Situasi keuangan keluarga bisa menjadi topik pembahasan antara orangtua dan anak. Tujuannya agar anak bisa melek pada kondisi keuangan keluarga, memahami cara orangtua dalam mengatur anggaran rumah tangga hingga memotivasi anak untuk tak menyalahgunakan keuangan keluarga.
Akan tetapi, pembahasan itu perlu ada batasnya. Tak semua hal yang berkaitan dengan kondisi keuangan keluarga diketahui oleh anak. Atau dengan kata lain, orangtua perlu melabelkan "rahasia" untuk hal-hal tertentu.
Pada tempat pertama, hal yang mungkin bisa didiskusikan orangtua dengan anak mengenai keuangan keluarga yakni menyangkut anggaran yang dialokasikan demi kebutuhan anak.
Misalnya saja, itu menyangkut jumlah uang jajan/saku yang mesti diterima anak per hari.
Orangtua bisa menjelaskan kepada anak tentang alasan di balik jumlah uang saku yang relatif sama diterima setiap hari dan bagaimana memanfaatkan uang saku tersebut. Penjelasan itu bertujuan agar anak tak menuntut lebih dan melihat dengan bijak dari pemberian uang saku.
Penjelasan orangtua juga bertujuan agar anak tahu bahwa uang saku itu diberikan bukan lantaran kelebihan. Akan tetapi, itu adalah salah satu porsi yang dialokasikan oleh orangtua setelah mempertimbangkan pendapatan keluarga dalam jangka waktu tertentu.
Saya memperhatikan pola pengasuhan saudara saya pada anak-anak mereka. Setiap kali diberikan uang jajan, orangtuanya selalu memintanya untuk menyisihkan sebagian dari uang jajannya itu untuk dimasukan ke celengan.
Tak jarang, dia menyisihkan semua uang jajannya ke dalam celengan. Artinya, dia tak membelanjakan uang jajannya di sekolah atau juga ada teman yang mentraktirnya.
Kebiasaan itu bukan saja melatih anak untuk menabung, tetapi juga membangun kesadaran pada anak memanfaatkan uang yang diberikan oleh orangtua dengan bertanggung jawab.
Sama halnya dengan cara orangtua mengalokasikan uang untuk membeli pakaian untuk anak. Perlu penjelasan pada bagaimana orangtua mengiyakan tuntutan anak untuk berbelanja pakaian. Dengan itu, anak tak sekadar meminta berbelanja pakaian lantaran ikut tren.