Mohon tunggu...
Arista Widya Ananda
Arista Widya Ananda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis hanya untuk meluapkan apa yang dirasakan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Akhlak Sebagai Seorang Muslim dalam Berorganisasi: Selalu Toleransi, Kapan Akan Menanamkan Sifat Tenggang Rasa?

1 Januari 2024   19:12 Diperbarui: 1 Januari 2024   19:22 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Akhlak terbentuk dari lingkungan dan kebiasaan. Ketika seseorang tinggal dalam ruang lingkup yang baik maka besar kemungkinan akhlaknya akan menjadi baik pula, ditambah juga ketika ia melakukan kebiasaan yang memang dianjurkan dalam islam maka dia akan menjadi pribadi yang baik lagi menyenangkan orang di sekitarnya. Akhlak juga menjadi landasan bagaimana seseorang akan berperilaku dalam kehidupan bermasyarakat, akankah dia menjadi pribadi yang baik atau malah merugikan orang di sekitarnya? Selain itu akhlak juga memiliki nilai penting dalam menjalani kehidupan sehari-hari terlebih lagi dalam lingkup organisasi atau sekelompok orang yang memang benar-benar menjunjung tinggi akhlak dan adab setiap anggotanya. Karena sejatinya manusia adalah makhluk sosial dan manusia tidak akan pernah bisa hidup sendirian.

Manusia adalah makhluk sosial sebagaimana yang dijelaskan dalam Quran surat Al-Hujurat ayat 49 yang memiliki arti "Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti" Allah telah menciptakan manusia berbeda-beda untuk saling mengenal dan menjalin hubungan baik satu sama lain, meskipun dalam kehidupan sehari-hari manusia seringkali mengalami perselisihan atau perbedaan pendapat tetapi tidak dipungkiri bahwa hal tersebutlah yang membuat hidup lebih bermakna dan kita dapat melihat sesuatu dari sudut pandang yang lain dan tidak hanya memikirkan diri kita sendiri. Maka berorganisasi merupakan salah satu contoh menjalin hubungan dan kerja sama yang baik. 

Organisasi adalah sebuah kelompok yang berisikan orang-orang dengan visi dan misi yang sama untuk mencapai sesuatu dalam kelompok tersebut, hal yang ingin dicapai bisa berbentuk dalam masa yang lama dan berkelanjutan atau sesuatu yang hanya sekali tetapi memberikan dampak besar dalam satu tujuan. Dalam berorganisasi sudah pasti kita akan menemui orang-orang dengan kepribadian dan sifat yang berbeda. Gesekan atas perbedaan pendapat juga menjadi hal yang lumrah dan sangat normal untuk terjadi, karena hal tersebut bisa menghantarkan organisasi tersebut pada sesuatu yang lebih besar melalui banyak pemikiran yang berbeda. Bertemu dan saling mengenal membuat kita tanpa sadar sudah saling terikat pada sebuah tali persaudaraan yang tidak kasat mata, tali yang akan menyadarkan kita tentang batas-batas etika dan adab kepada manusia lainnya. Ada kalanya batas tersebut mengendur atau bersifat lentur terhadap beberapa hal akan tetapi ada batasnya juga batas tersebut membuat kita lebih berkaca pada apa yang seharusnya dan tidak seharusnya dilakukan. Maka diperlukannya sifat toleransi atas perbedaan-perbedaan yang ada. 

Pada hakikatnya toleransi memiliki arti saling mengerti, saling menerima, dan memahami satu sama lain.Toleransi merupakan sikap yang dibentuk bukan ada dengan sendirinya, maka dari itu toleransi juga merupakan salah satu sikap mental dasar yang sudah seharusnya dibentuk sejak menginjak bangku sekolah, dimana anak-anak akan diajarkan caranya menghormati, menghargai, dan menyayangi sesama manusia dan sesama makhluk ciptaan Tuhan. Hal ini berkaitan dekat dengan adab seorang muslim, diciptakan berbeda untuk saling mengenal bukan membenci adalah kunci utama. Mentolerir kesalahan orang dengan sebab yang jelas juga merupakan salah satu adab yang baik, dan itulah yang dimaksud dengan batas yang menjadi fleksibel dengan alasan yang jelas dan dapat dipahami, tapi apa jadinya kalau kita terus menerus mentolerir tanpa mereka yang merasa tenggang rasa dengan kita dan diri mereka sendiri?

