Di tengah derasnya arus konten digital, nama Pujiyanti, seorang penulis muda berusia 24 tahun asal Banten, muncul sebagai figur inspiratif yang membuktikan bahwa sastra adalah jembatan menuju prestasi nyata. Lulusan S1 Pendidikan Agama Islam dari UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten dengan IPK 3.78 ini dikenal sebagai individu yang memiliki kemampuan komunikasi interpersonal kuat dan cepat beradaptasi. Dunia kepenulisan bukan hanya sekadar hobi, melainkan passion utama yang telah membawanya meraih berbagai pencapaian gemilang, termasuk menjadi Penulis Terpilih Nasional 2021 dan mendirikan Founder Duta Sastra Indonesia.
Motivasi Pujiyanti menggeluti dunia kepenulisan bermula dari keinginan mendalam untuk memberikan suara kepada yang tak bersuara dan mengabadikan pelajaran hidup. Awalnya, menulis ia jadikan sebagai terapi pribadi untuk memproses emosi dan pengalaman. Namun, ia kemudian menyadari bahwa kata-kata memiliki kekuatan untuk menggerakkan dan menginspirasi. Momen krusial datang ketika ia melihat karya-karya penulis hebat yang mampu mengubah pandangan dunia pembacanya. Mimpi untuk melihat namanya terpampang di rak toko buku besar, seperti yang terwujud pada bukunya "Maaf Tuhan Aku Sempat Patah Hati", terus menjadi bahan bakar yang mendorongnya untuk terus berkarya.
Pujiyanti percaya bahwa berkarya secara intens saat ini sangat penting karena peran krusial literasi di era digital. Menurutnya, saat ini informasi bergerak sangat cepat, sehingga anak muda membutuhkan referensi otentik dan inspiratif di tengah banjir konten. Sebagai seorang penulis yang juga aktif di ranah kepemimpinan, ia merasa terpanggil untuk menyalurkan nilai-nilai positif melalui tulisan. Inilah saat terbaik untuk menggunakan platform kepenulisan sebagai jembatan yang menunjukkan bahwa sastra dapat menjadi alat untuk meraih beasiswa, penghargaan, dan pengakuan.
Perjalanan Pujiyanti hingga menjadi penulis muda berprestasi tidaklah mudah. Ia harus pandai menyeimbangkan kesibukan kuliah di jurusan Pendidikan Agama Islam, aktivitas organisasi yang padat (seperti menjadi Kepala Bidang Internal Himpunan Mahasiswa Jurusan 2023 dan pengurus BEM Kampus UIN Banten 2024), serta waktu untuk menulis. Keraguan diri dan penolakan naskah dari penerbit menjadi tantangan terbesar yang ia hadapi. Namun, setiap penolakan justru menjadi bahan bakar untuk mengasah kemampuannya. Titik balik terbesar adalah keberaniannya mengirimkan naskah ke penerbit mayor, yang kemudian melahirkan buku "Maaf Tuhan Aku Sempat Patah Hati".
Konsistensi dan tekad pantang menyerah adalah kunci suksesnya. Hal ini terbukti dari segudang prestasi yang ia raih di berbagai tingkat, dari kabupaten/kota hingga internasional. Di tingkat nasional, ia dikenal sebagai Penulis Terpilih Nasional 2021 dan telah menulis sejumlah buku seperti Goresan Rindu untukmu Ayah (2021), Seni Bertahan Hidup (2023), dan Maaf Tuhan Aku Sempat Patah Hati (2025). Selain itu, ia juga aktif sebagai Speaker di 100+ event dan bahkan menjadi Guest VIP Jakarta International Premium Product Fair 2024 di tingkat internasional.
Prestasinya di tingkat daerah juga patut diacungi jempol, termasuk Juara Terbaik 1 Menulis cerpen Nasional 2024, Juara 3 Pemuda Berprestasi Kab. Tangerang 2024, dan Duta Pemuda Kab. Tangerang 2024. Di tingkat provinsi, ia adalah Penerima Penghargaan Mahasiswa Berprestasi 2024, serta menjabat sebagai Duta Penggerak Literasi Indonesia 2023 dan Duta Etika Indonesia 2023. Pencapaian ini membuktikan bahwa penulis muda dari daerah pun bisa berkarya dan bersinar di kancah nasional.
Air Putih : Penyelamat yang Sering Kita Remehkan, Baca Selengkapnya
Melalui kisah perjalanannya, Pujiyanti memiliki harapan besar untuk anak muda Indonesia. Ia berpesan agar mereka tidak pernah berhenti berani untuk mencoba dan gagal. Ia menekankan pentingnya memanfaatkan setiap peluang untuk meningkatkan keterampilan teknis, seperti public speaking dan content writer, serta soft skill seperti manajemen waktu dan kolaborasi. "Jadikan prestasi, baik di bidang akademik maupun non-akademik sebagai bukti bahwa ketekunan adalah kunci", pesannya.