Di tengah aliran deras Sungai Musi, Kota Palembang menyimpan sebuah keajaiban alam sekaligus warisan budaya yang memikat, yakni Pulau Kemaro. Terletak sekitar 6 kilometer dari Jembatan Ampera, pulau ini menjadi salah satu destinasi wisata ikonik yang selalu menarik perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara. Dikenal sebagai “pulau yang tidak pernah tergenang”, Pulau Kemaro menjadi simbol keunikan geografis yang dibalut dengan kisah cinta legendaris.
Meskipun berada tepat di tengah sungai besar, Pulau Kemaro tidak pernah terendam air, bahkan saat debit Sungai Musi meningkat pada musim penghujan. Fenomena ini menimbulkan kekaguman dan menjadi bagian dari cerita turun-temurun masyarakat sekitar. Pulau ini berdiri kokoh, seolah memiliki sistem alami yang menjaga permukaannya tetap kering dan layak dikunjungi sepanjang tahun.
Pulau Kemaro tak hanya menyuguhkan keunikan geografis, namun juga menyimpan sejarah dan budaya yang kuat. Di pulau ini berdiri sebuah vihara megah bernama Klenteng Hok Tjing Rio, yang menjadi tempat ibadah dan pusat perayaan Imlek terbesar di Sumatera Selatan. Setiap tahun, ribuan orang berkumpul untuk mengikuti perayaan Cap Go Meh, menjadikan pulau ini pusat spiritual dan budaya Tionghoa di Palembang.
Legenda tentang Pulau Kemaro turut memperkaya daya tariknya. Dikisahkan seorang putri Sriwijaya bernama Siti Fatimah jatuh cinta kepada pangeran Tionghoa bernama Tan Bun An. Namun cinta mereka harus berakhir tragis di tengah perbedaan budaya dan persepsi. Makam keduanya diyakini berada di pulau ini, sehingga pengunjung kerap datang untuk berziarah dan mengenang kisah cinta abadi yang melegenda.
Menurut laman resmi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan, Pulau Kemaro termasuk dalam kawasan wisata prioritas yang terus dikembangkan. Pemerintah daerah rutin melakukan perawatan dan revitalisasi fasilitas umum, seperti dermaga, jalan setapak, dan area parkir kapal. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung tanpa mengganggu nilai historis dan keaslian pulau.
Akses menuju Pulau Kemaro tergolong mudah. Wisatawan dapat menyeberang menggunakan perahu motor dari Dermaga Benteng Kuto Besak atau melalui jalur alternatif lainnya di sepanjang tepian Sungai Musi. Perjalanan menuju pulau memakan waktu sekitar 10 hingga 15 menit, sambil menikmati pemandangan Jembatan Ampera yang megah dan aktivitas perairan khas Palembang.
Menariknya, banyak warga sekitar yang menjadikan kunjungan ke Pulau Kemaro sebagai bagian dari ritual tahunan atau tradisi keluarga. Mereka percaya bahwa berkunjung ke pulau ini dapat mendatangkan berkah dan kesejahteraan. Tak heran jika suasana di Pulau Kemaro selalu ramai, terutama saat libur nasional dan perayaan keagamaan.
Pulau Kemaro adalah bukti bahwa alam dan budaya dapat berpadu secara harmonis. Ia bukan sekadar pulau yang tidak pernah tergenang, tetapi juga saksi sejarah, rumah legenda, dan tempat spiritual yang terus hidup dalam denyut nadi masyarakat Palembang. Keindahan dan kekuatan makna yang dimiliki pulau ini menjadikannya destinasi yang patut dijelajahi oleh siapa saja yang ingin mengenal Sumatera Selatan lebih dalam.