Paus modern adalah mamalia laut yang telah mengalami transformasi evolusi luar biasa dari nenek moyang berkaki empat yang hidup di darat lebih dari 50 juta tahun lalu. Awalnya, kelompok ini adalah hewan darat kecil yang memiliki ciri-ciri seperti jari berselaput dan kuku, yang hidup di habitat semi akuatik di wilayah yang sekarang menjadi Asia Selatan. Fosil seperti Pakicetus merupakan bukti penting yang menunjukkan bentuk peralihan ini, dengan hewan yang berjalan di darat namun menghabiskan banyak waktu di air.
Seiring berjalannya waktu, nenek moyang paus mulai menunjukkan adaptasi yang semakin tepat untuk kehidupan di air. Fosil Ambulocetus menunjukkan makhluk yang mampu berenang dan berjalan, dengan kaki berselaput dan struktur tubuh yang mulai mempermudah gerakan di habitat perairan. Selain itu, perkembangan pada telinga yang berfungsi lebih baik di lingkungan air menandai langkah penting menuju kehidupan laut penuh.
Inilah Alasan Pulau Poveglia Ditinggalkan dan Dikabarkan Terkutuk! Baca Selengkapnya
Adaptasi tersebut terus berlanjut ketika muncul kelompok cetacea awal seperti Dorudon dan Basilosaurus, yang hidup sepenuhnya di laut. Pada kelompok ini, kaki belakang mulai mengecil dan akhirnya menghilang, sedangkan lubang hidung yang semula terletak di ujung moncong bergeser ke bagian atas kepala, memudahkan paus untuk bernafas saat mengambang di permukaan air. Perubahan tubuh ini memungkinkan paus menjadi perenang yang efisien.
Perubahan genetik yang terjadi juga sangat signifikan. Beberapa gen yang berhubungan dengan indra penciuman dan pengecap dihilangkan atau tak lagi berfungsi karena paus tidak lagi membutuhkan indra tersebut di lingkungan laut. Selain itu, gen yang mengatur produksi air liur juga mengalami perubahan, menyesuaikan diri pada pola makan laut yang berbeda dari leluhur daratnya.
Dua kelompok utama paus modern muncul dari garis keturunan ini, yakni paus bergigi (Odontoceti) yang mencakup paus sperma dan lumba-lumba, serta paus balin (Mysticeti) yang menyaring makanannya menggunakan struktur balin. Perbedaan ini menandai spesialisasi yang memungkinkan paus berkembang dan mengisi beragam habitat laut serta sumber makanan.
Perjalanan panjang evolusi paus mengungkap proses adaptasi dramatis dari hewan berbentuk darat menjadi raksasa laut yang menguasai samudra. Nenek moyang paus melakukan migrasi dari wilayah asalnya di Asia Selatan ke berbagai belahan dunia lain, termasuk perairan Amerika Selatan, yang menjadi lokasi temuan fosil penting. Adaptasi ini juga memperlihatkan hubungan erat paus dengan mamalia darat lain seperti kuda nil.