Tenggang rasa dalam KBBI memiliki arti menghargai dan menghormati perasaan orang lain. Bahkan sikap tenggang rasa juga tercantum dalam sila kedua pancasila yang berbunyi "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab" hal tersebut menunjukkan bahwa memang seharusnya karena sikap tenggang rasa mencerminkan bagaimana kita sebagai seorang manusia bersikap saat menghadapi orang lain dan lebih menghargai orang lain tanpa membuat orang itu merasa tidak nyaman ataupun tersindir. Pada dasarnya Tenggang rasa dan Toleransi memiliki makna yang begitu dekat dan erat, tenggang rasa itu bagaimana orang lain menghargai perasaan orang lain dan toleransi adalah bagaimana kita menghargai orang lain. Tetapi dewasa ini seolah-olah tenggang rasa bukanlah hal penting bagi banyak orang. Banyak yang mulai apatis terhadap perasaan orang lain dan hanya memikirkan kepentingannya sendiri dan biasanya hal ini terjadi karena kita kerap kali mentolerir bagaimana seseorang bersikap atau melakukan sesuatu. Dalam hal ini akan diperjelas dengan contoh sikap tidak tenggang rasa dalam berorganisasi.

Dapat diilustrasikan ketika kita memiliki janji dengan orang lain atau dengan kelompok organisasi dengan jadwal yang sudah pasti dan jelas tetapi di hari H ketika sudah jamnya untuk mulai berdiskusi ternyata ada yang izin untuk terlambat. Mulanya hal tersebut dapat dimaklumi dan ditoleransi tetapi semakin kesini semakin sering untuk izin terlambat, lantas perlukah kita terus mentolerir hal tersebut? Dalam ilustrasi tersebut dapat terlihat orang tersebut tidak hanya sesekali izin karena alasan mendesak tetapi kerap menjadikan hal-hal lain diluar prioritasnya sebagai alasan dari keterlambatannya. Pertama dia sudah tidak menanamkan sifat tenggang rasa dengan terus melakukan keterlambatan tanpa menghargai waktu dari orang yang sudah menunggunya di tempat yang sudah dijanjikan, kedua dia tidak menghargai dirinya sendiri sebagai seorang muslim yang baik dengan melanggar janji atau menjadi seorang pendusta, kemudian yang terakhir dia juga tidak mencerminkan adab Rasul yang dimana Rasul selalu mendahulukan kenyamanan dan perasaan orang lain. Ketika ada hal yang memang bersifat mendesak dan sangat penting alangkah baiknya sampaikan dengan kalimat yang sopan dan santun, tidak terburu-buru karena akan memberikan kesan bahwa hanya dirimulah yang paling sibuk di antara mereka yang sudah menunggu. Setiap orang yang sudah datang tepat waktu seperti yang dijanjikan maka percayalah bahwa mereka juga memiliki kesibukan tersendiri dan masih menyempatkan waktu untuk datang menepati janji yang memang sudah dibuat. Hal ini juga termasuk dalam adab yang kerap dilupakan dalam kehidupan sehari-hari. 

Mulailah untuk memperbaiki akhlak diri sendiri dari hal-hal paling kecil. Hargailah waktu orang lain karena tentunya setiap orang memiliki kesibukannya masing-masing. Toleransi itu penting tentunya, mengingat Indonesia dihuni oleh beragam suku dan budaya dengan ciri khasnya masing-masing tetapi tentunya tidak ada budaya yang mengajarkan seseorang untuk bersikap seenaknya terhadap orang lain. Maka dari itu mulailah tanamkan dalam diri tenggang rasa, dengan berkaca pada kebiasaan diri sendiri, apakah masih sering membuat orang lain merasa tidak nyaman di sekitar diri kita? masih seringkah perkataan kita membuat orang lain sakit hati? masih seringkah apa yang kita perbuat justru menyusahkan orang lain? Mari menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya dengan menanamkan kembali sifat tenggang rasa dan toleransi yang baik sebagaimana seorang muslim seharusnya bersikap.

Arista Widya Ananda_20230510080_HI B_AIK1 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun