaya mendinginkan suasana. Seperti saat debat wakil presiden tempo hari. 

Bang Sandi tidak berupaya menjatuhkan lawan debat, malah memberikan penghormatan yang selayaknya. Dan saya paling suka dengan closing statement beliau yang bertekad mengoptimalkan "satu kartu untuk semua layanan publik" di sinilah letak tugas pemimpin yang visioner, E-KTP yang memiliki chip itu sudah selayaknya kembali pada tujuan semula, yaitu untuk efisiensi database. 

Efisiensi adalah: satu kartu E KTP optimalkan sebagai solusi
Efisiensi adalah: satu kartu E KTP optimalkan sebagai solusi

Bagusnya lagi Bang Sandi menutup debat dengan doa Hasbunallah Wa ni'mal wakil ni'mal maula wa ni'man nasir. Sebagai hamba Allah, doa ini luar biasa menandakan ketawakalan, kesadaran seorang hamba bahwa hanya Allah yang berhak atas segalanya. 

Hanya Allah sebaik-baik penolong dan pelindung, meski setinggi apapun gelar yang direngkuh, secanggih apapun teknologi yang dimiliki, sekaya apapun suatu negara jika tidak taat kepada perintah Allah maka kemakmuran, kejayaan, ketentraman suatu bangsa hanya tinggal retorika belaka.

"Duh, kebanyakan teori itu pasangan 02" Nah makanya beri kesempatan mereka dan timnya bekerja dengan menerapkan teori-teori, program-program kerjanya dengan cara memilih Prabowo Sandi sebagai presiden dan wakil presiden pada 17 April 2019 nanti. Siap?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun