Mohon tunggu...
Rizky Perdana
Rizky Perdana Mohon Tunggu... Dokter - dr,SpPD,KPTI,FINASIM,Dr(Epid)

Internist-Infectious Disease Consultant-Fellow Indonesian Society of Internal Medicine (FINASIM), Clinical Epidemiologist

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pemeriksaan Rutin Setara dengan Mesin untuk Deteksi Penyakit Jantung

7 Februari 2010   11:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:03 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pemeriksaan rutin yang dilakukan oleh seorang dokter ahli penyakit dalam (internist) dapat menyamai hasil pemeriksaan dengan menggunakan electrocardiogram atau biasa dikenal dengan istilah ECG/- EKG dalam memprediksi penyakit jantung. Demikian hasil studi yang dimuat di British Medical Journal November 2008 lalu.

Tes ECG dilakukan dengan meletakkan elektroda pada kulit lalu merekam aktivitas listrik jantung selama beberapa waktu untuk memeriksa adanya ritme abnormal. Pemeriksaan ini kerap dilakukan pada mereka yang diduga terkena angina, sebuah kondisi yang dicirikan dengan rasa sakit yang menusuk di dada yang merupakan ciri umum terjadinya penyakit arteri koroner. Di negara tempat penelitian yang menelurkan kesimpulan di atas dilakukan, yaitu Inggris, Angina dialami oleh 1 dari 50 orang. Kesimpulan lain studi, meski tes ECG efektif untuk mendeteksi adanya gangguan, namun kemampuan untuk memprediksi penyakit jantung di kemudian hari, masih belum diketahui.

Studi yang dikepalai oleh Adam Timmis, professor di London Queen Mary's School of Medicine and Dentistry, meneliti 8.176 pasien yang dicurigai terkena angina namun tidak memiliki riwayat sakit jantung sebelumnya.

Seluruh pasien menjalani pemeriksaan klinik standar dengan mengkaji beberapa kriteria termasuk umur, jenis kelamin, etnis, lamanya gejala, gambaran sakit dada, status merokok, dan riwayat hipertensi, serta obat yang dikonsumsi. Mereka juga menjalani pemeriksaan dengan ECG saat mereka istirahat. Sebanyak 60 persen di antaranya, juga menjalani ECG latihan, yaitu pemeriksaan ECG yang dilakukan ketika mereka tengah beraktivitas. Selanjutnya, semua pasien dimonitor hingga tahun berikutnya. Peneliti menemukan bahwa hampir separuh dari insiden jantung yang terjadi ternyata menimpa pasien dengan hasil ECG yang menyatakan tidak ada indikasi penyakit jantung. Sebaliknya pemeriksaan klinik rutin, justru dapat memprediksi adanya masalah jantung di kemudian hari.

Beth Abramson, direktur Saint Michael's Hospital di Toronto mengatakan penemuan tersebut mengingatkan tentang pentingnya menganalisa riwayat medis seseorang secara detail dan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh. "Informasi tambahan dari pemeriksaan ECG memang membantu pada beberapa pasien, namun tidak dapat memprediksi risiko pada setiap orang," ujar Abramson.

Sumber

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun