Mohon tunggu...
duma pristi anti pasaribu
duma pristi anti pasaribu Mohon Tunggu... Mahasiswa

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Salak Padangsidimpuan: Warisan Alam dan Identitas Budaya Tapanuli

10 Juni 2025   20:59 Diperbarui: 10 Juni 2025   20:56 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dikutip dari FB @Potret Mandailing

Perkembangan olahan salak yang berada di Tapanuli Bagian Selatansudah berlangsung beberapa tahun lalu. Sehingga berlangsung produk industri olahan salak ini sebagai salah satu pemenuhan atau tambahan pendapatan yang dapat membantu ekonomi keluarga dan kesejahteraan masyarakat.

 Dengan adanya ekonomi kreatif di harapkan bisa dapat memberikan tambahan ide dan inovasi yang dapat menghasilkan karya baru, sehingga secara tidak langsung dapat memberikan pengaruh dalam segi penjualannya yang meningkat.

Dalam pengoptimalan ekonomi kreatif di Tapanuli Bagian Selatan (Khususnya Tapanuli Selatan dan Padangsidimpuan), para pelaku usaha salak ini masih kurang banyak yang bisa berkreativitas dalam mengolah salak maupun dalam memasarkan salaknya, para pelaku usaha salak hanya bias menjual salaknya dalam bentuk mentahan saja, hal ini dikarenakan banyaknya kendala-kendala di dalamnya seperti pendidikan yang kurang,kurangnya rumah pelatihan skill ataupun kurangnya pemahaman tentang industri kreatif, baik dari segi pengolahan pengiklanan maupun pembuatan.

Menjaga Warisan, Merawat IdentitasSalak Padangsidimpuan bukan hanya buah, melainkan simbol keterikatan antara manusia dan alam, serta cermin dari kearifan lokal yang diwariskan lintas generasi. Melestarikan pohon salak dan tradisinya berarti menjaga ekosistem, nilai budaya, dan identitas masyarakat Tapanuli itu sendiri.

Sebagai generasi penerus, sudah semestinya kita memberi apresiasi dan dukungan terhadap produk-produk lokal seperti salak Padangsidimpuan. Karena dari kebun kecil di Tapanuli, lahirlah sebuah warisan besar yang pantas dihargai oleh seluruh negeri.

Mengenal Salak Sibaqua dari Padangidimpuan

Dikutip dari rri.ci.id- Dalam Artikel KPKNL Padang Sidempuan disebutkan nama "Sibaqua" sendiri diambil dari nama sebuah desa di Kecamatan Angkola Barat, Kabupaten Tapanuli Selatan, yang menjadi sentra utama penghasil salak jenis ini. Disanalah, dengan kondisi tanah dan iklim yang mendukung, Salak Sibaqua tumbuh subur dan menghasilkan buah dengan kualitas istimewa.

Lantas, apa yang membuat Salak Sibaqua begitu istimewa? Perbedaan mendasar terletak pada cita rasanya yang manis legit dengan sedikit sentuhan rasa asam yang menyegarkan. Tekstur daging buahnya pun renyah dan tidak terlalu kering, memberikan sensasi yang memuaskan saat digigit.

Ukuran buah Salak Sibaqua cenderung sedang hingga besar, dengan kulit buah berwarna cokelat kehitaman yang khas dan sisik yang tidak terlalu tajam, sehingga relatif lebih mudah untuk dikupas.

Selain rasanya yang memikat, Salak Sibaqua juga memiliki beberapa keunggulan lain. Petani setempat percaya bahwa salak ini lebih tahan terhadap hama dan penyakit dibandingkan dengan beberapa jenis salak lainnya. Hal ini tentu berdampak positif pada hasil panen dan kualitas buah yang dihasilkan.

Popularitas Salak Sibaqua kini tidak hanya terbatas di wilayah Sumatera Utara saja. Permintaan akan buah ini terus meningkat, menjangkau berbagai daerah di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun