Dunia penyiaran dan Master of Ceremony (MC) nasional kini punya bintang baru yang bersinar : Faizah Salsabila Said. Dara muda berusia 19 tahun asal Jawa Timur ini telah membuktikan talenta luar biasa melalui serangkaian gelar Juara Nasional Announcer Competition dan Master of Ceremony. Saat ini, Faizah tengah menempuh pendidikan di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, mengambil jurusan Pendidikan Agama Islam. Dengan segudang pencapaian yang sudah diraih, termasuk gelar Duta Wisata Kang & Yuk Kota Probolinggo, Faizah menjadi cerminan bahwa konsistensi dan ambisi dapat mengantarkan siapa pun menuju puncak prestasi.
Lahir di Jember pada 1 Desember 2005, Faizah telah lama menetap dan tumbuh besar di Kota Probolinggo sejak berusia dua tahun. Ia merupakan anak bungsu anak keempat dari empat bersaudara. Riwayat pendidikannya menunjukkan perjalanan yang konsisten di lingkungan madrasah, mulai dari MI Muhammadiyah 1, MTs Negeri, hingga MAN 2 Kota Probolinggo, sebelum akhirnya melanjutkan ke jenjang Pendidikan Tinggi di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Di tengah kesibukannya, Faizah memiliki hobi yang sederhana namun produktif, yaitu membaca. Ia meyakini bahwa, meski seorang anak bungsu sering dicap manja, ia bertekad untuk menjadi pribadi yang berani dan sebaliknya.
Prestasi Faizah di tingkat nasional dalam kurun waktu 2025 patut diacungi jempol. Ia tidak hanya meraih satu atau dua gelar, melainkan memborong lima kemenangan dalam ajang bergengsi yang menunjukkan dominasinya di bidang Announcing dan MC. Prestasi-prestasi tersebut meliputi Juara 2 Announcer Competition pada Galaksiar 2025, Juara 1 pada Mags Production 2025, Juara 3 pada Festival Retorika 2025, Juara 1 pada Broadcasting Award #17, serta puncaknya adalah Juara 1 Master of Ceremony pada B-Fest 2025. Konsistensi dalam meraih gelar juara ini membuktikan bahwa ia adalah talenta yang matang dan berdedikasi tinggi.
Lalu, apa yang membuat Faizah dapat konsisten dalam meraih pencapaiannya? Faizah mengungkapkan bahwa kuncinya adalah passion yang kuat terhadap dunia penyiaran. Ia tidak pernah berhenti belajar, baik untuk meningkatkan kemampuan berbicara, teknik vokal, pengaturan intonasi, hingga bagaimana menyampaikan pesan dengan baik kepada pendengar. Rutinitas latihannya pun disiplin, termasuk mendengarkan dan mengevaluasi rekaman suaranya sendiri. Baginya, kritik dan saran dari orang lain adalah motivasi untuk terus berkembang, didukung penuh oleh keluarga, teman, dan pelatihnya. Faizah percaya, kesuksesan bukan instan, melainkan hasil dari proses panjang, kerja keras, dan kemauan untuk belajar tanpa henti.
Di balik pencapaian tersebut, terdapat ambisi besar yang mendorongnya. Faizah percaya bahwa setiap orang memiliki potensi luar biasa jika mau berusaha dan tidak mudah menyerah. Ambisi ini muncul dari keinginan kuat untuk memberikan yang terbaik, khususnya bagi keluarga yang telah mendukungnya. "Saya ingin membuktikan bahwa dengan kerja keras, kedisiplinan, dan semangat belajar yang tinggi, saya bisa mencapai mimpi saya", ujar Faizah. Baginya, ambisi bukanlah tentang mengungguli orang lain, melainkan tentang menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri dan menginspirasi generasi muda agar tidak takut bermimpi besar.
Menyeimbangkan kuliah di jurusan Pendidikan Agama Islam dengan segudang aktivitas non-akademik di bidang penyiaran tentu bukan hal mudah. Namun, Faizah memiliki strategi cerdas. Ia membuat jadwal harian yang teratur dan sangat disiplin dalam menjalankannya. Prioritas utama akan selalu diberikan pada akademik, terutama saat ada ujian atau tugas penting. Setelahnya, ia akan fokus pada latihan dan kegiatan non-akademik. Kuncinya adalah memanfaatkan waktu luang sebaik mungkin, tidak menunda pekerjaan, dan membiasakan diri menyelesaikan segala sesuatu tepat waktu. Dengan manajemen waktu yang baik, ia membuktikan bahwa prestasi akademik tidak perlu dikorbankan demi minat di luar kampus.
Faizah berharap semua orang, khususnya generasi muda, memiliki ambisi yang kuat dalam meningkatkan prestasi di kedua bidang : akademik maupun non-akademik. Ambisi adalah mesin yang membuat kita terus maju dan tidak mudah menyerah. Ia menekankan agar tidak hanya berfokus pada hasil akhir, tetapi juga menikmati proses dan pengalaman yang didapatkan. "Semoga kita semua bisa menjadi pribadi yang semangat, percaya diri, dan berani bermimpi besar untuk masa depan yang lebih baik", harapnya.