Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ketika Flexing Jadi Gaya Hidup yang Tren di Korea Selatan

25 Maret 2023   17:36 Diperbarui: 25 Maret 2023   17:38 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Flexing. Foto: Shutterstock/Roman Samborskyi via Kompas.com

Flexing atau pamer harta menjadi topik hangat di tanah air akhir-akhir ini. Sebabnya, gegara kasus pejabat dan anggota keluarganya yang pamer harta dan kemewahan di media sosial. 

Aksi flexing itu melahirkan kontroversial lantaran status mereka sebagai pejabat dan juga koneksi antara pendapatan yang mereka terima sebagai pejabat dengan gaya hidup mewah yang ditampilkan di medsos. 

Hemat saya, tak masalah flexing apabila yang ditunjukkan itu merupakan murni buah dari kerja keras. Masalahnya saat pamer harta itu hanyalah hasil dari penyelewengan dan penipuan. Gegara mau pamer kekayaan, jabatan digadai dan integritas diri pun dijual. 

Hal inilah yang menjadi landasan kritik publik pada pejabat yang mempunyai banyak harta dari cara yang salah dan memamerkannya di medsos. 

Flexing bukanlah fenomena baru dalam realitas sosial.  Tak hanya terjadi di Indonesia. Ini sudah menjadi fenomena umum. 

Sisi positifnya adalah hal itu bisa menjadi inspirasi dan juga motor yang bisa menggerakan orang lain untuk melakukan hal yang sama. Toh, tak sedikit orang yang sukses lantaran terinpirasi dari orang-orang yang pamer harta. Mereka bekerja keras agar bisa mendapatkan barang yang diinginkan. 

Di Korea Selatan, flexing seperti menjadi tren dari gaya hidup. Melansir berita harian asal Filipina, Inquirer. Net (22/3/23), perilaku flexing menjadi gaya hidup masyarakat Korsel. Bahkan, flexing dipandang sebagai kebajikan dan bukannya keburukan. 

Menurut harian asal Filipina ini, masyarakat Korsel mempunyai obsesi besar untuk mengenakan pakaian buatan desainer terkenal atau juga memakai barang-barang yang bermerek. 

Hal itu ikut menjangkiti anak-anak sekolah yang berasal dari kalangan kelas menengah. Mereka terobsesi untuk memakai pakaian branded kala pergi ke sekolah. 

Barang-barang dari desainer ternama gampang terlihat di pusat kota Seoul, ibukota Korsel. Akibat tren ini, menurut Morgan Stanley, Korsel masuk sebagai negara yang paling membeli banyak barang berharga di tahun 2022. Korsel masuk salah satu negara yang banyak membeli banyak barang mahal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun