Mohon tunggu...
Wahyu Triasmara
Wahyu Triasmara Mohon Tunggu... Dokter - Owner Klinik DRW Skincare

Seorang manusia biasa kebetulan berprofesi dokter yang ingin berbagi cerita dalam keterbatasan & kesederhanaan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Lagi, Bayi Meninggal akibat Asap Rokok

21 Agustus 2017   11:10 Diperbarui: 21 Agustus 2017   17:04 9054
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa waktu lalu saya kembali mendapatkan tautan tentang seorang bayi berusia satu 1 bulan yang meninggal lantaran terkena pneumonia berat yang menurut Ibunya berawal dari paparan asap rokok ketika acara keluarga dirumahnya. Bayi malang itu beberapa saat setelah acara tersebut mengalami sesak nafas dan batuk-batuk tak kunjung berhenti dan akhirnya harus dirawat di rumah sakit pada ruang khusus (PICU) karena kondisinya yang terus memburuk hingga akhirnya nyawanya tak tertolong.

Mohon maaf sebelumnya, bukan menuduh atau menyerang teman-teman perokok. Tapi memang kenyataanya demikian bahwa merokok ini bagi kesehatan kita utamanya anak-anak apa lagi balita amat sangat membahayakan. Kenapa demikian? Karena sistem kekebalan tubuh itu masih amat rendah sehingga berbagai penyakit masih mudah datang.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Lalu apa hubungannya rokok dengan kematian bayi diatas ?

Bayi atau balita yang sering terkena asap rokok mempunyai peluang dua sampai tiga kali lebih besar akan mengalami kerusakan mukosa paru-paru sehingga organ paru tersebut menjadi rusak dan fungsinya akan terganggu. Seperti kita tahu bahwa fungsi paru adalah untuk menangkap oksigen (O2) yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup kita.

Paru-paru anak-anak lebih kecil dibandingkan paru-paru orang dewasa. Anak/bayi bernapas lebih cepat daripada orang dewasa sehingga apabila ada zat-zat berbahaya seperti asap rokok mereka akan lebih banyak terpapar dibandingkan 1 orang dewasa.

Perokok pasif juga lebih berisiko mendapatkan berbagai penyakit ketimbang perokok itu sendiri. Jika dibandingkan perokok hanya menghirup 15% hasil pembakaran rokok sementara perokok pasif menghirup lbh banyak sekitar 85% nah bisa dibayangkan persentase sebesar itu jika terpapar kepada anak tentu efeknya luar biasa bagi kesehatan paru-parunya. Itulah kenapa jika Anda berkunjung ke rumahnya sakit banyak sekali kasus anak-anak kecil atau bayi yang mengalami gangguan pernafasan entah karena pneumonia, bronkitis, hingga asma.

Oleh sebab itu di sini saya sebagai dokter bukan mau meminta teman-teman perokok untuk berhenti, kenapa? Karena sangat sulit meminta teman-teman perokok untuk berhenti merokok. Kadang malah kita dicaci atau merampas hak asasi. Bukan.. bukan itu.. kita justru sayang pada teman-teman dan mengkhawatirkan kesehatan teman-teman perokok dan keluarganya di rumah yang juga seringkali terpapar asap rokok Anda.

Tapi memang berhenti merokok bukanlah perkara mudah apa lagi yang sudah mengalami kecanduan. Namun setidaknya di sini saya hanya memohon untuk kita bisa saling menghargai dan menghormati. Mau mengerti dan memahami hak juga kewajiban kita sebagai sesama mahluk sosial. Di luaran sana juga masih banyak orang-orang yang sejatinya sangat terganggu dengan asap rokok anda tapi kadang tidak sanggup untuk menegur atau mengingatkan ketika berada disekitar Anda yang sedang merokok. Oleh karenanya mohon dengan sangat untuk mau sedikit mengalah, menjauh atau mematikan rokoknya ketika ada orang di sekitar terutama anak-anak, bayi, atau ibu hamil.

Dan terakhir mohon juga untuk jangan tersinggung ketika ada yang mengingatkan Anda untuk jangan merokok di dekat mereka. Karena sekali lagi semua orang berhak untuk mendapatkan udara bersih. Kalau Anda bilang kakek saya perokok berat tapi umurnya juga panjang silakan, kalau Anda bilang asap kendaraan juga berbahaya tapi kenapa tidak dilarang juga silahkan. Tapi yang jelas perokok memang selalu saja ada alasan untuk bisa tetap merokok. Oke gapapa kok, tapi mohon hormati juga ya orang lain yang tidak merokok.

Salam sehat

Dr. Wahyu Triasmara (DrW)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun