Â
Nama Liga Arab Saudi dan sekaligus klub kaya Al-Nassr naik daun semenjak Cristiano Ronaldo bergabung. Magnet popularitas Ronaldo menaikkan pamor klub Al-Nassr.
Bahkan, jumlah pengikut di media sosial dan perhatian pada sepak bola Arab Saudi ikut merangkak naik berkat keputusan Ronaldo yang mau pergi dari Manchester United dan berkarir di Arab Saudi.
Popularitas Ronaldo memang tak bisa diragukan. Boleh dibilang, statusnya bak "selebriti" ala dunia sepak bola.
Langkah Al-Nassr dalam merekrut Ronaldo hanya salah satu dari cara Arab Saudi untuk meningkatkan citra sepak bola dari negara asal Timur Tengah tersebut. Setelah Ronaldo tiba, eksodus para pemain top dari Eropa menjadi wajah yang lumrah setiap musim di Arab Saudi.
Bahkan, klub-klub kaya asal Arab Saudi tak ragu untuk melakukan tawaran dalam mendapatkan tanda tangan pemain seperti Vinicius Jr dari Real Madrid dan Bruno Fernandes dari Manchester United. Tawaran dengan harga uang tinggi berada di balik rayuan klub-klub asal Arab Saudi tersebut.
Akan tetapi, terlihat bahwa para pemain tersebut lebih memilih berkarir di Eropa daripada mengiakan kekuatan uang dari Arab Saudi. Di sini sangat jelas menunjukkan bahwa sepak bola bukan saja sekadar uang, tetapi juga pencapaian sejarah.
Bermain dengan klub-klub top di Eropa lebih berkenan dari aspek sejarah daripada berlabuh ke klub-klub asal Arab Saudi yang sementara membangun citranya.
Belum tentu, langkah Arab Saudi saat ini bisa bertahan lama dan permanen. Itu semua bergantung pada kekuatan finansial.
Terbukti dengan upaya sepak bola Cina yang coba menarik para pemain top dari Eropa. Beberapa pemain berhasi mendarat ke klub-klub asal Cina. Namun, langkah itu perlahan meredup. Cina tak lagi menerapkan belanja besar dalam mencari pemain.