Mohon tunggu...
DUTA INOVATIF (DUTIV)™
DUTA INOVATIF (DUTIV)™ Mohon Tunggu... Media Publikasi, Berita dan Artikel Inovatif

Media Publikasi Tim Duta Inovatif (DUTIV) By Youth Idea Community (YIC), menyajikan beragam Artikel dan Berita Inovatif mengenai Pendidikan dan Sosial.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Bukan Hanya Sekadar Estetika, Ini Lho Alasan Tengah Donat Selalu Dibolongi Sejak Dulu

23 Juni 2025   14:25 Diperbarui: 23 Juni 2025   16:30 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto enam donat dalam box dengan berbagai topping yang manis (Sumber : Photo by Canva oleh Penulis) 

Siapa yang tak kenal donat? Kue manis berbentuk bulat dengan lubang di tengah ini nyaris selalu hadir di toko roti, kafe, hingga minimarket. Namun, pernahkah terpikir mengapa bentuk donat selalu identik dengan lubang di bagian tengahnya? Pertanyaan sederhana ini ternyata menyimpan cerita menarik yang berakar dari sejarah dan kebutuhan praktis.

Sejarah mencatat, donat pertama kali diperkenalkan oleh imigran Belanda di Amerika Serikat pada abad ke-19. Namun, sosok yang sering disebut-sebut sebagai pencetus bentuk bolong pada donat adalah Hanson Gregory, seorang kapten kapal asal Amerika. Menurut kisah populer, Gregory merasa bagian tengah donat terlalu lembek dan tidak matang sempurna saat digoreng. Solusinya? Dia melubangi bagian tengah adonan sebelum digoreng agar hasilnya matang merata.

Lebih Dari Warna, Ungu Mengajarkan Kita Tentang Martabat, Spiritualitas, dan Ketenangan, Baca Selengkapnya

Dalam sebuah wawancara tahun 1916 yang diarsipkan oleh The Washington Post, Gregory mengaku bahwa lubang di tengah donat adalah inovasi pribadi saat Ia berusia 16 tahun. Ia menyebut cara ini lebih efisien dan membantu distribusi panas saat penggorengan. "Saya menusukkan adonan ke roda kemudi kapal," katanya, sembari tertawa, seperti dikutip dari sumber tersebut.

Foto sebuah donat dengan krim ungu dilengkapi topping meses diatasnya (Sumber : Photo by Canva oleh Penulis) 
Foto sebuah donat dengan krim ungu dilengkapi topping meses diatasnya (Sumber : Photo by Canva oleh Penulis) 
Alasan teknis memang menjadi penjelasan paling logis di balik desain donat yang bolong. Donat berbentuk padat tanpa lubang cenderung tidak matang secara merata di bagian dalam. Sementara, dengan desain berlubang, panas minyak dapat menembus lebih cepat dan merata, menghasilkan tekstur empuk dan matang sempurna pada seluruh bagian.

Fakta menarik lainnya, bentuk donat juga mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Donat modern hadir dalam berbagai variasi, mulai dari isian selai, krim, hingga versi tanpa lubang, seperti bomboloni dari Italia. Meski begitu, donat dengan lubang tetap menjadi ikon yang paling dikenal luas.

Pernah Dengar Suara Panting? Alat Musik Tradisional Banjar yang Keren Banget!, Baca Selengkapnya

Menurut laman National Geographic, bentuk bolong donat telah menjadi identitas kuliner yang tidak hanya memengaruhi cara memasak, tetapi juga strategi pemasaran. Bentuk yang unik ini membuatnya mudah dikenali dan menjadi simbol budaya pop yang terus bertahan hingga kini.

Foto donat dengan topping meses warna-warni yang dikelilingi donat coklat (Sumber : Photo by Canva oleh Penulis) 
Foto donat dengan topping meses warna-warni yang dikelilingi donat coklat (Sumber : Photo by Canva oleh Penulis) 
Selain dari segi fungsionalitas, estetika juga berperan dalam mempertahankan bentuk donat yang berlubang. Di banyak negara, termasuk Indonesia, lubang di tengah donat dijadikan tempat variasi kreasi, seperti taburan gula, meses, hingga aneka topping menarik yang memikat pembeli dari berbagai kalangan.

Kini, lubang di tengah donat telah menjadi ciri khas yang tak terpisahkan. Bahkan, bagi sebagian orang, lubang itu justru menjadi simbol kenikmatan karena kelezatan tak selalu harus utuh, terkadang justru datang dari sesuatu yang "hilang".

Melalui kisah sederhana dari sebuah adonan yang dilubangi agar matang sempurna, kita belajar bahwa inovasi bisa lahir dari kebutuhan sehari-hari. Donat, camilan yang sering dianggap biasa, menyimpan sejarah dan filosofi yang menarik untuk diceritakan lintas generasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun