Sepulang ibadah dari gereja GKPS Haleluya, singgah dulu sebentar ke rumah untuk beres-beres, memasukkan barang-barang (yang sudah disiapkan terdahulu) ke dalam mobil. Setelah beres, kami berdoa, agar Tuhan menjauhkan segala bahaya dan tidak ada rintangan yang kami alami nantinya di perjalanan. Karena waktu sudah pukul 13 (jam 1 siang) waktunya untuk makan siang dulu.
Kami singgah di Rumah Makan 'Dahar' salah satu rumah makan etnis Batak di Medan. Seperti yang saya baca sebelumnya dari teman kompasianer lain, sopir dilarang dilarang keras makan terlalu kenyang. Begitu jugalah saya, sebagai sopirnya.
Karena kekenyangan bisa menimbulkan kantuk (mengantuk). Toh, kalau lapar di perjalanan bisa ngemil dengan makanan ringan yang sudah disiapkan.
Setelah makan siang, selanjutnya kami isi bahan bakar Pertamax sebelum memasuki jalur Tol Amplas-Tebingtinggi. Mobil Innova kami isi penuh (full) dengan biaya Rp 450.000.
Pukul 14.20 - 15.00 WIB: Tiba di pintu tol Tebingtinggi dengan tarif Rp 56.000. Selanjutnya memacu kendaraan maksimal kecepatan 80 Km/jam. Bagi saya, keselamatan jauh lebih penting dibanding kecepatan. Itu makanya tekanan gas maksimal di lari 80 km/jam, meski terkadang tanpa terasa sudah mencapai 100 Km/jam
Pukul 16.27 WIB: Tiba di Siantar, lanjut ke daerah Parapat.
Pukul 18.00 WIB: Rehat di Panatapan Parapat (Kabupaten Simalungun). Di sini kami sekalian makan malam, dengan biaya Rp 52.000
Pukul 20.00 WIB: Isi Pertamax lagi Rp200.000 (di sekitar Parapat)
Pukul 21.30 WIB: Tiba di Tarutung (Hotel Hineni). Fasilitas family room dengan 2 kamar Rp 495.000 (istirahat).