Mohon tunggu...
Drajat Teguh Jatmiko
Drajat Teguh Jatmiko Mohon Tunggu... -

Setidaknya, tulisan bisa sedikit mengharumkan namaku yang amis. ^_^\r\nFacebook: https://www.facebook.com/profile.php?id=100000413714348

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Surga Berada di Atas Bukit

20 Maret 2012   16:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:41 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kala hujan sore itu; di balik tirai bambu depan rumahnya dia duduk di atas kursi goyangnya, serta kepulan asap rokok kretek yang belum lama disulutnya, secangkir kopi dan beberapa camilan ringan. Dia kembali merenungkan mimpinya yang hadir dalam setiap lamunnya, mimpi yang telah mengganggu kehidupan nyatanya.

Minggu lalu, tepatnya hari selasa kliwon Dia bermimpi didatangi oleh seorang pria berperawakan besar dan bersinar putih menyala, seorang pria itu berkata bahwasanya -Surga ada di atas Bukit. ya, benar. surga ada di atas bukit pikirnya.

"mengapa orang itu bisa-bisanya berkata padaku bahwa surga ada di atas bukit? apa-apaan itu, memangnya aku ini orang bodoh yang bisa dibohongi dengan iming-iming keindahan-keindahan surga, surga yang berada dekat dengan rumahku, karena bukit itu ada di belakang rumahku, bukit itu pun tak berada jauh dari rumahku, dengan merangkak saja aku bisa sampai di puncaknya dengan cepat" ujarnya dalam hati.

Namun terlihat dari gerak-geriknya, bahwa dia masih saja memikirkan tentang mimpinya itu, mimpi yang dianggapnya bukan sekedar mimpi, mungkin dia merasa bahwa itu merupakan sebuah wahyu yang diberikan Dewa melalui mimpinya atau bahkan mimpi tentang harapan-harapan yang indah bak cerita dalam dongeng kanak-kanak yang hanya menceritakan tentang kebaikan, kejujuran serta cerita tentang kekuasaan raja-raja yang baik, tapi pada kenyataannya setelah mereka dewasa... -pikiran mereka tidak dihadapkan pada masalah-masalah yang akan dihadapinya kelak, masalah rumit tentang kedewasaan, yang tidak kuat dalam menghadapi masalah akan terseleksi oleh pikiran-pikirannya sendiri, pikiran tentang nglalu, yang dilakukan di kamar mandi, di atas menara, di gedung-gedung pencakar langit. ya, nglalu untuk bisa menuju sebuah surga yang diidamkan semasa kanak-kanak dulu, tentang cerita keindahan surga yang selalu didongengkan kepada anak oleh orang tuanya.

***

Malam telah berlalu, kokok pejantan kian lantang serta mentari pun telah berada di atab rumahnya haripun berganti pagi, namun Dia masih saja memikirkan mimpi itu, mimpi yang hadir sejak dua hari yang lalu. Dia merasa setelah mendapat mimpi aneh itu dia tak lagi bermimpi, tak lagi bermimpi tentang apapun, tidurnya seperti jalan lurus, samasekali tak ada mimpi yang hadir disetiap tidurnya.hingga sampai suatu saat Dia mengalami konflik, konflik antara batin dan pikirannya sendiri, antara keyakinannya dan rasa penasarannya, entah apa yang ada dalam pikirannya saat ini, tapi Dia bersikeras untuk datang menuju ke atas bukit itu, dimana bukit itu adalah letak adanya surga dalam mimpinya.


"Dik, aku akan berangkat mencari surga di atas bukit" ujarnya kepada istrinya, istrinya selama ini tidak pernah mendengar hal-hal aneh yang diucapkan olehnya, biasanya dia membicarakan tentang hal-hal yang sewajarnya saja, namun istrinya merasa hari ini suaminya begitu berbeda dari hari-hari sebelumnya, dia merasa bahwa suaminya menjadi aneh setelah mimpi itu, seperti orang kesurupan saja batinnya

"Mau ngapain kamu mas, mbok nggak usah aneh-aneh kamu itu, surga kok ada di atas bukit, apalagi bukit dibelakang rumah kita, aneh kamu ini mas. letak surga itu yang tahu hanya Tuhan mas, apa kamu meragukan keberadaanNya, ha?"

"bukan begitu Dik, tapi ini mimpi..."

"mimpi apa? mimpi konyol, mimpi aneh, mimpi yang menjerumuskan orang-orang sepertimu mas. Akupun dulu juga pernah bermimpi dibunuh oleh Bapakku sendiri, tapi itu hanya sebatas mimpi mas?!!"

"ya, tapi aku penasaran Dik, aku hanya sekedar ingin menengoknya"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun