Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Agar Tetap Jadi Suporter yang Fanatik Tapi Tak Anarkis

5 Oktober 2022   19:38 Diperbarui: 5 Oktober 2022   19:47 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi situasi di stadion. Foto: Kompas.com/Suci Rahayu

Pada titik ini, tak masalah menjadi suporter yang fanatik. Persoalannya, ketika sikap fanatik itu berujung pada aksi-aksi anarkis yang merusak diri sendiri, menciderai image tim yang dibela dan suporter lawan, sekaligus merugikan pihak lainnya. Maka dari itu, kita perlu mempunyai mentalitas fanatik tanpa berlaku anarkis. Hemat saya, tiga hal yang perlu dilakukan.

Pertama, Mentalitas menerima Kelebihan Tim lain

Barangkali kita familiar dengan ungkapan di atas langit masih ada langit lainnya. Artinya, kita perlu menyadari bahwa kemampuan dan kelebihan kita bukanlah super power yang mana melampaui orang lain di dunia. Masih ada yang lebih hebat.

Hal yang sama juga berlaku dalam dunia sepak bola. Kekuatan sebuah tim taklah permanen. Ada masanya kekuatan tim itu melemah. Bisa saja karena faktor kondisi interen klub sendiri, atau juga perkembangan tim lain.

Dengan ini, kita pun perlu rendah hati dan terbuka menerima dan mengakui kelebihan yang dipunyai oleh tim lain. Pengakuan itu bisa membuka cara pandang kita dalam menerima kelemahan yang dimiliki tim yang kita idolai dan juga bisa berujung pada penerimaan pada kekalahan.  
 
Kedua, Berpikir Positif pada Kegagalan

Barangkali kita familiar dengan ungkapan kegagalan bisa menjadi guru terbaik. Artinya kita bisa menimba hal-hal positif dari kegagalan yang terjadi. Tujuannya, pada kesempatan berikutnya kita pun tak jatuh pada kegagalan yang sama.

Lebih jauh, kita juga perlu mempunyai pikiran positif pada kegagalan yang terjadi, termasuk kegagalan atau pun kekalahan yang menimpa tim yang kita idolai. Pikiran positif itu mencakupi kemampuan kita menganalisa dan mengevaluasi hal-hal yang menjadi sebab dari kegagalan itu terjadi.

Dengan ini, pengetahuan kita pun makin bertambah saat kita menjumpai kegagalan yang sama. Pasalnya, kita sudah belajar dan mengevaluasi kegagalan tim kita, serentak belajar dari kegagalan tersebut.

Ketiga, Belajar dari tim-tim lainnya

Bersikap fanatik juga tak sepenuhnya tertutup pada pandangan luar. Kita berani keluar dari comfort zone dan perlu membaca dan mempelajari perkembangan yang terjadi pada tim-tim lainnya. 

Tujuannya agar kita bisa melihat kelemahan yang dimiliki oleh tim yang kita idolai hingga bisa mengakui kelebihan tim-tim lain. Juga, pembelajaran itu juga membuka wawasan kita tentang persaingan di antara tim. Tiap persaingan selalu menghadirkan kenyataan kalah atau pun menang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun