Siapa yang tak kenal donat? Kue manis berbentuk bulat dengan lubang di tengah ini nyaris selalu hadir di toko roti, kafe, hingga minimarket. Namun, pernahkah terpikir mengapa bentuk donat selalu identik dengan lubang di bagian tengahnya? Pertanyaan sederhana ini ternyata menyimpan cerita menarik yang berakar dari sejarah dan kebutuhan praktis.
Sejarah mencatat, donat pertama kali diperkenalkan oleh imigran Belanda di Amerika Serikat pada abad ke-19. Namun, sosok yang sering disebut-sebut sebagai pencetus bentuk bolong pada donat adalah Hanson Gregory, seorang kapten kapal asal Amerika. Menurut kisah populer, Gregory merasa bagian tengah donat terlalu lembek dan tidak matang sempurna saat digoreng. Solusinya? Dia melubangi bagian tengah adonan sebelum digoreng agar hasilnya matang merata.
Dalam sebuah wawancara tahun 1916 yang diarsipkan oleh The Washington Post, Gregory mengaku bahwa lubang di tengah donat adalah inovasi pribadi saat Ia berusia 16 tahun. Ia menyebut cara ini lebih efisien dan membantu distribusi panas saat penggorengan. "Saya menusukkan adonan ke roda kemudi kapal," katanya, sembari tertawa, seperti dikutip dari sumber tersebut.
Fakta menarik lainnya, bentuk donat juga mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Donat modern hadir dalam berbagai variasi, mulai dari isian selai, krim, hingga versi tanpa lubang, seperti bomboloni dari Italia. Meski begitu, donat dengan lubang tetap menjadi ikon yang paling dikenal luas.
Pernah Dengar Suara Panting? Alat Musik Tradisional Banjar yang Keren Banget!, Baca Selengkapnya
Menurut laman National Geographic, bentuk bolong donat telah menjadi identitas kuliner yang tidak hanya memengaruhi cara memasak, tetapi juga strategi pemasaran. Bentuk yang unik ini membuatnya mudah dikenali dan menjadi simbol budaya pop yang terus bertahan hingga kini.
Kini, lubang di tengah donat telah menjadi ciri khas yang tak terpisahkan. Bahkan, bagi sebagian orang, lubang itu justru menjadi simbol kenikmatan karena kelezatan tak selalu harus utuh, terkadang justru datang dari sesuatu yang "hilang".
Melalui kisah sederhana dari sebuah adonan yang dilubangi agar matang sempurna, kita belajar bahwa inovasi bisa lahir dari kebutuhan sehari-hari. Donat, camilan yang sering dianggap biasa, menyimpan sejarah dan filosofi yang menarik untuk diceritakan lintas generasi.