Tidak sedikit yang memprediksi, setelah pandemi Covid-19 selesai, kebiasaan manusia akan banyak mengalami perubahan. Sebagai contoh, jika sebelumnya banyak orang belum menyadari pentingnya cuci tangan, maka setelah pandemi, kegiatan tersebut akan menjadi hal wajib yang harus dilakukan.
Selain kebiasaan, sektor teknologi pun tidak luput dari perubahan. Bahkan, dalam sebuah artikel yang dimuat Forbes, memprediksi, penggunaan teknologi robot akan mengalami peningkatan setelah pandemi Covid-19 berakhir.
Bukan tanpa sebab, peningkatan itu terjadi karena robot cenderung tidak rentan terhadap serangan virus semacam Covid-19.
Kalau dilihat, robot memang bukan menjadi barang baru bagi masyarakat dunia. Berdasarkan angka penjualan robot yang dirilis oleh International Rederation of Robotics (IFR) 2018 lalu, menyebutkan penjualan robot secara global pada 2009 lalu mencapai 60.000 unit.
Sumber tersebut juga menyebutkan kurva penjualan robot dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Bahkan, pada 2019 saja tercatat sebanyak 484.000 unit robot telah laris di pasar global. Senada dengan Forbes, IFR juga memprediksi hingga 2021 penjualan robot di pasar global akan tembus hingga 630.000 unit.
Adapun lebih rinci IFR menyebutkan, Korea Selatan menempati posisi atas sebagai negara yang paling banyak menggunakan teknologi robot, lalu disusul oleh Singapura, dan Jerman.
Dikutip dari BBC, untuk di Korea Selatan, robot digunakan diberbagai lingkup pekerjaan, seperti guru, industri manufaktur, dan staf layanan. Bahkan, tingkat kepadatan robot industri di Korea Selatan tergolong cukup tinggi di dunia.
Khusus di industri manufaktur, IFR menjelaskan setiap 10.000 karyawan manusia terdapat 631 pekerja robot. Angka berbeda ditemukan dalam sektor otomotif yang terdapat 2.145 robot untuk setiap 10.000 karyawan.
Seorang teknisi senior Divisi Smart Solutions LG, Jae-myoung Hong, mengatakan robot merupakan teknologi yang didesain untuk membantu manusia.
"Kecerdasan buatan, robot, dan solusi semacamnya itu bukan sekedar gawai terbaru, tapi juga teknologi utama untuk membantu manusia," ungkapnya kepada BBCÂ pada 2017 lalu.
Ia menilai, pekerjaan yang tergolong dapat membahayakan nyawa manusia dapat teratasi dengan penggunaan robot.